23.

8.4K 505 41
                                    

Hai gays

siapa kemarin yang minta double up nie udah di turuti gaysss

happy reading gaysss

🪷
🪷
🪷







Kini Alam dan kedua abang kembar nya sudah berada di mansion mereka sedang berkumpul di ruang keluarga selesai makan malam tadi.

Kini Alam dan Abang lain nya sedang menonton tv , duduk di karpet dengan Alam yang menyenderkan kepalanya ke dada Tian.

" Dad" panggil Alam menolehkan kepala ke arah Dadyy nya yang sedang duduk di sofa dengan Papah Arik dan Opa.

" Kenapa baby ?" tanya Daddy Alaric.

" Beliin ponsel boleh gak ?" ucap Alam.

" Kamu buat apa ponsel baby ?" tanya Daddy Alaric.

" Yakan Alam udah besar , Abang - abang aja punya ponsel, Alam jugak mau carik pacar dad " ucap cepat Alam.

" Pacar - pacar kamu masih kecil dek " ucap Aezar.

" Ish apa sih bang , Alam tuh dah besar tau " ucap Alam.

" Emang ada yang mau sama kamu ? " tanya Aezar.

" Adalah kan Alam ganteng, emang abang gk ada yang mau " sombong Alam.

" kamu itu imut baby bukan ganteng dan siapa bilang gk ada yang mau sama Abang " ucap Aezar.

" Enak aja Alam itu ganteng tau, buktinya Abang masih belum punya pacar sampek sekarang " ucap Alam.

" Iya - iya Baby ganteng , besok ponsel kamu sudah ada " ucap Opa menengahi perdebatan kedua cucunya itu.

" Yesss makasih Opa sayang Opa " ucap Alam riang.

" Cuma sayang Opa aja nie ?" tanya Daddy Alaric.

" Sayanggg semua nyaaa yeyyy" girang Alam.

Mereka semua langsung tertawa mendengar perkataan Alam yang penuh dengan kegembiraan.

Di pukul tiga dini hari tepat di kamar Tian dan Alam, kini Tian sedang menatap adik nya itu yang tertidur pulas.

" Maafin Abang yaa dek " lirih Tian.

" Kamu disini aja yaa sama keluarga ini, abang gk mau rengut kebahagiaan kamu dek "

" Abang pamit yaa baik-baik disini "
lirih Tian lagi dan megecup pelipis adiknya itu dan kemudian melangkah perlahan keluar dari kamar .

Tian berniat kabur malam ini, walaupun ia sudah mencoba berdekatan dengan Papah dan Abang itu, semakin ia nyaman dengan mereka semakin juga dada nya terasah sesak.

Megapa baru sekarang mereka mengakui ia sebagai bangian dari keluarga ini , dahulu mereka kemana , dan sekarang pun mengapa mereka tidak menjelaskan nya megapa mereka membuang ia ke panti.

Tian masih belum menerima itu semua, dirinya memang nyaman bersama keluarga itu, tapi hati semakin sesak jika ia berada di dekat mereka , dan pikiran nya terus menerus bertanya mengapa dan megapa tanpa ada nya jawaban , hingga ia mengambil keputusan untuk menjauh dari keluarga Aldelas, is sengaja tidak membawa Alam , karna ia tidak mau nantin nya Alam susah kembali jika bersama ia , biarkan Alam di keluarga Aldelas saja lagi pun Alam sudah sangat bahagia berada di keluarga itu, Tian tidak tega bila tiba-tiba merenggut kebahagiaan adiknya itu.

Kini Tian berada di belakang mansion, ia melewati pintu belakang, ia melihat kembali ke arah mansion
" Maaf dan terimakasih " lirihnya Tian dan masuk kedalam taksi online yang sudah ia pesan.

Alam and the story ( END)Where stories live. Discover now