Dua

7K 617 18
                                    

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-
-
-

Tidak biasa nya rumah terasa sepi, biasanya pagi-pagi buta Kinan sudah di bangunkan Kana untuk berpamitan pergi ke warung nenek Yati, nenek penjual gorengan. Apalagi melihat bekas piring nasi semalam belum di cuci, membuat wanita itu semakin penasaran, di mana anak itu?

Tok! Tok! Tok!

Mendengar tidak ada sahutan dari dalam kamar, Kinan langsung masuk. Mendapati Kana masih tertidur membuat wanita itu mendengus kasar, dengan kasar wanita itu menggoyangkan badan Kana "Hei! Kana bangun!,"

Kana mengerjapkan mata nya perlahan saat mendengar seruan sang Ibu. Mencoba bangkit dari posisi nya meringkuk, ia sengaja tidur dengan posisi itu, selain untuk menahan rasa dingin karena selimut yang di pakai nya tipis, juga karena posisi itu adalah posisi yang tepat untuk menahan rasa perih di perutnya.

Melihat gelagat aneh Kana membuat Kinan tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Kenapa? Lo sakit?," Kinan bertanya dengan nada tinggi, menutupi rasa khawatir nya.

"Kana sakit pelut, Ibu," jawab Kana pelan dengan memeggang perut kecilnya, sesekali anak itu meringis.

Kinan mengambil tempat duduk di dekat Kana dan menempelkan telapak tangan ke kening sempit anak itu, sedikit panas dan berkeringat dingin.

"Ck, nyusahin," wanita itu berdecak lalu keluar kamar, melihat itu si kecil merasa sedih. Sang ibu ternyata tidak peduli padanya padahal ia sedang sakit.

Kana selalu nyusahin Ibu, maaf. Batin si kecil.

Kana kembali meringkuk dan memejamkan mata, percuma ia mengadu pada sang Ibu. Wanita itu tidak peduli, bahkan Kana pernah lebih parah dari ini tapi wanita itu sama sekali tidak peduli dan membiarkan Kana sembuh sendiri, rasa nya Kana ingin menangis.

Satu hal yang tidak disadari oleh Kana adalah bahwa setiap kali dirinya sakit, Kinan selalu di rumah merawat dirinya padahal wanita itu sangat jarang di rumah kecuali hari minggu karena libur bekerja. Beberapa bulan terakhir Kinan diterima bekerja di sebuah toko kue. Kana memang tidak tau karna anak itu tidur. Kinan juga selalu memasak mekanan kesukaan Kana yaitu ayam kecap, agar anak itu tetap mau makan ketika sakit. Kinan memang Ibu yang buruk, tapi ia tidak akan pernah menelantarkan putra nya yang sedang sakit.

Kinan kembali membawa sebaskom air dan sepiring nasi dengan lauk ayam kecap kesukaan Kana. Setelah meletakan piring di samping tempat tidur, ia mulai mengompres kening anak itu.

Wanita 30 tahun itu memperhatikan wajah putra nya dengan sendu, Kana satu-satunya alasan Kinan bertahan di dunia kejam ini. Anak yang membuat hidup nya hancur, anak yang tidak di terima oleh keluarga nya, anak yang tidak di ketahui oleh ayak anak itu, kini sudah berumur 5 tahun. Di satu sisi ia membeci anak ini tapi di sisi lain ia sangat menyanyangi nya, bahkan tadi pagi saat Kinan melihat muka pucat putra nya ia hampir jantungan.

Tiba-tiba mata dengan bulu mata lentik itu terbuka membuat Kinan gelagapan, tertangkap basah sedang memperhatikan Kana. Buru-buru Kinan berdiri ingin keluar, tetapi sebelum itu tangan nya di tahan Kana.

"Ibu, temani Kana" katanya lemah.

Kinan berbalik, ia jadi tidak tega meninggalkan Kana mendengar suara lemah itu. Wanita itu kembali duduk semula tanpa melepaskan tangan Kana yang memegang tangannya. Kinan mendesah, tidak apa sesekali ia menemani anak itu.

