Apology

153 15 0
                                    


"Kamu selalu beruntung, Wonyoung!" Ucap Danielle yang melihat konferensi pers yang disiarkan di salah satu stasiun TV. Dia merasa sangat kagum dengan Sunghoon yang melindungi adiknya.

Danielle tidak menyangka Sunghoon ternyata memiliki perasaan khusus pada adiknya. Dia mengira pria itu tidak memiliki ketertarikan pada wanita, karena saat bersamanya Sunghoon hanya menunjukkan wajah datarnya.

Danielle mengira kepergiannya dapat membuat orang tuanya sadar bahwa perjodohan yang mereka lakukan dapat membuatnya tertekan. Akan tetapi, dia malah menimpakan hal tersebut pada adiknya yang malah bernasib beruntung bisa menikahi Sunghoon.

Danielle dan Junghwan pergi ke pinggiran kota untuk menghindari pencarian dari orang tua Danielle. Junghwan menikahi Danielle agar mereka dapat tinggal bersama. "Aku berjanji akan memenuhi kebutuhan hidupmu Danielle, walaupun tidak mewah setidaknya aku menjaminmu tidak akan kekurangan," janji Junghwan pada Danielle yang pada saat itu telah dinikahi olehnya.

Junghwan sudah melamar pekerjaan di sebuah perusahaan kecil dan mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka menyewa apartemen kecil di pinggir kota. Baru seminggu mereka bersama Danielle sudah merindukan kehidupan sosialitanya.

"Aku muak hidup seperti ini. Aku tidak tahan hidup serba pas-pasan. Apakah aku harus menyerah secepat ini? Atau harus bertahan dengan keadaan ini." Danielle bergumam sendirian.

Saat Danielle sedang bermonolog sendirian, suara seseorang menekan password apartemennya terdengar. Junghwan memasuki ruangan tempat Danielle sedang melamun. Pria itu mengecup singkat kening Danielle. "Aku membawakan makanan untukmu," ucap Junghwan sambil tersenyum.

'Aku harus bisa bertahan! Menikah dengan Junghwan adalah keinginanku. Aku harus bertanggung jawab atas pilihanku.' Batin Danielle yang membalas senyum Junghwan. Kemudian dengan antusias mulai memakan steak yang dibawa suaminya.

***

Setelah konferensi pers yang diadakan oleh Sunghoon. Minji menghubungi Wonyoung secara tiba-tiba. Wonyoung hanya menatap ponselnya dengan tatapan datar. Dia sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan Minji. Namun, karena dering ponsel yang cukup mengganggunya ketika dia ingin istirahat akhirnya perempuan itu mengangkat panggilan dari Minji.

"Hallo, Ada apa Minji?" tanya Wonyoung tanpa berbasa basi.

Sejenak tidak terdengar jawaban dari Minji, tetapi tidak lama kemudian terdapat suara tangisan. "Wonyoung? maafkan aku atas semua perbuatanku? Aku mohon jangan lakukan ini pada perusahaan pamanku!" Jawab Minji yang berkata dengan tangisannya.

Dahi Wonyoung berkerut tidak paham dengan perkataan Minji, diakan tidak melakukan apa pun pada Perusahaan Kim. "Aku tidak mengerti maksudmu, Minji. Aku tidak melakukan apa pun pada Perusahaan Kim," ucap Wonyoung bingung dengan perkataan Minji.

"Suamimu! Suamimu itu memutuskan semua kerja sama dengan Perusahaan Kim. Kalau ini terus terjadi, perusahaan akan bangkrut. Aku mohon Wonyoung, aku meminta maaf dengan tulus dan berjanji tidak akan ikut campur pada urusanmu. Tuntutanmu padaku saja sudah membuatku malu di keluargaku. Aku minta maaf, Wonyoung?" Minji masih menangis sambil berbicara lewat sambungan ponselnya.

Hilang semua keangkuhan perempuan yang selalu menyombongkan dirinya sebagai keponakan dari perusahaan Kim. Wonyoung melirik Sunghoon yang memasuki kamar mereka. Pria itu tersenyum melihat lirikan Wonyoung.

"Kita bicarakan nanti, Minji. Aku akan mengkonfirmasi informasi ini pada suamiku terlebih dahulu. Bye." Tanpa menunggu balasan dari Minji, Wonyoung mematikan sambungan komunikasi antara mereka.

Wonyoung yang sedang duduk di sofa melihat Sunghoon yang duduk di atas ranjang mereka, sambil melipat kedua tangannya di dada. Wonyoung berdiri menghampiri Sunghoon. "Apa ini semua ulahmu?" Tanya Wonyoung tepat di depan Sunghoon.

Substitute Bride | (Sunghoon & Wonyoung) (HIATUS)Where stories live. Discover now