41. Melepas Rindu Dan Olah Raga

Start from the beginning
                                    

Darka mencabutnya lalu berpindah ke samping Delin, memeluk sambil mengecupi bibir dan pipinya berkali-kali.

Delin hanya terpejam menerima kasih sayang itu.

"Aku harus mandi lagi, kita cukup lama main, Ella ngertiin papanya banget," kekeh Darka sambil memeluk Delin gemas.

Delin hanya tersenyum lemas. Darka semakin hari jadi semakin banyak ekspresi walau hanya padanya atau Ella dan keluarga.

Pada orang lain, Darka tetaplah Darka yang dulu. Tidak sembarangan membiarkan orang lain masuk begitu saja ke dalam kehidupannya.

"Gimana? Enak ga?" Darka mengecupi lengan Delin lalu mengusapnya.

"Selalu aja tanya itu," Delin membenamkan wajahnya di bantal.

"Kamu juga, selalu malu. Padahal waktu goyang di atas aku kamu ga malu,"

Delin hanya memukul manja perut Darka lalu keduanya sama terkekeh dan berciuman. Saling mengucapkan terima kasih satu sama lain.

Rindu keduanya sudah terobati. 

***

"Aduh.." Darka agak terengah. Lelah juga mengajak Ella bermain kuda-kudaan. Apa mungkin karena dia sudah berkuda-kudaan dengan Delin?

"Papanya baru pulang dinas," Delin mengangkat Ella.

Darka terkekeh mendengarnya. Dia memang pulang dinas lalu langsung dinas lagi dengan Delin. Jadi merasa tua. Darka akan berolah raga lagi. Dia akan mengatur jadwalnya.

"Sayang, kita olah raga ke Car Free Day ya mulai minggu depan mungkin," Darka rebahan di karpet bulu yang berserakan beberapa mainan Ella.

"Ha? Tumben?" Delin menurunkan Ella yang langsung merangkak mendekati Darka dan bergerak random dekat papanya.

Ella sibuk berceloteh sendiri dengan bahasa aliennya.

"Kita mulai hidup sehat lagi, perusahaan juga stabil, bisnis di desa juga, kita bisa atur jadwal, apalagi ayah udah turun kerja lagi," jelas Darka yang pasrah saja tubuhnya di duduki Ella.

"Aku sih ayo, Ella juga harus mengenal dunia luar,"

Darka mengangguk dan mulai merencanakan penjagaan untuk keluarganya setiap hari yang dia tentukan.

***

Dan hari ini pun datang.

Ella terlihat riang dan sibuk berceloteh. Dia duduk di stroller bayi yang di dorong pengasuh Ella.

Delin akan kesulitan jika sendirian. Makanya dia membawa ikut serta pengasuh Ella.

"Ramai ya," Delin mulai peregangan.

Darka pun mengangguk sambil melakukan peregangan juga. Dia terlihat santai namun tetap waspada.

Semenjak terjun ke dunia bisnis ayahnya. Dia jadi memiliki musuh. Musuh ayahnya yang menjadi musuhnya juga.

"Kamu sewa pengawal?" bisik Delin.

Darka tersenyum sambil mengusap sekilas pipi Delin. Delin jika di bawah sinar matahari semakin cantik.

"Tapi ga keliatan," bisik Delin lagi.

"Kamu pasti ga betah, akan malu kalau terang-terangan bawa pengawal," bisiknya lalu mencuri kecupan di pipi.

Iya sih, Delin akan merasa malu dan lebih baik di rumah saja olah raganya. Olah raga dengan Darka contohnya.

Delin dan Darka mulai berlari pelan tanpa ingin jauh dari stroller Ella. Jalan-jalan mengelilingi tempat ini sama saja dengan olah raga, tidak perlu lari.

Ella terlihat berseru melihat beberapa balon yang bergambar kartun.

"Ella mau?" Darka berhenti sejenak.

Delin menggeleng samar. Darka terlalu banyak menawarkan ini itu sampai pengasuh dan belakang Stroller Ella penuh dengan mainan.

"ARGH!"

Delin dan Darka sontak bergerak waspada, Delin menggendong Ella dan Darka melindungi keduanya.

Darka melihat satu pria berbadan besar tengah melumpuhkan satu pria yang menjatuhkan pisau.

"Dia—" Delin berdebar panik, memeluk Ella yang menangis karena kebisingan sekitar.

"Dia pengawal kita," Darka melirik pengawal lain. "Kita pulang!" putusnya.

Pengasuh bergegas mengikuti tuannya yang di tuntun satu pengawal lain. Pengawal itu terlihat memakai pakaian olah raga santai.

"Kamu tenang aja, mereka ga akan sentuh Ella dan kita.." Darka menenangkan Delin yang terlihat pucat.

Delin hanya diam, mencoba tenang walau tetap khawatir. Hidupnya memang sudah sangat berkecukupan. Tapi ternyata jadi memiliki musuh.

Mereka masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan lokasi.

"Kamu minum," Darka mengangsurkan sebotol air.

Delin meminumnya sedikit dan menenangkan Ella dengan dot ASI. Delin seka air mata Ella yang kini asyik mengenyot dot.

Darka terus mengusap Delin, mencoba menenangkannya. 





Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now