Brugh
Tiiiiiiinnn
Ckiiiit
Kendaraan di bawah sana berusaha untuk menghindari tubuh seseorang yang baru saja terjatuh dari atas. Seorang lelaki bertubuh mungil dalam posisi tengkurap, darah mengalir dari kepalanya yang mungkin saja retak.
Tak berselang lama, hujan deras turun dari langit yang menggelap. Taeyong menangis sesenggukan bersandar di besi pembatas jembatan yang sudah ditutup itu. Dia memeluk kakinya sendiri, badannya gemetar karena ketakutan dan rasa dingin yang menjadi satu.
"Maafkan aku maafkan aku!". Gumam Taeyong.
Hari ini, Taeyong benar benar membuat dirinya menjadi antagonis yang nyata. Taeyong melakukannya, ya melakukannya kepada Renjun. Taeyong mendorong tubuh Renjun hingga Renjun terjatuh ke bawah sana.
Taeyong membuka genggaman tangannya, kalung dan cincin pemberian ibunya berhasil ia rebut kembali dari tangan Renjun.
"Eomma, Taeyong takut eomma!".
Karena sudah tak tahan dengan rasa dingin dari air hujan yang mengguyur tubuhnya, Taeyong berjalan tertatih untuk mencari tempat berteduh.
Taeyong kini berada di sebuah halte. Ia mengirim pesan kepada kakaknya.
"Hyung, jemput aku di halte. Aku mendorong Renjun, dia mati hyung".
Sedangkan di tempat Sehun.
"Jemputlah Taeyong!".
Setelah Jaehyun berangkat menjemput Taeyong. Tak lama kemudian Sehun juga memasuki mobilnya dan pergi dari sana untuk membersihkan bukti bukti yang mungkin saja tertinggal di tempat kejadian perkara. Mudah bagi Sehun untuk membersihkan tempat kejadian itu, tentu saja dengan bantuan relasinya dengan jajaran orang orang penting di Korea.
- Get You -
5 Tahun kemudian
"Malk ini milikku!".
"Tidak, ini milikku Jeno. Milikmu belwalna pink!".
"Milikku yang bilu!".
"Bilu milikku!".
Dua anak berusia 5 tahunan sedang berebut mainan di sebuah ruang keluarga mansion mewah. Tak ada yang mau saling mengalah di sana. Mereka berdua sungguh lucu, mereka anak kembar namun tidak identik.
Taeyong dengan setelan putihnya sudah nampak menawan menuruni tangga di sana. Ia merasa sedikit kesal, bagaimana tidak, kedua anak kembarnya selalu bertengkar dan tidak pernah akur.
"Mark, Jeno! Jika pakaian kalian berantakan, bubu tidak mau mengajak kalian ke pesta paman Sehun!". Kata Taeyong kepada kedua anak kembarnya.
"Bubu bukankah milikku yang belwalna bilu? Pink milik malk!". Kata Jeno kecil.
"Bilu milikku, kamu melupakan milikmu sendili. Milikmu pink!".
"Aku tidak mau, aku laki laki aku ingin bilu!". Teriak Jeno.
Mereka berdua terus saja memperebutkan mainan mobil mobilan itu. Taeyong merasa sangat pusing dibuatnya. Kedua anaknya terus berteriak dan berebut, Taeyong tak tahan hingga ia menutup kedua telinganya.
"Mark Jeno cukup!". Teriak Taeyong.
Tiba tiba saja, lengan seorang lelaki melingkar di perutnya. Lelaki itu mengecupi leher Taeyong, menghirup aroma yang menguar dari sana. Aromanya sangat memabukkan dan sangat candu. Itu adalah aroma favoritnya.
PART 11 THE FINAL PART
Mulai dari awal
