Pagi ini Jaehyun tengah mondar mandir di ruang kerjanya, dia merasa sangat resah. Dia harus segera tahu apa saja jadwal kegiatannya hari ini dan hal itu harus disampaikan oleh sekertarisnya. Sebenarnya Jaehyun bisa saja melihat jadwalnya sendiri, tapi entahlah dia merasa resah karena Taeyong belum juga datang.
"Kemana dia?". Gumam Jaehyun.
Jaehyun keluar dari ruangannya, dia melihat Taeyong yang baru saja datang.
"Kenapa kamu terlambat?". Kata Jaehyun sedikit tegas.
Taeyong menundukkan kepalanya, enggan memperlihatkan wajahnya.
"Maafkan aku, aku salah menyebutkan tempat tujuanku kepada supir taksi!".
"Konyol sekali, kamu bisa memesan taksi online!".
Jaehyun merasa kesal, tidak dia bukan kesal karena Taeyong datang terlambat tapi dia kesal karena hatinya merasa resah dan khawatir.
"Maafkan aku tuan!".
Tes
Jaehyun melihat setitik air bening jatuh di lantai, Taeyong menangis.
"Ada apa? Apakah aku terlalu kasar?". Batin Jaehyun.
"Saya permisi!". Pamit Taeyong.
Taeyong berlari menuju toilet. Bukan karena Jaehyun yang memarahinya, hanya saja hatinya sangat sakit tatkala ia melihat suaminya bersama pria lain sedang berciuman di dalam mobilnya. Taeyong tahu bahwa Mingyu memiliki kekasih, tapi baru kali ini dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kemesraan itu. Taeyong sangat mencintai Mingyu.
Taeyong mengusap air matanya. Ia harus mulai bekerja. Keluar dari toilet itu dan segera mengecek jadwal Jaehyun.
"Ya Tuhan, karena aku dia melewatkan pertemuan dengan Sana Corp!".
Taeyong buru buru mencari kontak Sana Corp dan menghubunginya. Beberapa saat kemudian, Taeyong keluar dari perusahaan Jaehyun dan memesan sebuah taksi.
Sedangkan di ruangannya Jaehyun sedang merutuki dirinya. Jadwalnya bertemu dengan calon investor harus terlewat begitu saja. Itu bukan masalah besar baginya. Namun, pikirannya didominasi oleh Taeyong yang datang dengan keadaan menangis. Ada apa dengannya? Siapa yang menyakitinya? Menjadi pertanyaan yang begitu memusingkan di dalam otaknya.
Beberapa saat kemudian, pintu ruangan Jaehyun diketuk oleh seseorang.
"Masuk!".
Taeyong masuk ke dalam sana, dia sangat gugup sekali sekarang, pasti Jaehyun akan memarahinya.
"Tuan, maaf anda melewatkan pertemuan dengan Sana Corp karena kelalaian saya!".
Jaehyun menatap wajah Taeyong. Taeyong sudah terlihat lebih segar, tapi hidungnya itu masih merah. Sangat menggemaskan.
"Tidak masalah!". Jawab Jaehyun selembut mungkin, ia tak ingin menyakiti Taeyong.
"Tapi mereka menjadwalkan ulang pertemuan besok di jam satu siang!".
Jaehyun terkejut dengan perkataan Taeyong, jadwal ulang? Sana Corp. bukan termasuk tipe perusahaan yang memberi kesempatan kedua, tapi Taeyong bilang menjadwal ulang.
"Bagaimana bisa?". Tanya Jaehyun dengan raut serius.
"Saya bernegosiasi dengan pimpinan mereka dan mereka setuju untuk menjadwal ulang pertemuan anda. Dan untuk hari ini, jadwal anda di jam 3 menelfon suami anda!".
"Apa apaan itu, jangan masukkan urusan pribadiku di dalamnya Taeyong!".
"Supaya kamu tidak lupa lagi. Aku juga akan marah jika aku menjadi Renjun!".
Jaehyun terdiam, dia menangkap wajah yang sendu di sana. Apakah Taeyong tak pernah mendapatkan perhatian dari Mingyu, jawabannya jelas tidak.
"Kalau begitu saya permisi!".
"Jadi Mingyu hyung tidak mengantarmu hari ini?".
Taeyong berbalik untuk menjawab pertanyaan Jaehyun.
"Dia sibuk di perusahaan appa Yunho!".
- Get You -
Taeyong sedang membawa nampan makan siangnya, ia melihat seorang lelaki yang sedang duduk sendiri. Taeyong melihat lelaki itu tadi pagi, bersama Mingyu. Ya Taeyong melihat Wonwo.
Jantungnya berdebar, tapi kaki jenjang Taeyong justru membawanya untuk mendekat ke arah Wonwo.
"Apakah aku boleh duduk di sini?".
Wonwo mendongakkan wajahnya tatkala mendengar sapaan seseorang.
"Tentu!". Jawab Wonwo tanpa ragu.
Taeyong gugup, ia ingin sekali menanyakan sesuatu kepada Wonwo.
"Kau ingin mengatakan sesuatu? Katakan saja!". Kata Wonwo.
Taeyong menatap Wonwo. Wonwo begitu berani untuk Taeyong yang rapuh.
"Aku melihatmu tadi pagi...".
"Bersama suamimu? Kau ingin bertanya kepadaku apakah aku kekasih suamimu? Jawabannya adalah ya, namaku Wonwo, dan aku adalah kekasih Kim Mingyu. Kamu tidak perlu menjelaskan siapa dirimu karena aku tahu kamu adalah suami kekasihku. Apakah ada yang ingin kau tanyakan lagi?".
Taeyong tercengang mendengar perkataan Wonwo. Matanya menatap tidak percaya ke arah Wonwo.
"Kau ingin bertanya dimana dia semalam? Aku akan menjawabnya dengan senang hati!".
Taeyong cepat cepat menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin jawaban Wonwo lebih dalam lagi menyakiti perasaannya.
Wonwo beranjak hendak pergi dari sana. Ia menunduk untuk berbicara dengan Taeyong.
"Jangan lemah Taeyong. Kalau aku menjadi kau, aku akan memanfaatkan kecantikanku untuk memikat lelaki lain!".
- Get You -
TBC
PART 2
Start from the beginning