Biasanya anak itu akan tidur sepanjang hari ketika sakit hanya bangun ketika meminum obat dan makan, kesempatan itulah Kinan gunakan untuk merawat dan mengompres putra nya. Untuk makanan Kinan biasanya hanya menyiapakan dan untuk obat-obat akan ia letakan di atas meja makan, ketika bangun anak itu langsung ke meja makan dan meminum obat tanpa bantuan diri nya.

Kinan selalu merawat Kana secara diam-diam, seperti mengompres dan mendekatkan keperluan kana, setelah ia mengompres anak itu ia akan langsung membereskan semuanya seolah ia tidak pernah merawat dan peduli pada Kana. Kinan tidak ingin anak itu tau bahwa ia peduli, selalu seperti itu. Padahal hari ini ia sudah berhati-hati agar tidak membangunkan anak itu, tapi untuk pertama kalinya Kana tau sang Ibu ternyata masih peduli padanya.

Dari bangun tidur tadi sampai sekarang Kana tidak berhenti tersenyum, ia sangat senang karena sang Ibu merawat nya di tambah sekarang ia sedang di suapi, sudah lama sekali rasanya ia tidak di perlakukan seperti inii.

Sebegitu Bahagia kah? Pikir Kinan.

"Udah jangan senyum terus, cepet telen!,"

Dengan senyum semakin lebar Kana mengangguk "Iya, Ibu" katanya riang.

Kinan mendengus melihat anak itu mengunyah sambil tersenyum, tak anyal ia juga bahagia melihat Kana tersenyum hanya karna ia merwatnya.

Setelah nasi dipiring habis Kinan menyodorkan obat dan segelas air putih ke hadapan kana, dengan patuh anak itu langsung meminum obat tanpa penolakan. Sejak kecil Kana memang sering sakit-sakitan membuat dirinya terbiasa meminum obat.

"Abis ini tidur," Kata Kinan sambil mengambil gelas.

"Tapi kan Kana halus jualan,"

Mendengar itu Kinan ingin marah, padahal anak itu sedang sakit tapi sempat-sempatnya ingin berjualan.

"Enggak usah, besok aja jualan lagi," anak itu mendongak menatap sang Ibu, tidak ada gurat kemarahan di wajah itu yang ada malah tatapan seperti khawatir? Biasanya Ibu akan marah Jika Kana bermalas-malasan.

"Lanjut tidur aja, nggak usah ke mana-mana. Awas kalo gue balik lo nggak ada," lanjut Kinan sedikit mengancam.

Kana tak punya pilihan lain selain mengangguk, jadi ia mengangguk membuat Kinan segera pergi keluar kamar. Mendengar ancaman sang Ibu yang tidak main-main ia langsung memejamkan mata, takut jika Ibu marah.

Ibu baik tapi galak, batin Kana.

Dibalik pintu Kinan mengintip, sengaja tidak menutup pintu rapat agar ia bisa memantau putranya dari luar. Setelah melihat Kana kembali tidur ia tersenyum lalu langsung mengambil sapu untuk menyapu rumah yang belum sempat Kana sapu.

Meski Kana merasa ditinggalkan, sebenarnya Kinan selalu ada.

Ternyata, matahari tak selalu bersinar di kehidupan Kana, namun Kinan tetap berada di sana, merawat anaknya yang membuat hidupnya berarti.















Ternyata, matahari tak selalu bersinar di kehidupan Kana, namun Kinan tetap berada di sana, merawat anaknya yang membuat hidupnya berarti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gimana chap ini?
Tau kok chap ini pendek hehe.

Kalo ada typo tolong di tandain ya maniessss!!!
Jangan lupa VOTE biar aku bisa cepat-cepat up😊

Up sesuai Vote dan Commen an kalian🤸‍♂️

tbc.

Baby Williams's Life (ON GOING)Where stories live. Discover now