42. Sabar pak dokter

877 37 0
                                    

"No, gue mau buka usaha."

"GAK USAH NGACO!."

Hidup lagi capek-capek nya perkara motor gak ketemu-ketemu malah denger Acha pengen buka usaha yang kemungkinannya itu sangat minimalis banget.

Sekelas orang mager kaya Acha mau buka usaha? Mau jualan apa coba, gerak dikit aja ngos-ngos an ngeluh mulu ini malah berlaga mau buka usaha ujungnya nanti malah Reno yang repot.

Acha merengut pelan. "Minggu depan udah libur semester pertama, gue pengen buka usaha biar ada aktivitas." Ucap Acha bergelayut manja di lengan Reno yang sibuk berkutat dengan laptop nya.

Reno menggeleng. "Buka usaha banyak pertimbangannya bukan main asal buka aja, lagian mau buka usaha apa? ternak curut?." Ujar nya.

"Apa aja, jual pop ice atau seblak didepan rumah juga gue mau."

"Prettt. Siapa yang mau beli."

"Ih, biar kaya orang-orang, No."

"Tapi lo gak kaya orang-orang, Cha." Timpal Reno tetap fokus pada layar laptopnya meskipun Acha menggelayuti tangannya dengan segala gaya.

Acha mendengus kasar merebahkan kepalanya ke tangan sofa sedangkan kaki nya berselonjor diatas pangkuan paha Reno dengan santai.

Kening Reno mengernyit tidak sengaja melihat bekas goresan di punggung kaki Acha. Cowok itu menggeser laptop nya menetap dengan lekat kaki kecil Acha. "Luka kapan? Kok gue gak tau?" Tanya Reno menyentuh pelan bekas luka itu membuat Acha menegakan badannya hendak menarik kaki nya namun ditahan Reno.

"Itu cuman ketiban barang aja." Jawab Acha berusaha menutupi bekas luka nya dengan tangan.

"Ck. Diem dulu kenapa sih, biar gue liat."

Acha pasrah saja membiarkan Reno memeriksa bekas luka nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acha pasrah saja membiarkan Reno memeriksa bekas luka nya. Jarak mereka cukup dekat, Acha bisa melihat dengan jelas garis rahang tegas cowok disampingnya, hidung yang terpahat sempurna dan kulit yang putih bersih seperti orang yang sering perawatan.

"Kenapa gak ngomong ke gue?." Tanya Reno melihat Acha.

Bola mata bulat itu berkedip pelan, apa-apaan ini kenapa tiba-tiba jantungnya berdebar hebat begini saat pandangan matanya dan Reno tidak sengaja bertabrakan.

"G-gue gak sadar." Ucap Acha gugup.

"Masa iya gak sadar, emang gak sakit?." Acha menggeleng pelan.

"Gak sakit?." Tanya Reno sekali lagi.

"Gak sakit, Ren— Akhh, sakit jangan diteken."

"Kan, bohong."

Acha menyengir. "Dikit." Cicit nya.

Reno geleng-geleng. "Udah diobatin belum?."

"Udah, palingan bentar lagi juga sembuh ilang bekas nya." Jawab Acha.

Hi, AchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang