43. Second choice

871 39 0
                                    

"Pagi dokter Airin." Sapa Bara tidak sengaja berpapasan dengan Airin di parkiran rumah sakit.

Airin tersenyum tipis pandangan matanya tertuju pada sosok yang ada disebelah Bara, Reno tampak acuh dengan hp nya jika dilihat dari gerakan tangannya sepertinya sedang berkirim pesan dengan seseorang.

"Pagi juga dokter Bara, dokter Reno." Sapa balik Airin dengan manis. Reno mendongak menatap Airin mendengar namanya ikut disebut, dengan sopan Reno mengangguk membalas sapaan Airin.

Usut punya usut ternyata Airin ini umurnya sama seperti bara dan Reno, meskipun wajah nya terlihat sangat muda tapi umur nya sudah sangat matang wajar saja banyak yang langsung menyukai nya.

"Gak dianterin?." Tanya Bara basi-basi mereka berjalan bersamaan menyusuri koridor rumah sakit.

"Iya, biasa kemana-mana sendiri." Balas Airin lembut.

"Calon suami atau pacar nya kemana emang?."

Mulai. Reno sudah sangat jengah Bara yang sengaja sekali pertanyaannya itu.

"Saya belum punya, masih mau fokus karir." Ucap Airin malu-malu.

"Oh begitu, bagus sih." Bara tersenyum tangannya menyenggol Reno yang berjalan disebelahnya.

Reno menghentikan langkah nya membuat Airin ikut berhenti begitupun dengan Bara yang ikut-ikutan.

"Ada apa dokter Reno?."

"Kaya nya ada yang ketinggalan dimobil, saya pergi ambil dulu." Ucap Reno langsung melengos pergi begitu saja.

"Dia emang teledor, mari." Ucap Bara pelan kembali berjalan bersama Airin.

Airin tersenyum kecil. "Tapi dari apa yang saya lihat sepertinya dokter Reno bukan tipe orang yang begitu." Ucap nya.

"Cover nya doang itu mah."

"Begitu ya." Bara mengangguk dalam hati nya tertawa puas telah menjelekkan Reno tanpa sepengetahuan orang nya, kapan lagi coba.

Sedangkan orang yang dibicarakan kini diam-diam sudah berada diruangan nya, tadi Reno hanya alibi saja untuk menghindari dua manusia itu. Entah kenapa Reno tidak terlalu ingin berinteraksi bukannya sombong atau apa hanya saja nanti pasti akan ada pergunjingan gosip dan dia selalu menghindari hal itu demi kesejahteraan pekerjaannya.

Hari ini jadwal Reno lumayan padat mungkin dia akan lembur beberapa jam, tapi sepadat apapun pekerjaannya tidak akan menjadi beban karna Reno selalu melakukan pekerjaannya dengan ikhlas dan sabar jadi selain mendapatkan gaji dia juga mendapatkan pahala di setiap hal yang dilakukannya.

Suara deringan telpon membuat perhatian Reno yang sedang memakai snelli nya teralihkan. "Tumben." Gumam Reno melihat nama si penelepon kemudian segera menjawab nya.

"Kenapa?." Tanya Reno tanpa basa-basi menyapa.

"No, charger laptop gue ketinggalan di mobil lo, gue mau pake bisa tolong anterin gak?."

Kan, memang nih manusia satu gak bisa adem ayem ada saja tingkah nya yang merepotkan.

"Gue bilang juga apa, cek dulu sebelum turun tadi." Semprot Reno kesal karna kalo sudah begini pasti dia juga yang repot.

"Gak sadar." Ucap Acha tanpa beban.

"Apa sih yang lo sadar in."

Perasaannya saja gak pernah sadar, miris.

Reno melihat arloji nya. "Gue gak bisa nganterin sekarang, paling dua jam lagi baru bisa gue anterin kesana." Ucap nya.

Hi, AchaWhere stories live. Discover now