Lost

170 15 0
                                    


"Bantu aku membawa Wonyoung ke mobil, kita harus segera ke rumah sakit!" teriak Dong Yoon pada beberapa pelayan yang membantu tuannya.

Joo Myung yang berlari dengan cepat ke lantai bawah melihat darah mengalir di kaki Wonyoung. Saat itu, Wonyoung menggunakan dress selutut sehingga dengan jelas Joo Myung melihat darah yang mengalir berasal dari pangkal paha Wonyoung. "Tidak. Ini tidak boleh terjadi, ayo cepat kita ke rumah sakit," lirih Joo Myung melihat putri bungsunya tidak berdaya.

Danielle masih terpaku di lantai atas, dia tidak sengaja mendorong adiknya. Danielle tersadar tindakannya pada Wonyoung sudah keterlaluan. Wanita itu menuruni anak tangga dengan cepat, dia ingin mengejar kedua orang tuanya yang sudah terlebih dahulu menuju rumah sakit.

Hatinya perih melihat darah yang tercecer di lantai rumahnya. Debaran jantungnya berpacu saat setiap orang di kediamannya menatap dirinya penuh dengan kebencian. Bahkan supir pribadi keluarganya tidak ingin mengantarkannya ke rumah sakit.

Danielle menghentikan sebuah taksi yang lewat di depan rumahnya. Dia menuju rumah sakit terdekat, karena berpikir Wonyoung pasti dibawa ke rumah sakit itu. "Maafkan aku, Wonyoung. Aku tidak menyangka perbuatanku dapat menyebabkanmu terluka. Aku menyesali semuanya," gumam Danielle sepanjang perjalanan menuju rumah sakit.

***

Di sebuah perusahaan terlihat seorang pria yang sangat gelisah. Dari awal meninggalkan rumah pikirannya hanya tertuju pada Wonyoung. Tidak fokus pada pekerjaannya, Sunghoon mencoba menghubungi Wonyoung untuk menghempaskan semua keraguannya. Dia ingin mengetahui keadaan istrinya yang tadi pagi terlihat sedikit pucat. Sunghoon memencet tombol panggilan di ponselnya, lalu menunggu Wonyoung mengangkat panggilan darinya.

"Hallo, apa yang sedang kamu lakukan, Sayang?" tanya Sunghoon dengan nada lembut.

"Sunghoon!! Wonyoung terjatuh dari tangga. Papa sedang membawanya ke Rumah Sakit Royal Victoria. Segeralah datang ke rumah sakit!" Ucap Dong Yoon yang mengangkat panggilan dari ponsel Wonyoung.

"Baik, Pa. Aku akan segera ke rumah sakit!" balas Sunghoon lalu mengakhiri panggilannya.

Hati Sunghoon mencelos, terjawab sudah kegelisahan yang dari tadi dia rasakan. Dia tidak ingin menduga-duga yang terjadi pada Wonyoung. Istrinya memang memberikan pesan bahwa dia akan pergi ke kediaman orang tuanya. Bahkan, dia memberitahukan, kalau supir pribadi Wonyoung mengantarkan wanita itu.

Sunghoon tidak menyangka Wonyoung bisa terjatuh dari tangga di kediaman mertuanya. Tidak ingin menduga-duga kejadian yang sudah menimpa istrinya, Sunghoon dengan cepat beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju rumah sakit.

***

Sunghoon tiba di rumah sakit saat Wonyoung sedang berada di ruang tindakan. Pria itu menghampiri Dong Yoon dan Joo Myung yang menunggu dengan cemas. "Apa yang sudah terjadi? Bagaimana bisa Wonyoung terjatuh?" tanya Sunghoon pada mertuanya.

Joo Myung masih menangis, dia takut hal yang diperkirakannya, memang terjadi pada Wonyoung. Saat melihat darah yang berasal dari pangkal paha Wonyoung, hatinya terus saja dilanda kengerian.

"Keluarga Nyonya Park?" Panggil seorang petugas kesehatan.

Sunghoon segera menghampiri petugas tersebut. "Bagaimana keadaan istri saya?" tanya Sunghoon pada petugas kesehatan.

"Kami ingin memberitahukan terlebih dahulu, kalau pasien telah mengalami pendarahan sehingga dengan terpaksa kami harus melakukan kuretase. Mohon maaf, janin yang dikandung oleh pasien tidak dapat bertahan," ungkap petugas kesehatan.

"Ap... apa? Is...Istri saya hamil?" Tanya Sunghoon.

"Betul, Tuan. Mohon maaf, kami tidak dapat mempertahankan janin tersebut, karena terdapat benturan yang cukup keras, sehingga mengenai bagian bawah perut pasien," jawab petugas kesehatan yang prihatin.

Sunghoon sungguh terguncang dengan apa yang ia dengar, tubuhnya merosot hingga dia terduduk di lantai. "Tidak! Ini tidak mungkin! Kami sudah sangat menantikan kehadirannya. Tidak mungkin secepat ini kami kehilangannya." Pria itu mengeluarkan tangisan sedihnya.

Dong Yoon dan Joo Myung sangat sedih mendengar kabar, bahwa Wonyoung telah kehilangan janinnya. Dong Yoon membantu Sunghoon untuk duduk di tempat duduk. Dia sangat memahami kesedihan yang Sunghoon rasakan. "Bagaimana aku akan mengatakannya pada Wonyoung?" Racau Sunghoon yang tidak sadar, kalau perilakunya mengundang tatapan orang lain untuk melihatnya.

Di tengah kesedihan yang melanda mereka bertiga, seorang wanita datang tergesa-gesa, ingin mengetahui keadaan adiknya. "Bagaimana dengan keadaan Wonyoung? Apa yang terjadi padanya? Dia tidak apa-apa, kan?" tanya Danielle pada ketiga orang yang masih terlihat bersedih.

"Puas kamu, Danielle? Puas kamu, telah membuat adikmu kehilangan janinnya! Kamu yang membuatnya keguguran! Aku tidak menyangka putri sulungku dengan cepat berubah menjadi seorang perempuan yang tidak memiliki perasaan!" Joo Myung berteriak menjawab pertanyaan yang diajukan Danielle.

Sunghoon yang masih terpuruk, mendengar berita Wonyoung keguguran, menolehkan kepalanya ke arah Danielle. Teriakan Joo Myung telah menjelaskan semua hal yang membuat diriya bertanya-tanya. "Jadi, ini semua ulah dieimu? Apa lagi yang ingin kau lakukan pada hidupku? Tidak cukupkah kamu telag membuat keluargaku dan keluargamu sendiri malu, dengan kabur bersama kekasihmu itu, pada saat hari pernikahan?" Cerca Sunghoon yang sudah berdiri menghadap Danielle.

Danielle ketakutan saat melihat tatapan tajam Sunghoon padanya. Adik iparnya itu seperti ingin membunuhnya. "Kamu harus mengalami penderitaan yang sama dengan kami. Aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang." Sunghoon maju dan mencekik leher Danielle. Wanita itu meringis kesakitan.

"Ma... maafkan, aa ... kuhh...," mohon Danielle kepada Sunghoon, yang tidak memedulikan permohonannya.

Wajah Danielle yang sudah memerah, membuat Dong Yoon mengambil tindakan. Dia tidak mungkin tega ke pada putri sulungnya sendiri, dengan membiarkannya mati ditangan menantunya.

"Hentikan, Sunghoon! Jangan berbuat hal yang konyol! Bagaimana kamu bisa menjelaskan kepada Wonyoung, kalau kamu melukai kakaknya? Bagaimana pun Danielle adalah kakak Wonyoung, kamu pasti mengenal istrimu yang tidak akan pernah ingin menyakiti kakaknya sendiri." Dong Yoon berusaha untuk menghentikan cekikan tangan Sunghoon pada leher Danielle.

Sunghoon yang mendengar perkataan Dong Yoon tentang Wonyoung pun menurunkan tangannya. Pria itu menangis memikirkan keadaan Wonyoung. "Pergi dari sini! Aku yakin Wonyoung tidak ingin menemui dirimu! Jangan sampai aku kembali khilaf dan membunuh dirimu!" Perintah Sunghoon kepada Danielle yang memegang lehernya sendiri.

Danielle menangis, hatinya berdenyut nyeri memikirkan kondisi adiknya. Dia menyesali semuanya. Wanita itu tidak menyangka tindakannya mendorong Wonyoung dapat mengakibatkan sang adik harus kehilangan janinnya.

"Maaf. Maafkan, aku. Aku tidak sengaja mendorong Wonyoung hingga terjatuh dari tangga. Aku tidak tahu Wonyoung sedang hamil," ucap Danielle.

"Kalaupun kamu tahu, aku sangat yakin kamu akan semakin menyakiti Wonyoung. Apa yang membuatmu kembali lagi? Apa yang kamu inginkan?" tanya Sunghoon geram.

Danielle hanya diam, dia memikirkan kembali tujuan utamanya kembali ke keluarga Jang. Dia ingin mendapatkan semua yang sudah didapatkan oleh Wonyoung. Perusahaan, pernikahan dengan Sunghoon dan hidup bahagia tanpa memikirkan kondisi keuangan. Sangat berbeda dengan kehidupannya dengan Junghwan yang serba terbatas. Dia sudah tidak dapat lagi membeli makanan kesukaannya, dia tidak dapat melakukan perawatan ke salon, apa lagi berbelanja untuk membeli semua barang-barang mewah yang dia inginkan.

Seorang pria datang ketika Sunghoon mengajukan pertanyaan pada Danielle. Pria itu adalah Junghwan yang datang untuk menjemput Danielle. Saat datang ke kediaman Jang, dia diberitahukan oleh petugas keamanan bahwa keluarga Jang sedang kerumah sakit, karena nona mereka terjatuh dari tangga. Jadi, disinilah Junghwan yang juga menanti jawaban Danielle.

"Aku hanya ... iri pada adikku. Maafkan aku. Aku hanya menginginkan semua hal yang dimiliki oleh Wonyoung. Aku menyesali semuanya. Maafkan aku?" Jawab Danielle yang kemudian menangis, sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

***










Substitute Bride | (Sunghoon & Wonyoung) (HIATUS)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon