14.

10.9K 536 13
                                    

haii gayss

gimana kabar nya

happy reading gays

" Bunda..."

" Ayah.."

" Jangan tinggalin Alam..hiks..".

" BUNDAAA"

Tian  yang terkejut  langsung terbangun dari tidur dan melihat Alam yang sudah gelisah dalam tidurnya  seraya memanggil - manggil Ayah dan bunda dan wajah yang sudah penuh dengan air mata.

" Dekk hei bangun "

" Dekk kamu kenapa , dek bangun" ucap Tian berusaha membangun kan Alam.

" hiks... hiks.... abangg"  tangis Alam terbangun dari tidur nya.

Tian langsung membawa Alam ke pelukan nya seraya megelus punggung Alam guna menenangkan nya dan Alam pun langsung memeluk Tian dengan erat.

" Udahh ssss  tenang yaa Abang di sini" ucap Tian menenangkan Alam.

" Abang ... hiks...hisk .. bunda sama ayah ninggalin Alam "  lirih Alam dengan isak tangis nya.

Tian yang mendengar lirihan Alam, perlahan megurai pelukan mereka dan mehapus air mata Alam.

" Abang... hiks ....hiks.. kenapa ayah sama bunda gk ngajak Alam".

" Heyy dengerin abang, kalau ayah sama bunda ngajak Alam, terus abang sama siapa " ucap Tian.

" Tapii kan bang.... hiks"

" Udah nangis nya , mata kamu udah sembab ini " ucap Tian seraya menyentuh mata Alam.

" Air mata nya gk mau berhenti bang...hikss... hiks.

Tia mendengar itu terkekeh, saat nangis pun Alam sangat lucu.

" Yaudah besok kita ke makam  ayah dan bunda kamu yaa"

" Terus izin nya gimana bang"

" Udah kamu jangan pikirin itu , nanti biar abang yang izin sama yang lain".

" Eum makasih bang ".

" Iya udah kita tidur lagi yaa masih dini hari lho ini " ucap Tian  karna tadi ia sempat melihat jam menujukan angka dua pagi.

Alam dan Tian pun melanjutkan tidur nya dengan Alam yang berada di dekapan Tian masik dengan sedikit isakkan.

Malam berganti dengan pagi , keluarga Aldelas kini sedang berada di ruang keluarga setelah sarapan tadi pagi.

Mereka sempat terkejut melihat mata Alam yang sedikit sembab kecuali Tian, saat  Daddy ingin bertanya ke Alam , Tian langsung mengkode Daddy untuk jangan bertanya ke Alam , biar ia saja nanti yang menjelaskan kan.

" Adek siap-siap gih biar abang yang minta izin sama yang lain" bisik Tian ke Alam.

Alam yang mendengar bisikan itu langsung bangun dari duduk nya dan berjalan menuju kamar nya .

Tian yang  melihat Alam sudah  masuk ke lift langsung angkat suara,
" Eum semua kami mau izin pergi " lirih Tian , sebenarnya ia juga sedikit takut.

" Mau kemana kalian Tian? " tanya Daddy.

" Mau kemakam orang tua Alam dad, semalem Alam mimpiin orang tuanya, karna itu mata nya sembab dad" jelas Tian.

"  Baik Daddy izinin tapi , bawa bodyguard "

" Tidak perlu dad , kami hanya pergi kemakam".

" Sudah lah Tian turutin perkataan Daddy mu " ucap Opa angkat bicara.

Alam and the story ( END)Where stories live. Discover now