"You can say I'm lucky because of my beautiful face but I'm not lucky with my fate. I'm devastated".
Suasana kini canggung diantara Taeyong dan Jaehyun, mereka berdua sedang berada di kamar hotel menonton sebuah film.
Taeyong melirik Jaehyun yang sedang fokus menonton film. Sebenarnya dia tidak fokus sih, dia juga sedang canggung, bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
"Ja Jae!". Panggil Taeyong.
"Iya?".
"Aku tidur ya, aku ngantuk!".
Jaehyun terlihat berpikir sebentar lalu mengangguk. Taeyong merubah posisinya dari bersandar menjadi berbaring, ia berbaring membelakangi Jaehyun. Taeyong memejamkan matanya berusaha memasuki alam tidurnya, namun tidak bisa.
Beberapa saat kemudian, Taeyong merasakan lengan Jaehyun memeluknya dari belakang. Jaehyun menghirup aroma manis rambut Taeyong.
"Kamu wangi sekali. Aku suka!". Kata Jaehyun dengan suara rendahnya.
"Kamu suka? Kata Mingyu hyung wangiku kekanakan!".
"Kekanakan? Aroma ini cocok denganmu yang cantik dan manis!".
Taeyong bersemu merah, untung saja saat ini posisinya membelakangi Jaehyun.
Jaehyun mengecupi tengkuk Taeyong. Sangat lembut dan wangi, Jaehyun sangat suka.
"Taeyong! Aku menyukai wangimu, semua ekspresi yang kau buat di wajahmu aku menyukainya. Semua yang ada padamu aku menyukainya. Taeyong, aku mencintaimu!".
Jaehyun membalikkan tubuh Taeyong, sehingga sekarang posisi mereka berhadapan.
"Apa kau percaya denganku? Aku mencintaimu! Sejak awal aku melihatmu di tempat itu aku tertarik padamu!*. Kata Jaehyun sambil menatap mata Taeyong.
"Lalu Renjun?". Taeyong malah balik bertanya.
"Aku mencintainya!".
"Kamu tidak bisa membaginya!".
"Tapi itu yang aku rasakan!".
"Jadi kamu membenarkan hubungan kita?".
Jaehyun menatap dalam mata Taeyong.
"Taeyong, kau tahu rasanya sangat sulit jika kamu menyuruhku memilih. Aku memang mencintai Renjun, tapi aku juga sangat mencintaimu. Aku merasa cemburu dan selalu mengkhawatirkanmu. Aku selalu resah jika tidak melihatmu. Aku selalu ingin bersamamu. Bahkan ketika aku bersama Renjun, aku selalu memikirkanmu!".
"Tapi kamu meninggalkanku malam itu!". Kata Taeyong. Matanya berkaca kaca, cairan bening siap meluncur dari sana.
Lidah Jaehyun terasa kelu, dia tak bisa menjawab pertanyaan itu karena malam itu Jaehyun meninggalkan Taeyong untuk Renjun.
Jaehyun menghapus air mata itu dengan tangannya. Alis mata dan hidung Taeyong memerah, sangat indah bahkan itu tak dimiliki Renjun saat menangis.
"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Maafkan aku!".
Jaehyun menarik tubuh Taeyong dan memeluknya. Taeyong terisak di dalam pelukan Jaehyun.
"Apakah Mingyu hyung memperlakukanmu dengan baik?". Tanya Jaehyun dalam pelukan itu.
Taeyong mengangguk, dia berdusta. Mingyu tak pernah memperlakukannya dengan manis. Cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan, hanya Taeyong yang mencintainya, namun kini dia tidak mengerti. Sebagian rasa cinta itu disita begitu saja oleh Jaehyun.
Jaehyun menjauhkan tubuhnya.
"Taeyong, aku tahu aku tidak bisa memilikimu sepenuhnya tapi bisakah aku memiliki sebagian dari dirimu?".
