"Kalau ada yang kurang dan perlu ditambah, Pak Arya bisa langsung katakan agar nanti saya perbaiki," ucap Mahesa melihat bagaimana sesekali Arya mengusap dagunya.

"Saya rasa ini sudah cukup dan kerjasama antar perusahaan bisa dilanjutkan," sanggah Arya mantap.

Proses penandatanganan dilakukan oleh kedua pihak. Setelah selesai, mereka berpisah dengan diakhiri jabat tangan.

Sementara di sisi lain, Senja baru saja sampai di rumah. Sayangnya, dia langsung dihadapkan pada sosok menjengkelkan Cakrawala. Padahal seharusnya, kakak tirinya itu sedang bekerja di kantor mengingat sekarang pukul sebelas siang.

"Pergi ke mana, lo?"

"Kepo," sahut Senja malas.

Dia melangkah melewati ruang tamu menuju tangga. Tidak peduli Cakrawala menatap tajam dirinya, Senja tidak peduli. Dia hanya ingin segera sampai di kamar dan mengunci pintu, bersembunyi dari makhluk gila yang berbentuk kakak tiri.

"Lo mau ke mana, Senja?!" tanya Cakrawala sedikit berteriak.

"Apaan, sih? Nggak jelas banget," gumam Senja sewot.

"Jawab pertanyaan gue atau lo bakal nyesel!" ancam Cakrawala yang kini sudah berdiri.

Mendengar ucapan Cakrawala membuat perasaan Senja berubah tidak enak. Seperti sesuatu yang orang sering sebut sebagai dejavu. Dengan jantung yang berdegup kencang, dia berlari diiringi rambut hitam panjangnya yang melambai-lambai.

Tujuh tahun tinggal di rumah mewah itu tidak membuat seorang Mentari Senja bahagia. Justru dia berpikir lebih baik tinggal di rumah lamanya yang hanya berukuran 60 m² saja. Semula memang terasa membahagiakan karena kedatangannya disambut dengan sangat baik. Namun, 3 tahun belakangan sikap Cakrawala berubah bagai iblis gila yang terobsesi padanya.

"Lo berani hindarin gue?" Tangan Cakrawala menahan pintu yang saat ini berusaha Senja tutup.

Ketika Senja berlari menaiki banyaknya puluhan undakan, Cakrawala langsung mengejar. Bertepatan dengan Senja masuk ke kamar dan menutup pintu, pria itu mengulurkan tangan berusaha menahan.

"Nggak, Bang. Gue cuman capek pengen istirahat," sahut Senja dengan suara bergetar.

Senja tahu kalau Cakrawala menempatkan mata-mata. Setiap kali keluar rumah sekedar mencari pekerjaan atau bertemu temannya, pria itu selalu tahu. Sama seperti hari ini di mana dia mengantar dokumen ayahnya dan tidak sengaja berbicara dengan salah satu pegawai cafe.

"Jangan bohong! Lo sengaja menghindar karena emang ada yang disembunyiin dari gue, kan?"

"Nggak, Bang. Sumpah gue nggak nyembunyiin apa-apa dari lo."

Bola mata Senja sudah memanas. Dadanya bergerak naik-turun dengan lengan memerah menahan agar pintu tidak terbuka. Dia benar-benar takut dengan apa yang akan kakak tirinya lakukan.

"Lo pikir gue nggak tahu apa yang udah lo lakuin di luar, hah?!" bentak Cakrawala sambil mendorong pintu kuat-kuat.

Dari informasi yang didapat, Cakrawala mengetahui bahwa rekan bisnis ayahnya tertarik pada Senja. Selain itu, Senja juga berinteraksi dengan pegawai cafe berjenis kelamin laki-laki.

"A-aww!" pekik Senja kesakitan.

Dia jatuh terduduk di lantai sambil menyentuh sikunya yang terasa sakit. Seketika, kepalanya terangkat mendengar suara pintu ditutup dan dikunci. Netranya membola dengan tubuh tersentak. Apalagi melihat wajah menakutkan Cakrawala.

"Harus berapa kali gue bilang jangan keluar?! Harus berapa kali gue bilang jangan nunjukin muka lo ke laki-laki lain, apalagi sampe senyum?!" Cakrawala melangkah mendekat dengan raut memerah menahan amarah.

Senja berdiri dan menatap Cakrawala nyalang. "Kenapa gue harus di rumah terus?! Kenapa gue harus nurutin semua kata-kata lo?! Emangnya lo pikir lo siapa?! Lo nggak berhak ngatur hidup gue!"

Melihat reaksi Senja membuat Cakrawala tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia pikir, adiknya berani melawan setelah bertemu dengan Arya. Rasa cemburu membuatnya meraih tangan Senja lalu menariknya dan mendorong ke tempat tidur.

 Rasa cemburu membuatnya meraih tangan Senja lalu menariknya dan mendorong ke tempat tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sepotong Asa Untuk SENJAWhere stories live. Discover now