40. Papa Mesum Dan Main Sebentar

Start from the beginning
                                    

Delin terlihat lelap dengan Ella yang sama terlelap di sampingnya.

Darka membenarkan kaca mta bacanya lalu melirik kedua perempuan yang sangat dia cintai dan lindungi itu.

Darka tersenyum sambil terus menandatangani berkas.

Pekerjaannya terasa lebih ringan. Adanya Ella dan Delin ternyata bisa menyuntik semangatnya.

Beberapa kali sekertaris masuk dengan hati-hati. Tetap tidak mengganggu ibu dan anak itu.

"Apa tidak dipindahkan, pak? Kamar istirahat bapak sudah terjamin bersih,"

Darka menggeleng. "Mereka terlihat nyaman, lain kali ingatkan saja untuk membeli sofa yang lebih luas dan empuk." balasnya.

Darka akan mengundang mereka jika seharian full jadwalnya hanya di kantor.

Lumayan juga dia bisa mencuri waktu bermesraan dengan sang istri.

***

Waktu berlalu begitu cepat. Darka masih ingat saat dia terobsesi menginginkan Delin dan memilikinya dengan cara yang salah.

Darka menyesap kopinya sambil melihat bias senja yang indah. Di bawah sana semakin macet.

Darka menunduk, menatap lengan yang membelit perutnya. Membuat punggungnya hangat.

"Sudah bangun, mama?" Darka tersenyum geli mendengarnya, apalagi samar mendengar dengusan dari Delin yang terdengar lucu dan langka.

"Indah ya, kak."

"Salah,"

"Ha?"

"Indah ya, sayang. Jangan terlalu banyak panggil kak," Darka menyimpan gelas berisi kopi itu lalu melepas belitan Delin di perutnya.

Darka balas memeluk Delin dari depan. Keduanya bagai remaja kasmaran. Padahal Ella sudah hadir. Mungkin karena cinta baru datang, mereka pun masih pengantin baru walau sudah ada Ella.

"Geli,"

"Panggil, sayang?"

Delin mengangguk, semakin mengeratkan pelukan sambil menatap pemandangan kota yang terbias orange. Terlihat aestetik.

"Panggil, papa.."

Delin terkekeh pelan. "Aku jadi kayak Ella," balasnya geli.

"Kamu memang mirip Ella, kamu kecil," Darka mengangkat Delin dengan masih memeluknya lalu menyandarkannya di kaca.

Delin tersenyum sambil mengusap tengkuk Darka.

"Aku gila kalau tanpa kamu, cukup waktu itu aku kehilangan. Aku lepas kamu, kali ini ga akan bisa," yakinnya serius.

Delin menunduk malu.

"Love you, Delin."

Delin semakin tersipu dan berdebar.

Ceklek!

"Ah, maaf.."

Ceklek!

Delin dan Darka agak kaget lalu saling pandang.

"Sekertaris-"

"Dia akan maklum," potong Darka lalu mengecupi bibir Delin ringan beberapa kali dan kembali memandangi Delin.

"Jawab,"

Delin tersenyum, padahal ini bukan yang pertama kali. Rasanya tetap sama, mendebarkan. Mungkin karena tidak sering diutarakan, makanya menjadi spesial.

"Love you, too.. Kak Darka, sayang.." Delin terkekeh geli dan malu lalu membenamkan wajahnya di bahu Darka.

Darka mengulum senyum sambil menatap lurus pemandangan.

"Oh! Ella bangun," Delin menggeliat agar Darka menurunkan dan melepaskan pelukan.

"Ini, mama.." Delin mendekat, di sambut Ella yang mengulurkan tangannya lucu. "Mimi?" tanyanya.

Darka mendekat dan duduk, dia usap pipi Ella yang langsung meronta ingin pada papanya.

"Katanya mau mimi,"

Dan Ella seolah paham kata mimi langsung duduk lagi dan ndusel di perut Delin.

"Kak, ga akan ada yang masuk?"

"Kunci aja," Darka beranjak untuk menguncinya dan Delin pun bergegas membuka sebelah sumber ASI dan Ella langsung mendekat.

Ella pun asyik terlihat kehausan. Tidurnya memang lama, pasti terbangun karena haus dan lapar.

Darka kembali duduk, memainkan rambut atau jemari Ella yang menggenggam jemari telunjuknya.

"Jangan liat yang lain," Delin jadi malu.

Darka tersenyum seolah dia ketahuan. Dasar papa Mesum!

Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now