32. Cemburu bilang bang!

947 35 0
                                    

Reno melirik jam pergelangan tangannya. Sudah hampir tiga puluh menit cowok itu duduk menunggu di cafe yang sudah dijanjikan untuk bertemu dengan Acha tapi yang mengajak tidak kunjung muncul juga menampakan batang hidung nya.

Reno mendengus kesal saat sambungan telpon nya tidak diangkat oleh Acha, selang beberapa saat pandangan mata nya menangkap sosok yang sedang dirinya tunggu berjalan bersama dengan seorang cowok disampingnya.... Dristan?!

Memang benar-benar manusia satu ini, Reno berdecak kemudian melangkah mendekati dua orang itu dan tanpa banyak bicara tangannya langsung menarik pundak Acha yang fokus mengobrol hingga berbalik menubruk dada nya.

Acha meringis pelan mendongak menatap siapa yang telah kurang ajar menarik nya dan ternyata orang nya adalah sahabatnya sendiri.

"Reno." Lirih nya.

"Gue nungguin lo setengah jam disini, ditelpon gak diangkat dan lo enak banget baru sampe sama dia." Ucap Reno diakhir ucapannya menatap Dristan dengan sengit.

Acha mengernyitkan keningnya. "Lah bukannya lo sendiri yang bilang gak bisa dateng karna lagi sibuk, jadi gue pergi sama kak Dristan aja, lagian hp gue abis batre mati." Ucap Acha menujukan hp nya yang mati memang kehabisan baterai.

"Kenapa bisa sama Dristan?." Tanya Reno.

Belum sempat Acha menjawab Dristan sudah lebih dulu berbicara.

"Emang kenapa sih Ren, gitu banget lo, lagi pula kan Acha pergi nya sama gue." Ujar Dristan ikut angkat suara.

Reno berusaha mengontrol emosi nya yang tiba-tiba saja meluap saat melihat Acha dan Dristan datang bersama.

"Kesel aja gue karna udah nunggu lama, buang-buang waktu gue." Ujar Reno.

Padahal alasan kesal nya bukan karna itu.

Dristan geleng-geleng kepala merangkul bahu Reno. "Kita kan udah disini nih, have fun aja lah santai ngobrol-ngobrol." Ucap Dristan mengajak Reno untuk duduk dan Acha hanya mengikuti dua cowok itu dari belakang.

Acha duduk bersebelahan dengan Reno sedangkan Dristan duduk tepat didepan Acha setelah itu mereka langsung memesan makan dan minum.

Awal nya Acha memang mengajak Reno untuk menemaninya mengerjakan tugas kampus nya karna sedang bosan dirumah tapi Reno menolak karna sedang sibuk di rumah sakit jadi Acha niatnya akan pergi sendiri saja namun secara kebetulan Dristan mengajak nya keluar jadi Acha minta ditemaninya saja.

Dan berakhir seperti sekarang.

Setelah semua orderan mereka sampai ketiga nya langsung menikmati pesanan milik masing-masing, Acha yang tadi memesan Vanilla latte hanya meminum beberapa sedotan saja karna memang base nya dari kopi dan dia tidak bisa terlalu banyak minum kopi karna nanti akan pusing, pesan Vanilla latte hanya untuk syarat menemani tugas nya saja biar kaya orang-orang yang nugas sambil ngopi.

Melihat Acha yang hanya mengaduk-aduk minum nya sambil melihat laptop nya membuat Dristan inisiatif menawarkan minumannya. "Mau cobain punya gue, Cha?." Tawar nya membuat Acha langsung melihat kepada nya.

Acha melirik sekilas coffe Dristan lalu menggeleng pelan. "Gue—."

"Dia gak akan bisa minum long black." Potong Reno menyela ucapan Acha sambil memberikan gelas berisi ice coklat miliknya yang baru diminum sedikit untuk Acha.

Reno memang sengaja memesan coklat ice karna Acha yang sudah memesan Vanilla latte dan dia sudah menebak cewek itu tidak akan menghabiskan minumannya dan berakhir saling tukaran dengan dirinya seperti biasanya.

Acha tersenyum lebar langsung menggeser coffe miliknya kedepan Reno agar dihabiskan cowok itu sedangkan dirinya menikmati coklat ice milik Reno sambil kembali mengerjakan tugas.

"Pantes aja. Tadi gue sempet heran seorang Reno minum nya coklat." Ujar Dristan kemudian meneguk coffe nya.

