Renjun tersenyum tatkala kalung itu sudah terpasang di lehernya.

"Ini cantik!". Kata Renjun.

- Get You -

Pikiran Jaehyun sangat kacau sekarang. Ia benar benar sedang bingung. Otaknya bahkan dipenuhi dengan Taeyong. Jaehyun merasa sangat bersalah.

Jaehyun turun dari mobilnya, memberikan kunci mobilnya kepada security seperti biasanya. Jaehyun memasuki kantornya.

"Tuan Jaehyun, ini ada berkas titipan dari Kim Taeyong!". Kata seorang wanita yang bekerja sebagai resepsionis.

Jaehyun menerima amplop berwarna cokelat itu dan membawanya.

"Terima kasih!".

"Baik tuan!".

Kini Jaehyun sudah berada di ruangannya, dengan tergesa Jaehyun membuka amplop berwarna cokelat itu.

Deg

Jantungnya bekerja dua kali lipat tatkala ketakutannya adalah benar, Taeyong menyatakan mengundurkan diri dari perusahaan Jaehyun.

Jaehyun terduduk di sofanya, ia mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Mengapa berpisah dengan Taeyong harus sesakit ini?

"Kau berpikir ini perpisahan Jaehyun? Kau bahkan tak pernah memilikinya!". Gumam Jaehyun dengan satu air mata yang berhasil lolos dari matanya.

Beberapa saat kemudian, Jaehyun merasakan getaran pada ponsel yang ia simpan di sakunya. Jaehyun menghapus jejak air matanya, merogoh ponsel itu dan menjawab panggilan dari suaminya.

"Ya sayang, kau butuh sesuatu?".

"Jangan pulang terlambat, Mingyu hyung ingin membicarakan hal penting dengan kita di rumah utama bersama appa!".

"Membicarakan hal penting?".

"Kurasa ini sebuah kejutan. Mungkin saja Taeyong hyung hamil. Mereka ingin memberi kita kejutan!".

Jaehyun menahan air matanya dengan mendongakkan kepalanya menatap langit langit ruangan kantornya. Mengapa hanya mendengar Namanya sudah sesakit ini. Apakah Jaehyun bisa bertemu dengan Taeyong nanti?

"Sayang? Kenapa diam?". Tanya Renjun tatkala tak ada jawaban dari Jaehyun.

"Ah, baiklah sayang aku tidak akan telat!".

"Aku akan menutup telfonnya. Aku mencintaimu!".

"Aku juga mencintaimu!".

Jaehyun menutup telfonnya. Hari ini ia benar benar tidak bisa konsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Hingga ia memutuskan untuk pulang lebih awal saja.

- Get You -

Kini Jaehyun, Renjun dan Yunho sedang berkumpul di ruang keluarga. Mereka menunggu kedatangan Mingyu dan Taeyong.

"Mingyu, mana suamimu?". Tanya Yunho tatkala Mingyu masuk ke dalam sana.

"Appa aku menceraikan Taeyong!".

Plak

Yunho menampar keras pipi Mingyu. Ia merasa kecewa. Yunho sangat menyayangi Taeyong, Taeyong begitu mirip dengan suaminya yakni Jaejoong. Meskipun Jaejoong menghianati Yunho tapi Yunho begitu mencintai Jaejoong. Mingyu yang saat itu masih kecil melihat dengan mata kepalanya sendiri Jaejoong meninggalkan mansion itu dengan alasan lelaki lain. Mulai saat itulah, Mingyu merasa sangat membencinya ibunya sendiri.

Wajah yang begitu mirip dengan Jaejoong membuat Mingyu sangat membenci Taeyong meskipun dominan manapun akan rela mengejar Taeyong. Namun benci adalah benci, Mingyu terlanjur benci dengan ibunya, dan wajah ibunya malah ada di Taeyong, karena itulah Mingyu tak bisa mencintai Taeyong.

"Apa yang kau katakan Kim Mingyu!". Teriak Yunho.

Renjun dan Jaehyun terdiam, mereka terkejut dengan keputusan Mingyu yang tiba tiba. Terutama dengan Jaehyun. Apa yang terjadi? Bukankah selama ini Mingyu dannTaeyong terlihat baik baik saja? Apakah sesuatu yang tersembunyi mulai terbongkar sekarang hingga Mingyu memutuskan untuk menceraikan Taeyong?

"Dia hamil appa!".

"Lalu kenapa? Kamu tidak mau bertanggung jawab?".

"Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya!".

Bagaikan petir di siang bolong. Jaehyun benar benar terkejut dengan ucapan Mingyu.

"Aku tidak mencintainya appa. Taeyong mungkin juga tidak mencintaiku hingga ia mencari lelaki lain dan hamil bersama lelaki yang ia cintai!".

"Taeyong hamil? Dia hamil anakku!". Batin Jaehyun.

Setelah pulang dari mansion Yunho, Jaehyun benar benar merasa tidak tenang, ia bahkan tak bisa tidur. Berkali kali ia menghubungi ponsel Taeyong namun tidak bisa, dia sangat frustasi.

"Dimana kamu Taeyong?". Gumam Jaehyun sambil mengusak rambutnya.

Jaehyun benar benar panik sekarang. Apa yang harus dia perbuat. Kenapa otaknya tidak bisa diajak kerja sama. Dia bingung benar benar bingung. Namun yang ia inginkan hanyalah bertemu dengan Taeyong.

Taeyong pasti sedang sendirian, dia pasti sangat kesepian. Dan benar saja, Jaehyun tidak tidur sama sekali malam itu. Padahal paginya ia harus mengantar suami kecilnya untuk ke dokter kandungan.

Jaehyun tengah mondar mandir di depan kolam renang. Renjun melihat suaminya dari kejauhan. Ia mengepalkan tangannya erat.

"Apa yang harus kau lakukan Jaehyun, berpikirlah Jaehyun berpikirlah!".

Jaehyun memukuli kepalanya sendiri. Ia merasa otaknya tidak berfungsi sedari tadi.

- Get You -

Taeyong melihat jam dindingnya, jam 09.00. Hari ini adalah jadwalnya untuk kontrol dengan dokter kandungan. Taeyong melihat bayangannya di cermin.

"Kau terbiasa sendiri, kau harus bisa. Jangan menangis lagi!". Gumam Taeyong pada dirinya sendiri.

Bagaimana tidak, semalaman dia menghabiskan waktu untuk menangis hingga matanya terasa pedih. Taeyong menghembuskan nafasnya sembari tersenyum kecil, dapat ia lihat senyuman itu.

"Kau tetap cantik Taeyong. Ayo kita jalani ini. Kata ayah lelaki tidak boleh lemah meskipun kau seorang submisive, kau harus kuat dan jangan cengeng!".

Kata hanyalah kata, buktinya air mata itu terjun bebas dari matanya, padahal Taeyong sudah mengatakan jangan cengeng.

Sebelumnya, Taeyong sudah memesan sebuah taksi untuk pergi ke rumah sakit. Dan beruntungnya di sana tidak terlalu antree. Seperti biasa dokter selalu meresepkan vitamin untuk Taeyong dan menyarankan Taeyong untuk ekstra mengelola stress dan tenaganya. Calon bayi Taeyong kembar, jadi dia harus benar benar menjaga kandungannya itu.

Taeyong melihat hasil print USG, senyuman kecil terpatri di wajah cantiknya.

"Pasti mereka berdua lucu sekali!". Batin Taeyong.

"Taeyong hyung?".

Taeyong mendongak tatkala mendengar seseorang memanggil namanya.

- Get You -
TBC

GET YOU | JAEYONG (End)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora