"Om, aku sama Al rasa vanila aja," sela Aruna saat mendengar Om Gama memesankan rasa cokelat.

Gama menoleh cepat. "Kenapa? Kalian nggak suka rasa cokelat?

"Kata Mami nggak boleh cokelat terlalu banyak. Takut sesak."

Akhirnya Gama mengganti pesanannya. Selagi menunggu pesanan ice cream dibuat, Gama duduk di kursi bersebelahan dengan Aruna.

"Kamu sama Alula alergi cokelat?"

Aruna mengangguk. "Tapi kadang Al suka bandel. Dia sering jajan cokelat kalo di sekolah. Aku nggak pernah aduin ke Mami, takut Al dimarahin. Selama nggak sampai sesak, aku sama Al masih aman."

Gama tanpa sadar tersenyum melihat betapa perhatiannya Aruna pada kembarannya. "Gimana kalo kalian sampai sesak?"

"Di rumah ada nebulizer. Biasanya kalo sesak, Mami suka pakai itu buat uap kita."

"Kalian sering sesak?" tanya Gama menatap Aruna lekat.

Aruna menggoyang-goyangkan kedua kakinya. "Kalo dulu sering banget sesak. Tiap bulan harus diuap buat ngeluarin dahak."

"Kalo sekarang?"

"Udah nggak separah dulu. Kata Mami, imunku sama Al udah lebih bagus. Selagi nggak makan makanan yang memicu alergi, aku sama Al nggak akan sesak."

Gama merasa kalau Aruna lebih banyak bicara dibandingkan dengan Alula. Aruna cukup terbuka dan enak untuk diajak mengobrol. Berbeda dengan Alula yang terkesan hanya mengobrol seperlunya saja. Kata-kata Alula juga terkesan tajam dibandingkan Aruna. Meksi begitu, Gama yakin sebenarnya Alula punya sifat yang baik. Terbukti dengan Alula yang mengucapkan kata terima kasih padanya, meski dengan wajah malu-malu.

"Mikala nyuruh aku ke rumahnya," ucap Adam sambil membaca pesan yang baru masuk.

Gama tersentak mendengar suara Adam, membuatnya tersadar dari lamunannya. "Apa?" tanyanya saat tidak mendengar jelas apa yang diucapkan Adam.

"Mikala nyuruh aku ke rumahnya. Katanya dia lagi bosan karena Mamanya ke luar kota," ucap Adam mengulangi ucapannya.

"Hari Sabtu dia nggak sekolah?"

"Hari Sabtu libur."

Gama diam. 

"Mau ikut?" tanya Adam menawari.

"Kemana?" tanya Gama dengan wajah bodohnya.

Adam berdecak keras. "Ke rumah Mikala."

Gama lantas menggeleng. "Hari ini mau tidur aja di apartemen. Seminggu ini capek karena banyak kerjaan."

Adam menunjukkan isi pesannya pada Gama. "Si twins berencana main ke rumahnya Mikala. Siapa tau kamu mau ketemu sama mereka."

Raut wajah Gama langsung berubah antusias. "Ada si twins?"

Adam mengangguk. "Ikut?"

"Oke, aku ganti baju dulu." Gama melompat turun dari sofa. Ia berjalan cepat ke arah kamar untuk mandi secepat kilat dan mengganti baju. Begitu selesai, ia keluar dan menghampiri Adam.

"Kenapa semangat banget mau ketemu sama si twins?" tanya Adam menatap Adiknya dengan curiga.

"I don't know," jawab Gama ringan. "Kangen aja mau lihat mereka lagi," lanjutnya berjalan lebih dulu keluar apartemen sebelum disusul oleh Adam.

***

"Hai, Om Adam," sapa Aruna yang membukakan pintu. Saat menyadari Om Adam tidak sendiri, ia menyunggingkan senyumnya. "Om Gama juga ikut ke sini?"

Not Finished Yet [Completed]Where stories live. Discover now