KEN & VIO | BAB 003

5.2K 753 1.1K
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Apa lihat-lihat? Mau aku tusuk matamu hah?!"

"Tidak tahu saja pawangnya psikopat."

Violetta memasang wajah garang kepada siapapun gadis yang menatap terang-terangan ke arah Kenneth. Vio bahkan sampai mengacungkan gunting kecil yang dibawanya sebagai bentuk ancaman. Aura Vio memang sudah seperti seorang pembunuh. Tak segan-segan dia mengumumkan diri sebagai psikopat kepada anak-anak sekolah agar tak ada yang berani mengusik miliknya, Kenneth.

Sejak memasuki gerbang sekolah, gadis itu mulai menunjukkan taringnya seperti biasa. Tetapi kali ini dia tampak lebih overprotektif. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari kenaikan kelas dimana wajah-wajah baru mulai bermunculan dan itu sangat mengganggu atensi Vio sebagai pawang dari makhluk tertampan seantero sekolah. Sepanjang jalan menuju kelas yang akan mereka tempati selama setahun, Vio terus menggandeng tangan Kenneth penuh posesif sedangkan lelaki itu hanya diam saja tanpa memperlihatkan seolah dia risih ataupun keberatan atas perlakuan Vio.

"Kalau tahu seperti ini, lebih baik kita datang terlambat saja." gerutu Vio kesal.

"Mau bolos?" Kenneth menawarkan.

Vio menggeleng. "Tidak. Aku sudah banyak absen, aku tidak ingin kepala sekolah memanggil orangtuaku."

Tentu saja, membawa orangtuanya hanya akan menimbulkan masalah besar.

"Kalau begitu abaikan mereka dan fokus padaku saja." Vio menemukan tatapan lembut dari Kenneth, tatapan yang hanya dikhususkan untuknya.

Kekesalan Vio seketika surut, hatinya kembali dibuat meleleh dengan sikap lembut Kenneth. Sudah tampan, kaya, berotak pintar dan tidak pernah mencari masalah. Kenneth memang lelaki sempurna. Tidak seperti dirinya yang malah berbanding terbalik dari sahabatnya itu.

Vio tersenyum lalu mengangguk mengiyakan ucapan Kenneth. Hanya sebatas kalimat biasa namun efeknya sangat besar bagi dirinya.

Sepertinya Vio harus segera mengikat Kenneth sebelum lelaki itu sadar.

"Maaf hari ini aku tidak membawa bekal, jadi kita makan di kantin saja." ucap Vio begitu mereka masuk kelas. Duduk di bangku paling belakang sudah menjadi hak mutlak bagi pasangan itu.

"It's okay. Tapi besok jangan lupa lagi." Kenneth memaklumi.

Vio jadi tidak enak. Kenneth memang tidak terlalu suka makanan luar, perutnya hanya bisa menerima makanan yang dibuat langsung oleh Vio dan Luna, ibunya. Beruntung Vio pandai memasak sejak kecil, jadi dia bisa mengatur makanan yang cocok untuk perut Kenneth.

"Iya. Pulang sekolah nanti kita mampir ke supermarket. Kulkas aku sudah kosong sejak kemarin."

Kenneth mengangguk menyiakan.

"Kamu yang bayar ya." Vio cengengesan.

Kening Kenneth berkerut. "Kartu yang aku kasih mana?"

"Hilang." ragu-ragu Vio menjawab. Bukannya apa, kartu yang diberikan oleh Kenneth adalah black card, kartu yang bisa diakses tanpa batas limit.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 13 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Luciano : DARK SIDE (S#7)Where stories live. Discover now