"I made him an antagonist for all viewers".
"Apa maksudmu sayang?". Tanya Jaehyun.
"Kamu mengabaikan telfonku!". Kata Renjun sambil masih menangis.
"Ada masalah yang harus aku selesaikan di kantor, aku tidak selalu melihat ponselku!". Jawab Jaehyun.
Jaehyun berusaha mengelak dari tuduhan Renjun.
"Aku akan membunuh diriku sendiri jika kamu menyelingkuhiku Jaehyun. Aku tidak bisa hidup tanpamu Jaehyun!".
Renjun sesenggukan sambil menyandarkan dirinya di tubuh Jaehyun. Perkataan Renjun bagaikan tamparan bagi Jaehyun. Jaehyun menatap nanar objek di depannya, matanya berkaca kaca. Jaehyun benar benar dihadapkan dengan pilihan yang begitu sulit.
Jaehyun menenangkan Renjun malam itu. Memeluknya dalam tidur. Perkataan Renjun menjadi bayang bayang bagi Jaehyun. Bagaimanapun juga Renjun adalah suami sahnya yang sedang mengandung buah hatinya. Sedangkan Taeyong? Mereka hanya memiliki cinta tanpa status yang jelas dan parahnya Taeyong sedang mengandung anak kembar dari Jaehyun.
Alhasil malam itu Jaehyun tak tidur sama sekali. Otaknya penuh dengan pemikiran pemikiran yang sungguh memusingkan.
"Eung!".
Hari sudah pagi, Renjun menggeliat dalam pelukan Jaehyun. Renjun membuka mata sepenuhnya, ia menatap suaminya yang sedang menatap kosong di depan sana.
"Hyung, kau tidak tidur semalam?". Tanya Renjun.
Jaehyun menunduk untuk menatap Renjun yang masih dalam posisi tiduran sedangkan posisi Jaehyun sedang bersandar di sandaran nakas.
"Aku tidur!". Jawab Jaehyun berdusta sambil mengelus rambut Renjun.
"Jangan pernah berpikir untuk bunuh diri. Kamu adalah ibu dari calon anakku, tolong jangan berpikiran seperti itu!".
"Aku benar benar tidak bisa hidup tanpamu. Jadi berjanjilah untuk bersamaku selamanya. Jangan menghianatiku!". Jawab Renjun.
Jaehyun tersenyum kecil.
"Aku akan mandi dan bersiap ke kantor. Tunggulah di sini, aku juga akan memasakkan sesuatu untukmu!".
"Biar aku saja yang memasak!".
"Tidak! Kau tidak boleh kecapekan. Dokter bilang padaku kandunganmu masih sangat rentan. Jadi kamu tidak boleh melakukan aktivitas berat apapun. Tunggu di sini, ok?".
Renjun tersenyum. Jaehyun mengecup pucuk kepala Renjun sebelum turun dari nakasnya.
Jaehyun menyalakan air, tangannya terasa sangat perih karena goresan pecahan vas semalam. Jaehyun membasahi seluruh tubuhnya. Memejamkan erat matanya. Kenapa hidupnya harus dihadapkan dengan pilihan yang sulit seperti ini?
"Maafkan aku!". Gumam Jaehyun.
Beberapa menit kemudian, Jaehyun sudah rapi dengan setelan jasnya, dia juga memasak sesuatu yang simple pagi itu untuk sarapan suami kecilnya. Tak lupa ia menyiapkan susu dan juga vitamin di nampan untuk Renjun.
"Apakah Taeyong juga sudah meminum vitamin dan sarapan?". Gumam Jaehyun.
Jaehyun membawa nampan itu ke dalam kamar. Renjun benar bemar menuruti perkataan suaminya, dia tetap berada di dalam kamar sedang bermain dengan gawainya.
"Makanlah dulu!". Kata Jaehyun.
Renjun menyandarkan dirinya pada sandaran nakas.
"Suapi aku!". Kata Renjun manja.
Jaehyun tersenyum dan menuruti kemauan Renjun. Menyuapi Renjun hingga makanannya habis, lalu membantunya untuk minum vitamin.
"Jangan lupa habiskan susumu. Aku berangkat dulu!".