"Udah apal banget gue sama sifat nya." Timpal Reno melirik Acha yang sedang memotong pastry miliknya.

Melihat gerakan tangan Acha yang seperti hendak menyuapi membuat Reno dengan pede nya langsung membuka mulut, tapi—

"Cobain croissant nya deh kak."

What the hell!

Reno menatap tidak percaya Acha yang justru lebih memilih menyuapi Dristan dibandingkan dirinya, apa-apaan coba?!

Biasanya kan selalu dirinya yang disuapi oleh Acha.

"Enak kan?."

Mendengar geraman pelan dari Reno dengan tatapan tajam nya membuat Dristan tersenyum usil. "Croissant nya sih rasanya biasa aja cuman karna yang nyuapinnya cantik jadi enak." Jawab Dristan dengan sengaja.

Sudah kesal dengan jawaban Dristan yang menurut nya apaan banget Reno malah dibuat makin kesal melihat wajah malu-malu Acha yang dipuji oleh Dristan.

Hei, sejak kapan Acha jadi malu-malu meong begitu?!

Bikin gak selera aja, Reno menyandarkan punggung nya sudah tidak minat makan dan minum lagi hati nya tiba-tiba saja panas sendiri.

Sadar dengan perubahan sikap Reno Acha menoleh menatap nya dengan tatapan bertanya namun tidak dihiraukan oleh Reno yang malah langsung memainkan hp nya seolah tidak sadar sedang ditatap oleh Acha.

"Kenapa sih, No." Tanya Acha bersuara.

"Gakpapa... tugas lo udah selesai belum, gue mau pulang." Balas Reno acuh.

"Baru juga bismillah ini, mau ngapain sih buru-buru pulang."

Reno tidak menjawab.

Acha geleng-geleng malas juga berdebat lebih baik dia kembali mengerjakan tugas nya yang harus sudah selesai hari ini juga.

"Mampus, cemburu kan lo pasti." Ucap suara hati Dristan yang merasa puas melihat wajah bete Reno.







******









"Lo kenapa sih, No, tadi kaya nya sensi banget sama kak Dristan?" Tanya Acha membuka pembicaraan setelah mereka berada di mobil dalam perjalanan pulang.

"Sensi gimana?." Reno balik bertanya melihat Acha sebentar lalu kembali menatap kejalanan depan yang dilalui.

"Kaya kesel gitu, apalagi pas kak Dristan mau nganterin gue balik lo malah narik tangan gue padahal kan gue dateng kesana juga sama dia." Ujar nya tidak mengerti dengan sikap Reno.

"Lo gak liat langit mendung?."

Acha terdiam tadi nya dia memang akan pulang bersama dengan Dristan naik motor tapi karna cuaca yang mendung dan takut kehujanan jadi Reno melarang nya dan meminta nya untuk bersama diri nya saja lagipula arah pulang mereka juga tidak searah dengan Dristan.

"Tapi kan kata kak Dristan—."

"Lo manggil dia pake kakak giliran ke gue, Na, No, Na, No." Sela Reno memotong ucapan Acha yang terus menyebut Dristan dengan panggilan kakak padahal kan umur Dristan sama seperti nya, Reno tidak terima saja.

"Kenapa sih, biasanya juga fine-fine aja kok." Bingung Acha.

"Lo yang kenapa."

Acha mengernyit mendengar nada bicara Reno yang tidak seperti biasanya, cowok itu jelas sekali terlihat bete seharian ini entah apa penyebab nya.

Apa karna sedang pusing dengan kerjaannya?

"Kalo lo lagi banyak kerjaan gak usah buang-buang waktu lo, gue bisa urus diri gue sendiri." Ucap Acha menyimpulkan sendiri alasan sikap Reno yang seperti sekarang.

"Gak nyambung lo, gue bilang apa disautin apa." Ujar Reno merasa ucapan Acha tidak nyambung dengan ucapannya padahal kan dia begitu bukan karna kerjaan tapi karna-

"Terus karna apa?."

"Karna—." Ucapan Reno langsung berhenti saat pandangannya bertemu dengan manik teduh Acha yang menatap nya menunggu jawaban.

Ah sudah lah. Reno malas membahas nya lebih baik dia diam saja, dari pada nanti ujung-ujungnya mereka berantem.

"Malah diem, karna apa Reno?."

Reno menggeleng fokus menatap ke depan. "Gue lagi cape aja." Balas nya berbohong.






To be continude

Hi, AchaWhere stories live. Discover now