38. Menidurkan Darka Setelah Ella

Start from the beginning
                                    

"Iya, ga sempet." Delin menyeka rambut Ella dengan menatapnya hangat.

Darka maklum. Seharian ini Delin memang terlalu fokus padanya yang meminta tolong ini dan itu.

"Papanya mau satu."

Delin mendelik lalu mengulum senyum dengan tetap mengusap wajah Ella. "Ga mau. Ella ga mau berbagi, kalau bisa bicara mungkin itu jawaban Ella," kekehnya.

"Itu bukan jawaban, Ella. Itu mamanya aja yang pelit,"

Delin terkekeh mendengarnya.

"Sebelahnya milik papanya, jangan dikasih ke Ella," peringat Darka.

Delin tertawa pelan dengan manisnya. "Kamu tidur, jangan pikirin apapun lagi. Aku khawatir," jujurnya.

"Makasih, sayang."

Delin tersenyum. "Eh, ganti dulu pakaiannya, kamu keringetan," dia baru ingat memberitahu itu.

"Nanti, nunggu Ella beres,"

"Ha?"

"Kamu bantuin," datar Darka lalu memejamkan matanya dengan.

"Ella belum tidur, nanti lama, kamu masuk—"

"Bawel!" Darka terpaksa turun karena lumayan agak bertenaga setelah meminum obat.

Delin malah tersenyum, dia menahan jeritan lalu tertawa pelan saat pinggulnya di colek, bahkan p*ntatnya diremas dengan usil.

"Ihhh!" Delin terkekeh lucu setelahnya.

Ella melepas p*tingnya lalu ikut tertawa pelan nan lucu.

"Papa mau deket, Ella tapi ga bisa, tunggu papa sembuh," Darka melepas kaos basah keringat dan menggantinya dengan yang baru.

Ella masih menggapai-gapai Darka seolah ingin bersamanya.

"Nanti ya, sayang.." Delin mencoba menghentikan tangis Ella yang tiba-tiba lalu menjejalkan putingnya ke mulut Ella.

Tangis Ella sontak mendadak surut.

Delin dan Darka lega. Untungnya Ella lebih memilih ASI.

Darka menatap Delin lekat. Dia jadi ingin seperti Ella. Dijejali kesukaannya oleh Delin. Delin melirik Darka dan Darka mengedipkan matanya sebelah dengan wajahnya yang pucat tanpa genit sama sekali.

Delin mengigit bibir bawahnya menahan senyum geli.

***

"Panasnya turun," Delin berhenti menyeka tubuh Darka dengan handuk basah. "Udah enakan?" diusap rambut Darka yang basah oleh keringat.

Darka mengangguk, memakai kaosnya yang tanpa lengan lalu rebahan lagi. Hanya tinggal lemasnya saja.

Delin menatap sebelah tangannya yang digenggam Darka. "Tidur, Ella juga tidur," Darka melirik Ella di kasur sampingnya.

Delin mengangguk hendak beranjak.

"Di sini, kamu lupa belum kasih mimi?" ujar Darka datar namun berhasil membuat Delin salah tingkah.

Masa iya harus bergantian dengan Ella. Selesai Ella tidur, dia harus menidurkan Darka. Geli sekali Delin membayangkannya.

"Sini," Darka terlihat tidak sabaran, mungkin karena takut Ella terbangun tiba-tiba membuatnya tidak bisa mewujudkan inginnya.

Delin melepaskan jubah tidurnya, membuatnya hanya memakai gaun tidur bertali kecil. Kesukaan Darka.

Kalau saja sehat, sudah Darka lucuti ssemuana.

Delin menggigit bibir melihatnya. Kali ini bukan Ella, wajah Darka yang terpejam menikmati sebelah bulatannya.

Delin mengusap rambut Darka, mulut Darka begitu hangat. Darka tidak kemana-mana, dia hanya tetap pada satunya saja sesuai permintaan.

Takut menular walau sebenarnya kata dokter tidak akan menular, bahkan benar, demamnya pun tidak lama.

Darka memainkan jemarinya di tempat lain. Tidak ada salahnya memuaskan Delin walau Darka hari ini harus meliburkan diri karena masih lemas.

Delin terlihat terengah gelisah. Ternyata menidurkan bayi besar begini rasanya. Dadanya kembang kempis.

Delin mencengkram lengan Darka saat kocokannya kian tak terkendali membuat Delin semakin kuat menggigit bibir dan menelan desahannya.

Delin terpejam merasakan denyut gila yang membuat seluruh tubuhnya meremang. ternyata belum berhenti.

Delin hampir menjerit tertahan saat Darka terlalu pintar mengoyaknya dititik yang tepat.

Darka tersenyum melihatnya sambil menjilati jejaknya di jemari lalu mengecup bibir Delin yang terengah beberapa kali.

"Saatnya tidur, mama."

Delin mulai mengatur nafasnya yang berangsur-angsur normal. Rasanya tak nyaman, lembab.

"Cuci dulu,"

Darka tidak menghalanginya. Dia menunggu, membiarkan Delin membenarkan penghalang di sekitar Ella lalu Darka memeluk lagi Delin sampai keduanya terlelap.

Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now