28. Jablay amatir

867 38 1
                                    

Berkeliling Bandung ternyata lebih seru dari ekspektasi Acha sebelumnya apalagi aneka makanan khas kota yang beraneka ragam membuatnya tidak kekurangan asupan selama disana.

Dari siang hingga malam mulut Acha tidak berhenti mengunyah makanan yang dibelinya padahal tadi mereka sudah sempat makan siang dan sore tapi perut karet itu masih bisa menampung cemilan-cemilan ternyata.

Selain berbelanja makanan Acha juga membeli pakaian ganti yang langsung dikenakannya dan juga beberapa oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Jakarta.

Reno yang sedang menyetir geleng-geleng kepala. "Emang niat nge rampok gue lo." Ucap nya namun sama sekali tidak merasa kesal atau menyesal karna telah menghabiskan uang nya untuk menjajani Acha.

Iyalah orang gak seberapa dibandingkan dengan nol-nol yang benyak direkeningnya.

Meskipun sudah seharian berkeliling tapi rasanya Acha masih kurang puas jika mereka langsung pulang begitu saja ke Jakarta, minimal nginep dulu lah beberapa hari disana.

"Ini kita langsung balik?." Tanya Acha basa-basi.

"Mau kemana lagi emang udah malem juga." Balas Reno tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Gue masih belum puas jalan-jalan, masih banyak tempat yang belum di dateng in rugi banget kalo langsung pulang gitu aja." Ujar Acha.

"Mau kemana lagi emang? Besok gue ada jadwal lo juga harus kuliah kan." Kata Reno membuat Acha mengerucutkan bibir nya.

Acha membuang nafas berat nya. "Gue capek pengen istirahat dulu, ini juga udah malem nanti kalo lo tiba-tiba ngantuk dijalan gimana terus kita nabrak terotoar, gue kan belum mau mati." Ucap Acha mendramatis.

Reno tertawa pelan jarak Jakarta Bandung menurutnya tidak jauh-jauh amat bisa saja dia langsung melesatkan mobilnya untuk pulang ke Jakarta malam itu juga tapi mendengar berbagai alasan Acha dia jadi labil sendiri apalagi mengingat jika cewek itu memang kurang istirahat setelah aktivitas nya Reno jadi tidak tega.

"Dikacangin gue." Kesal Acha karna ucapannya tidak digubris Reno.

"Oke lah, kita nginep semalem disini." Putus Reno akhirnya.

"Serius?."

"Besok pagi baru pulang, gue gak bisa ninggalin jadwal gue lagi kaya kemaren demi-demi an lo." Ucap Reno terus terang.

Acha tersenyum lebar memeluk lengan kekar Reno yang sedang menyetir. "Lo emang sahabat terbaik gue, No." Ucap Acha mendekatkan wajah nya hendak mencium pipi Reno tapi cowok itu langsung menghindar dengan cepet.

Nafas nya tiba-tiba tidak beraturan. "Main nyosor aja lo." Ucap nya dengan degupan jantung yang kencang.

"Yaelah sok jual mahal banget lo." Cibir Acha kembali duduk keposisi semula memangku jajanan nya yang masih belum habis.

"Emang gue cowok mahal, gak kaya lo jablay amatir." Balas Reno meledek Acha dengan nada bercanda agar sahabatnya itu tidak tersinggung.

Acha berdecih pelan mana iya banget lagi omongan Reno, dia kan kalo lagi berdua dirumah sama Reno penampilannya udah kaya jablay minta dibelai mana kadang demen banget mancing-mancing lagi.

"Ngerasa ya?." Tanya Reno dengan iseng saat Acha hanya diam.

"Tapi kan gue ngejablay nya didepan lo doang." Ucap Acha tetap mencari pembelaan diri.

Reno geleng-geleng dengan ucapan Acha. "Untung gue cowok kuat iman, Cha, Cha." Ujar Reno bergumam pelan.









*****







Hi, AchaWhere stories live. Discover now