11. Darka Gila Tak Pernah Lelah

80K 2.2K 18
                                    


       Delin menguap lagi dan lagi. Perjalanan terasa lama karena macetnya padat merayap. Sudah setengah jam mereka terjebak, hanya maju sedikit lalu terdiam lama. Katanya sih ada kecelakaan. Di tambah di daerah sini memang biasa macet.

Delin bersandar pada jendela. Bosan sekali, tahu begini dia bawa buku. Tapi tidak, bisa saja Darka membuang buku itu karena perhatiannya fokus pada buku. Ponsel saja tidak boleh.

Darka sama jengkel. Dia bukan tipe orang sabar. Apalagi padat merayap begini. Dia merasa akan meledak.

Darka melirik Delin lalu tersenyum samar. "Lo tutup semua jendela!" perintahnya.

Delin sontak menatap semua jendela yang memang tidak ada yang terbuka.

"Tirai!"

Delin pun segera ke jok belakang melewati belahan di antara joknya dan jok Darka. Dengan usil Darka menampar belakang Delin.

Delin melotot kaget namun berusaha tenang dan menutupi semuanya tanpa berpikir yang tidak-tidak.

Darka melumat bibir bawahnya dengan tak sabar. Pikirannya terlalu liar. Bercinta ditengah macet.

Darka menelan ludah membayangkannya. Dia jelas tidak akan membuat ketara, tidak akan sampai membuat mobil bergoyang.

Darka menoleh pada Delin yang kembali ke tempatnya.

"Siapa yang suruh lo duduk di sana?" tatapan Darka berubah lagi. Lurus nan tajam mengintimidasi.

Delin menelan ludah. "Apa harus di-di belakang?" tanyanya ragu.

"Lo pikir gue sopir?" balas Darka semakin dingin.

Delin meremas jemarinya gelisah. Dia tidak paham harus apa. Kenapa Darka tidak bilang dengan jelas.

Delin menunduk menyerah.

"Lepas daleman lo!" Darka menekan gas sedikit karena kendaraan di depan mulai maju namun kembali berhenti lagi.

Sungguh padat merayap menjengkelkan!

"Cepet!"

Delin tersentak pelan dengan jemari bergetar dia menurunkan dalamannya hingga terlepas. Delin pun duduk gelisah dengan kedua mata merebak basah namun Delin tahan.

Delin memejamkan matanya kuat-kuat, mencoba mengatur nafasnya yang perlahan memberat dan terengah.

Darka tengah membuatnya siap. Terus menggerakan jemarinya menggerayangi semua yang dia mau.

Delin menatap sekitar dengan panik. Apakah kaca mobilnya gelap? Dia takut jika tidak nanti ketahuan.

Delin sontak menutup mulutnya dengan gelisah. Delin menekuk jemari kakinya lalu terengah samar.

Darka memundurkan joknya sedikit, memberikan ruang untuk Delin agar duduk dipangkuannya. 

***

Delin menahan tubuhnya agar tidak menduduki Darka. Membiarkan Darka menyeka 'nya agar tidak mengenai pakaian atau jok mobil.

"Pake daleman lo, kita cari hotel terus makan malem," Darka meminum airnya lalu melajukan kembali mobilnya.

Dark Obsession (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang