Chapter 9 : Runtuhnya Pagi Hitam

22 3 2
                                    

....

"Semua drone musuh telah dilumpuhkan", lapor Drone Eight kepada Fian melalui komunikasi internal headset drone.

"Oke. Lakukan Scan ulang untuk daerah itu, apakah masih ada drone musuh yang lain atau tidak", jawab Fian menanggapi respon itu.

"Tidak ada drone susulan".

"Syukurlah. Eight, kembali kemari. Eight Battle system, code : 3".

Belum sempat langsung kembali ke posisi Fian berada, tiba-tiba sinyal sensor Drone Eight menunjukkan bahwa ada objek yang tak dikenal telah berada dekat dengan Drone Eight. Bahkan objek itu sepertinya melewati system scan dari Eight barusan dan langsung muncul begitu saja seperti baru lenyap entah dari mana. Fian langsung memerintahkan Eight untuk tetap bersiaga di tempat itu sambil memastikan sosok apa itu.

"Objek itu seperti berwujud manusia. Padahal seharusnya disitu tidak ada apapun setelah melakukan scan. Eight, tetap awasi objek itu. Aku akan memanggil Varyan dan yang lainnya untuk bersiaga"

Sambil menghubungi rekan pilot Garuda yang lain, Fian mendapatkan data dari Eight bahwa sosok manusia itu sama sekali tidak bergerak dan hanya diam saja. Semua tubuhnya ditutupi oleh armor hitam dengan sedikit cahaya merah dan hijau dan ada semacam penutup mulut atau masker di wajahnya. Terdapat jubah yang sedikit panjang di belakangnya, namun tanpa membawa senjata satupun. Rambut hitam panjang sepinggang dan tergerai tersibak angin malam itu membuat siapapun yang melihatnya semakin mengira dia adalah seorang manusia dan perempuan. Padahal bayangan banyak orang tentang alien, berbeda dan tidak seperti itu. Namun, apakah itu memang aliennya, atau hanya manusia pada umumnya? Sangat mencurigakan.

"Apakah dia ancaman?", Tanya Varyan tepat setelah sampai di posisi Fian sambil memastikan laporan dari markas pusat tentang pengiriman bala bantuan dan status lanjutan dari misi yang diterima dari Garuda. Selain itu, dia sendiri juga penasaran kenapa seseorang itu hanya diam saja dan tak melakukan interaksi sama sekali.

"Aku tidak tahu. Tapi Garuda Bravo mengatakan bahwa laporan dari markas pusat menyuruh kita untuk tetap bersiaga. Tapi Varyan, jika tiba-tiba ada masalah tolong gantikan aku sebentar. Aku mau istirahat dulu selama beberapa menit", lanjut Fian memberikan konfirmasi kepada Varyan yang sepertinya dia mulai kelelahan akibat pertarungan sebelumnya.

"Jauh di belakang sana, pilot Bravo sepertinya akan segera menyusul kita. Aku akan kirim pesan untuk membawakanmu minum. Karena posisinya sebagai penyerang jarak jauh dan pertahanan terakhir, jadi mungkin akan sedikit memakan waktu untuk ke sini", jelas Varyan sambil mengatur beberapa persiapan kepada unit Garudanya jika terjadi serangan lainnya.

"Terima kasih Varyan. Tapi aku baik-baik saja kok. Kita harus tetap waspada terhadap objek itu. Berhubung unit Garudaku tidak bisa bergerak untuk sementara waktu, mungkin akan dilanjutkan menggunakan Drone Beta Eight aja. Aku akan laporkan ke markas untuk meminta izin melanjutkan misi ini dengan Eight".

Posisi mereka berdua memanglah yang memiliki jarak paling dekat dengan objek asing itu daripada pilot garuda yang lainnya. Lalu, melihat semakin dinginnya malam.menjelang pagi itu, banyak pasukan militer dan bahkan beberapa pilot Garuda juga kelelahan bahkan seperti ingin misi ini segera berakhir dan mereka istirahat. Namun melihat semua kekacauan ini, masih-masing diantara mereka harus melaporkan apa yang terjadi pada markas pusat. Termasuk Fian dan Varyan yang mulai hampir tidak memperhatikan objek asing yang awalnya tidak bergerak itu, mulai menggerakkan tangan kanannya dari bawah, lalu naik ke atas melewati samping kanan tubuhnya, dan berhenti diatas kepala sambil seperti mengacungkan semua jari tangannya ke atas lurus tegak. Apa yang sebenarnya akan dia lakukan?.

REUNIONWhere stories live. Discover now