Sepuluh

6.6K 597 28
                                    

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-
-
-

Kurang lebih satu minggu Kana berhenti berjualan, badannya sudah tidak sakit lagi dan bekas lukanya juga hampir memudar.

Dan selama satu minggu itulah Kinan selalu memaksa Kana untuk diam di rumah, sang ibu selalu mengancamnya dengan tidak memberi Kana makan dan menghukumnya sama seperti seminggu yang lalu.

Kinan juga selalu membangunkan Kana pagi-pagi buta untuk mengerjakan pekerjaan rumah, di usia nya yang baru menginjak tahun kelima ia harus bisa mengerjakan segala pekerjaan rumah, jika tidak sang ibu akan memarahinya.

Tidak ada rasa benci terbesit di dalam hati Kana. Hatinya bagaikan kertas kosong yang masih begitu bersih tanpa adanya noda sekecil pun.

Namun, rasa iri sesekali hinggap di hatinya. Kana sering melihat anak kecil sepantaran nya di gandeng, di peluk dan di sayang ibunya.

Ibu-ibu yang sering Kana lihat juga selalu berbicara lembut pada anaknya, tapi kenapa ibunya selalu membentak dan berteriak ketika bicara padanya? Tidak ada nada lembut maupun kasih sayang yang ia terima.

Sekali saja ia ingin merasakan di perhatikan dan di sayang.

Namun, Kana dengan cepat menyadarkan dirinya. Anak sepertinya tidak pantas mendapatkan segala bentuk kasih sayang seperti itu.

"Lo itu gak pantes dapet kasih sayang!!."

"Dasar anak pembawa sial!."

Perkataan-perkataan Kinan yang semacam itu selalu terpantri jelas di dalam ingatannya.

Netranya mentap tangan kecil nya yang memerah. Akhirnya, semua pekerjaan rumah nya hari ini selesai.

Pekerjaanya hari ini cukup banyak, mulai dari mengepel dan menyapu seluruh rumah, mencuci piring, menyapu halaman depan dan yang terakhir mencuci bajunya sendiri. Baru setelah itu, ia bisa makan dan beristirahat.

"Kana!" suara keras sang ibu memanggil Kana yang masih menatap tangan kurusnya yang memerah.

Dengan sigap ia langsung berlari menghampiri sang ibu yang berada di ruang tengah rumah nya. Disana terdapat ibunya yang sedang menyusun nasi dan ayam kecap kesukaan Kana di atas meja.

"Tuh makan, gue mau kerja,"

Kana mengerjap pelan, bingung atas sikap ibunya yang berubah-ubah. Kemaren-kemaren marah seperti monster, hari ini baik. Tadi pagi saja ibunya itu masih cemberut.

Melihat tidak ada pergerakan Kana membuat Kinan gemes sendiri, "Oh gak mau? Yaudah gue abis_"

"Mau, Kana mau ibu!" Kata Kana semangat, wajah kebingungan tadi langsung berganti wajah berseri-seri.

Sangat lucu.

Dengan senyum lebar Kana langsung duduk di salah satu kursi walaupun dengan sedikit susah karena kursi yang terlalu tinggi atau tubuhnya yang terlalu mungil, begitu berhasil duduk ia langsung mengambil satu potong paha ayam.

Baby Williams's Life (Hiatus Bentar)Where stories live. Discover now