"anak anda melakukan perundungan dengan anak nya, kemarin pak Heeseung sebagai kesiswaan juga sudah menegur anak anda, kali ini saya ingin memberikan penegasan bahwa tidak boleh ada perundungan lagi di lingkungan sekolah ini." ucap kepala sekolah.

Jake menatap Sunghoon, Sunghoon tampak mendecih dia melirik Junghwan yang kini hanya bisa menunduk dan memainkan ujung Hoodie nya.

Di belakang Sunghoon dan Junghwan terdapat Heeseung yang sedang menatap Jake, pria itu memiliki reaksi yang tenang walaupun di mata nya Heeseung dapat melihat banyak sekali kekacauan yang melanda.

"sebenarnya saya tidak ingin membesar besarkan masalah ini,
saya ingin anda selalu mengawasi anak anda, saya tidak apa jika dia memaki saya tapi bukan kah itu akan berdampak negatif padanya? dia masih kecil dan dia sudah tahu kata kata kotor seperti pelacur?." ucap Jake dengan tenang.

Sunghoon menatap Jake.

"dia seumuran dengan anak saya, anak saya berumur 17 tahun dan mungkin dia juga? ah saya tidak tahu, tidak apa kepala sekolah lupakan saja, akan lebih baik jika hidup dengan damai, benar?." tanya Jake.

Junghwan semakin menundukkan kepalanya, Sunghoon menekan tengkuk Junghwan untuk menunduk pada Jake.

"minta maaflah padanya, kau ini seperti tidak pernah diajari sopan santun saja! lagi pula dari mana kau mengetahui kata kata kotor itu?." datar Sunghoon.

Junghwan hanya terdiam.

"minta maaflah!." bentak Sunghoon.

"maafkan aku, aku tidak bermaksud mengatakan hal hal buruk tentang mu, aku juga hanya sebatas bermain main saja dengan Riki maaf, aku janji bahwa aku tidak akan menganggu Riki dan aku tidak akan mengatakan hal yang tidak tidak tentang mu lagi." ucap Junghwan dengan menangis.

"tidak apa, anggap saja semua ini tidak pernah terjadi." balas Jake.

Sunghoon ikut menunduk pada Jake, Jake juga menunduk padanya.

Jake tanpa sengaja bertemu mata dengan Heeseung, Jake tersenyum dengan tipis dan Heeseung pun membalas senyuman itu.



"tuan." panggil Heeseung.

Langkah Jake terhenti, dia menoleh ke asal suara saat Heeseung mulai mendekati nya, Jake menatap Heeseung yang sekarang sudah berdepan depanan dengan nya.

"iya pak?." tanya Jake.

"jika anda tidak keberatan boleh kah kita berbicara sebentar?." tanya Heeseung dengan senyuman lembutnya.

Jake tersenyum lalu mengangguk dengan pelan sebagai jawaban, Heeseung menghela nafasnya dengan lega.

"mau bicara di mana pak?." tanya Jake.

"di cafe depan saja, mari." ucap Heeseung dengan mempersilahkan Jake untuk duluan, Jake tersenyum dan langsung mendahului Heeseung sedangkan Heeseung hanya mengikuti nya dari belakang.

Sekarang mereka sudah berada di cafe yang Heeseung maksud, cafenya tidak jauh dari area sekolah kini mereka sedang duduk berhadapan.

"anda ingin memesan apa tuan?." tanya Heeseung dengan menatap Jake.

"kopi saja." balas Jake.

"kopi saja? baiklah, pelayan." panggil Heeseung.

Satu orang pelayan mulai mendatangi mereka dan mencatat pesanan Heeseung dan juga Jake, Jake memperhatikan Heeseung sebelum mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Keheningan melanda selama beberapa detik setelah pelayan itu pergi, Heeseung menatap Jake yang  sedang menatap ramainya jalanan dari balik kaca cafe.

"kenapa reaksi anda bisa setenang itu?." pertanyaan dari Heeseung langsung membuat Jake mengalihkan perhatian nya.

"padahal anda bisa saja mempertegas teguran anda tapi anda hanya membiarkan nya dan langsung mengambil jalan damai?." timpal Heeseung.

"bukan kah lebih bagus?." senyum Jake.

"ya, itu sangat bagus." senyum Heeseung dengan menatap mata Jake.

Jake menunduk dengan senyuman yang masih tertera di bibir nya.
"saya hanya tidak ingin membesar besarkan masalah sepele ini pak." ucap Jake.

"perundungan bukan masalah yang sepele." balas Heeseung.

Jake menghela nafasnya dan kembali menatap Heeseung, Heeseung menopang dagunya dan terus menatap Jake yang sekarang tersenyum dengan sendu.

"saya ingin kehidupan damai, saya tidak ingin terlalu memikirkan apa yang membuat saya sakit, saya sudah cukup senang saat dia menyadari kesalahannya, sebenarnya saya tidak membutuhkan maaf darinya tapi saya hanya ingin agar dia tidak menganggu anak saya lagi." ucap Jake dengan lembut.

"kepribadian anda sangat lembut tuan." senyum Heeseung.

"anda berlebihan pak." senyum Jake.

Pesanan kopi mereka sudah sampai, keheningan kembali melanda, Heeseung dan Jake kini menyeruput masing masing kopi mereka, Heeseung melirik Jake.

Setelah sama sama meletakkan gelas mereka ke meja tiba tiba Jake mengatakan sesuatu.

"terimakasih pak." ucap Jake.

"saya? kenapa?." tanya Heeseung.

"anda sudah mengambil jalan tegas dalam menangani masalah yang terjadi, anda bijaksana dan juga baik hati." senyum Jake.

"ah bukan apa apa, saya hanya menjalani tugas saya saja tuan." balas
Heeseung dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Jake tertawa dengan pelan saat melihat telinga Heeseung yang kini mulai memerah sedangkan Heeseung kembali meminum kopinya dengan cepat.

.............................
to be continued

Single Mother : HeejakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang