31. Bayi Besar Dan Main Cepat

56.5K 1.7K 8
                                    

Darka bersiap setelah memberikan semua tugasnya pada Kevin dan kepercayaannya. Dia meminta waktu satu minggu untuk menyelesaikan masalah di desa dan untungnya Kevin memaklumi dan mengizinkannya.

"Kak, Deril udah sampai di desa," Delin mendapat pesan dari Deril, orang tua dan semuanya marah. "Katanya mereka semua marah tahu aku bawa Ella ke kakak," suaranya memelan merasa bersalah.

"Maaf," tambah Delin menyesal.

Darka mengusap kepala Delin. "Masuk, kita berangkat, kasih tahu Deril kita pulang hari ini," balasnya.

Delin masuk membawa Ella dalam gendongannya ke dalam mobil.

"Bunda harap semuanya lancar, ya.." Denada mengantar kepergian mereka dengan penuh harap saat Darka pulang nanti semuanya selesai.

Darka menyuruh sopir untuk menutup sekat saat melihat gerak-gerik Delin yang kesakitan, apa ASInya membengkak lagi?

"Ada apa?" Darka mengambil alih Ella dengan hati-hati.

Delin menyentuh sebelah sumber ASI. "Sshh.. Agak sakit, aku pompa dulu, cadangan juga mau habis ya," Delin memeriksa dengan serius.

Darka hanya menatap gerak-gerik Delin yang terlihat menjadi keibuan. Bahkan mulai mengeluarkan sumber ASI tanpa protes bahwa Darka saat ini melihatnya.

Darka tersenyum. Delinnya semakin matang. Tubuhnya juga tidak setipis dulu.

"Sshh.. Hh.." Delin merasa lega walau agak ngilu saat ASInya mulai ditampung.

"Ella," Darka mengusap pipi anaknya. "Mama pasti bikin kamu kenyang, papa juga kenyang,"

Delin menoleh agak melotot mendengarnya lalu tersipu. Darka memang terlalu banyak minum ASI.

"Ella tidurin?" tanya Darka saat Ella sudah tenang dalam tidurnya. Terlihat damai.

Delin mengambil alih, menyimpan Ella di kasur yang sudah disiapkan Denada dengan begitu rapih dan bersih dalam mobil.

Delin pun kembali menampung ASI yang akan terus rembes. Cemilan dari Darka benar-benar membuat ASInya banyak. Uang memang tidak bohong.

Darka memperhatikannya, membantu membungkus ASI lalu dia simpan di box.

"Mau dibantu?" celetuk Darka setelah sekian lama melihat tetesan ASI itu terus keluar.

Delin merona lalu menggeleng. Dia tahu maksud Darka. Pasti Darka ingin membantunya menggunakan mulut.

"Nanti Kak Darka bisa pipis terus," tolaknya halus.

"Ada botol,"

"Ha?"

"Jadi ga boleh?"

"Bu-bukan gitu.."

***

Delin menjilat bibir menahan desahan. Dia mencoba menepis pikiran kotor. Anggap saja dia tengah menyusui Ella.

Namun sulit.

Dari cara Darka memperlakukan kedua sumber ASI saja sudah berbeda. Bagaimana bisa Delin tidak merasakan apapun.

"Oh astaga!" Delin terpejam menggigit bibirnya.

Darka asyik sendiri. Membuat stressnya terasa hilang setelah lamanya bekerja tanpa ada hiburan.

Setelah Delin kembali, apalagi menikah dengannya. Dia merasa akan memiliki hiburan. Hidupnya tidak akan selelah sebelumnya. Apalagi adanya Ella.

"Kak udah," Delin mengusap kepala Darka.

Darka pun berhenti, menyeka bibir dan membiarkan Delin membersihkan jejak bekasnya.

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang