SEPULUH

238 12 3
                                    

بِسْمِ اللّٰه اُلرَّ خمّٰنِ اُلرَّ حِيمِ

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

🌷Happy Reading🌷

Tiga hari, setelah acara khitbah dadakan, kini mereka mulai mendekatkan diri mereka masing masing. Khitbah mereka di lakukan secara diam diam tidak ada orang yang tahu mengenai acara khitbah ini selain keluarga mereka masing masing. Linda pun tidak mengetahui jika Anggun telah di khitbah oleh habib Zakarya. (Linda kalau tahu apa nggak koar koar 😁)

Kemarin, sebelum habib Zakarya meninggalkan kediaman camer (hmm camer nggak tuh) habib Zakarya sempat meminta nomor satu keluarga Anggun. Setiap hari tak hentinya habib Zakarya ucapkan rasa syukur, setelah akhirnya doa sepertiga malamnya bertempur di atas langit, dan ialah pemenangnya. Tak hentinya juga ia mengirimkan pesan untuk Anggun. (tapi sekarang nggak se-alay dulu, takut si Anggun ilfil wkwk)

𖦹 ׂ 𓈒🐇 ೀ

Hujan deras telah menyisakan gerimis ringan, kini mobil sedan melaju dengan kencang. Takdir pun berkata lain, kini mobil sedan tersebut tergelincir dan memasuki jurang. Seorang laki laki yang mengemudikan mobil tersebut baru di temukan lima belas menit usai kejadian.

Para warga membantu mengangkat mobil dengan tali seadanya agar biasa menyelamatkan korban. Mobil pun berhasil di angkat dan korban segera di bawa ke rumah sakit terdekat. Setelah di selidiki ternyata seorang laki laki yang di bawa ke rumah sakit adalah anak kiyai dari pondok pesantren Al Habsyi yang letaknya tak jauh dari tempat kecelakaan tersebut.

Salah satu warga yang kebetulan mempunyai nomor salah satu pengurus di pondok pesantren Al Habsyi pun mengabarkan jika salah satu anak kiyai Abdul mengalami kecelakaan dan kini sedang di bawa menuju rumah sakit. Setelah mendengar bahwa anaknya (Adi) mengalami kecelakaan dan di bawa ke rumah sakit, kiyai Abdul pun mengajak sang istri untuk melihat keadaan Adi.

Setelah menunggu sekitar setengah jam, dokter mengatakan harus melakukan tindakan operasi mereka berdua pun menyetujuinya. Kiyai Abdul dan Bu nyai Sum (istri kiyai Abdul) mengabarkan kepada calon besan untuk ikut mendoakan Adi agar lancar saat tindakan operasi. Tiga jam setelah operasi akhirnya Adi sadar. Namun dokter mengatakan jika Adi mengalami amnesia, keluarga kiyai Abdul pun sedih apalagi besok lusa Adi akan segera melangsungkan akad dengan Ros (calon istri Adi)

Kiyai Zaman dan Bu nyai Zulaikah pun segera menuju rumah sakit tak lupa ia mengajak Ros untuk melihat keadaan Adi. Sesampainya di rumah sakit mereka segera menuju ruangan yang Adi tempati.

"Assalamualaikum." Semua mata pun menoleh ke sumber suara, ternyata calon besan telah tiba.

"Waalaikumsalam."

"Gimana Dul, keadaannya Gus Adi."

"Adi amnesia, saya belum kasih tau kalau dia lusa akad nikah. Saya takut kalau dia nolak kasihan Ning Ros." Abdul pun berkata jujur ia takut jika sang anak menolak.

"Kan belum di tanyain, coba aja dulu." Ucap kiyai Zaman meyakinkan.

Mereka semua pun mendekat ke ranjang Adi, "Gimana di, keadaan mu?" Tanya kiyai Zaman.

"Alhamdulillah, pak yai sudah mendingan."

"Kamu sudah siap?"

"Siap kenapa nggeh?" Tanya Adi kebingungan.

"Loh, kamu ini gimana? Besok lusa itu kamu sudah akad sama ini anak saya." Ucap kiyai Zaman sambil merangkul Ning Ros yang ada di sampingnya.

"Hah? Saya ini masih kelas 2 SMA, Ning Ros juga masih kelas 1 SMA. Tidak mungkin pak kiyai."

With You Habib Where stories live. Discover now