30

7.7K 481 33
                                    


Hai haii mumut dah up nie😄😄

gimana gays  cerita nya , kita santai santai aja dulu  yaa😄😄

happy reading gays

🪷
🪷
🪷







Seminggu sudah Alam dan Tian tinggal di apartemen, tepat hari ini seharusnya mereka sudah balik ke mansion, tapi Alam enggan untuk balik ke mansion.

Saat ini Tian dan Alam sedang menonton tv , dengan Tian yang sekali kali membujuk Alam untuk pulang ke mansion.

" Dekk kita pulang ke mansion yuk "ajak Tian.

Alam megelengkan kepala nya ,"enggak mau , kalok Abang mau pulang , pulang aja gapapa Alam masih mau di sini".

" Dekk emang kamu gk kegen sama yang lain hemm?"

" Kan mereka setiap hari juga ke sini bang "

" Emang kamu gak kangen sama Daddy hemm?"

Alam terdiam sesaat, " Eum bang Alam laper" ucap Alam mengalihkan percakapan.

" Huff yaudah abang , ambilin dulu " ucap Tian kemudian berlalu menuju dapur , ia tahu adik nya mengalihkan percakapan mereka , adiknya itu semenjak mereka tinggal di apartemen pasti tidak mau membahas sesuatu yang menyangkut sang Daddy, ia pasti akan selalu mengalihkan pembicaraan.

Setelah melihat Abang nya melangkah menuju dapur , mata ia  langsung berkaca-kaca ia pun megusap matanya agar ia tidak menagis, sebenarnya ia rindu, sangat rindu malah dengan sang Daddy tapi entah megapa ia belum sanggup untuk kembali ke mansion .

Ting

Ponsel Alam berbunyi menandakan pesan masuk , Alam pun melihat ponsel siapa yang mengirim pesan.

Kamu akan mati

Alam terkejut melihat pesan itu , ternyata teror dari nomor asing belum juga usai , ia pun buru -buru menghapus pesan itu ,ia takut nanti apabila Abangg melihat itu pasti abangnya  akan memberi tahu keluarga Aldelas yang lain ,dan ia tidak ingin itu terjadi karna pasti mereka akan mengkhawatirkan ia ,dan Alam tidak ingin merepotkan siapa pun .

Sementara itu di dapur Tian lagi menelpon Daddy Alaric," Dad Adik belum mau pulang"

" Huff nanti Daddy yang akan menjemput kalian"

"Tapi Daddy jangan paksa Alam yaa "

"Hemm yasudah kamu baik baik di apartemen, ingat hari ini jangan kemana mana , nanti Daddy akan menjemput kalian "

" Baik dad " ucap Tian sembari mematikan sambungan telponnya dan berjalan menghampiri Alam dengan membawa makanan untuk Adik nya.

Malam harinya Daddy Alaric benar benar menjemput Alam dan Tian, kini Daddy Alaric sedang berada di kamar bersama Alam, Tian ia menunggu di luar apartemen karna tidak ingin mengganggu pembicaraan antara Daddy Alaric dan adiknya.

Kembali ke Daddy Alaric yang sedang membujuk Alam, " Baby ayo pulang ke mansion"

Alam terdiam tidak bergeming ia menatap lurus kearah jendela yang tidak tertutup gorden itu .

" Hey baby , apa kamu tidak kangen dengan para Abang mu hemm"

" Apa baby tidak kangen berkumpul bersama keluarga yang lain hemm , bermain bersama lagi , bercanda ria dengan yang lain " ucap lirih Daddy Alaric berusaha membujuk Alam.

Alaric yang melihat sih bungsu tidak mau menjawab nya hanya terdiam sembari terus menatap sang anak dengan raut wajah menyedihkan.

" Yasudah jika baby tidak mau kembali ke mansion dahulu , Daddy minta maaf atas semua yang terjadi, andaikan Daddy lebih bisa mengenal teman teman Daddy , mungkin kamu tidak akan kehilangan orang tua kandung mu , Daddy minta maaf tapi Daddy mohon jangan benci Daddy dan Daddy mohon baby kembali ke mansion " ucap Daddy Alaric sembari megelus rambut anaknya ,yang kini menunduk dan sudah terdengar isak tangis anaknya

Alam and the story ( END)Where stories live. Discover now