Happy reading!
Jangan lupa vote sebelum baca. BANTU SPAM SETIAP PARAGRAF BIAR RAME💕Update : Ken & Vio Bab 001
10.58 P.M.
Hujan turun dengan sangat deras disertai oleh angin kencang yang membawa hawa dingin masuk ke dalam rumah. Suara gemuruh dari langit terus terdengar bagai bom meledak, menandakan betapa buruknya kondisi cuaca malam ini. Disaat orang lain berlomba-lomba tidur nyaman diatas ranjang dan berlindung dibalik kain tebal, Violetta malah masih terjaga, bahkan tubuhnya hanya berbalut piyama satin―seakan tak merasa terganggu dengan dingin yang menyelimuti. Meski waktu nyaris memasuki puncak malam, namun Vio belum juga ingin tidur. Sudah hampir dua jam ia terpaku didepan meja rias sembari memandangi dirinya dari pantulan cermin. Ia hanya diam pada aktivitas yang sama dan tak ada niat untuk beranjak dari sana.
Piyaarr!
Suara itu terdengar kembali untuk ke sekian kalinya, lalu disusul oleh bentakan serta teriakan. Suara-suara itu saling bersahutan dengan suara alam, membuat keadaan semakin pecah berantakan.
Vio tersenyum kecut. Pancaran matanya yang terkesan datar menjelaskan jika hal ini terjadi bukan untuk pertama kalinya. Ya, Vio memang sudah biasa dihadapkan oleh situasi seperti ini. Sudah tiga tahun Vio menyaksikan orangtuanya bertengkar tanpa memperdulikan sekitar. Vio sungguh dibuat pusing, ingin melerai tetapi semuanya akan sia-sia.
Dan sepertinya ini adalah pertengkaran terhebat mereka, dimana ayah ibunya saling melempar barang, berteriak dan mengumpat satu sama lain. Segala perkataan kasar serta merendahkan keluar dari bibir, membuat perasaan Vio sedikit terguncang.
Vio menghela nafas lalu mengerjap beberapa kali. Matanya kemudian melirik ke jendela yang belum ia tutup. Tampak kain yang membingkainya― tersibak kuat oleh embusan angin. Vio abai bahkan tak peduli akan percikan air hujan yang masuk ke dalam.
Setelah berhasil menenangkan diri, Vio akhirnya bangkit dari duduk, sejenak ia memandang ke arah pintu lalu memutuskan untuk keluar kamar. Suasana sunyi menyambutnya. Sepertinya pertengkaran yang terjadi diantara dua orang itu sudah berakhir.
Saat melangkah, tanpa sengaja Vio menginjak sesuatu yang tajam. Sontak ia meringis lalu menunduk, melihat telapak kakinya mengeluarkan darah. Ternyata tertusuk pecahan kaca yang berserakan dilantai.
Sial! "Ken pasti marah."
Vio langsung mengangkat kakinya yang terluka lalu berpindah ke tempat yang bersih dari barang pecahan. Vio segera berjongkok―menyingkirkan kaca yang menusuk ditelapak kakinya, ada sekitar tiga pecahan yang menancap disana. Namun bukannya merasa sakit, Vio justru merasa cemas dengan reaksi Kenneth. Lelaki itu benci melihatnya terluka. Walau Kenneth selalu terlihat tenang, namun sekali dia marah, bisa membuat siapapun takut setengah mati. Vio berharap semoga lukanya tidak ketahuan oleh Kenneth.
YOU ARE READING
Luciano : DARK SIDE (S#7)
RomanceBerawal dari takut kehilangan membuatnya menjadi posesif hingga berakhir obsesi. 𝑫𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒓𝒕𝒊 𝒅𝒊𝒂 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒅𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒚𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎...