35. Protektif Papa

Start from the beginning
                                    

Darka mengusap belakang kepala dan punggung Delin.

"Tidur yang banyak," Darka menggendong Delin lalu merebahkannya ke kasur.

Darka tidak akan egois. Malam ini akan membiarkan Delin tidur sebanyak yang dia mau.

Delin merasa sangat nyaman dan bahagia jika sedang di sayang-sayang Darka. Kegalakan, keegoisan dan seenaknya Darka seolah bisa Delin lupakan.

***

"ELLA!" Delin bangun dengan cepat, dia beranjak dari kasur menuju box bayi namun tidak ada dan dia baru sadar Darka pun sama.

"Kak, Ella.." Delin keluar kamar lalu menuruni tangga dan memelankan langkahnya saat sudah bisa melihat Darka dan Ella.

Mereka tengah berjemur dengan Kevin dan Denada. Semua menoleh menatap Delin yang berantakan, terlihat sekali baru bangun tidur.

Delin membenarkan rambutnya dengan cepat.

"Santai aja, hari ini aku libur." Darka kembali bermain dengan Ella yang duduk di perutnya tanpa kaos.

"Kamu tidur aja lagi, Ella aman." kata Denada pengertian.

"Aduduh, ini ibu-ibu.." Demian muncul dari belakangnya membuat Delin teramat sangat kaget.

Delin lupa soal pulangnya Demian.

"Demian!" Delin berseru senang bertemu teman sekaligus adik iparnya itu.

"Sana mandi, jorok! Untung Ella cakep," ledeknya.

Demian mendekati Ella dan meminta untuk menggendongnya, Darka berikan begitu saja.

"Kamu mandi terus ikut berjemur," ujar Darka yang diangguki Delin dengan malu.

Delin pun bergegas naik lagi dan bersiap untuk ikut kumpul dengan mereka. Delin pun tidak lupa menampung ASI agar saat di sana nyaman. 

***

"Ella udah posesif, pelit banget," Demian meminta untuk meminjam mainannya.

Darka menatap anaknya yang memang persis seperti dirinya. Posesif pada apa yang dia sukai. Tak hanya itu, jika sudah melihat sesuatu dan menginginkannya jika tidak dituruti akan menangis kejang.

Entah sepintar apa bayi yang masih dalam hitungan bulan itu sampai berkembang sepesat ini. Kata dokter pun begitu.

Bayi spesial katanya. Saking cepat tanggap.

Darka tersenyum senang. Ella akan sangat cantik dan pintar. Tak perlu laki-laki untuk jadi penerus.

"Tuh, mimi dulu," kata Demian sambil merebut mainan di tangan Ella.

Ella tidak menangis dan menyambut riang Delin dengan dot s*su yang penuh dengan ASI. Ella sepertinya kehausan.

Ella langsung menyedotnya sambil memainkan jambang Demian. Demian mencoba mengajaknya bermain dengan pura-pura akan menggigit jemarinya.

Ella tertawa sampai dotnya lepas.

"Demi, nanti Ella tersedak!" tegur Denada.

"Biar dia habisin dulu," tambah Delin yang kini duduk bersama Darka mesra.

"Oke," Demian kembali menjejalkan dotnya ke mulut lucu Ella. "Lucu banget sih!" gemasnya tertahan.

"Ella akan sangat banyak digemari saat besar nanti, ayah yakin!" bangga Kevin.

"Siap-siap aja kak Darka terus jadi banteng lawan mereka semua," kekeh Demian geli membayangkan Darka keteteran karena anaknya banyak didekati pria.

Darka mengetatkan rahangnya. Membayangkannya saja membuat dia emosi.

"Lucu sekali," geli Denada yang ikut membayangkan betapa cerewetnya Darka nanti.

"Tak akan aku biarkan Ella disentuh pria apalagi pria hidung belang! Aku akan mencarikannya yang terbaik!" tegas Darka.

"Kasihan sekali, Ellaku.. Dia harus menanggung tittle jomblo lama.." kekeh Demian.

"Kak Darka jangan gitu, kalau memang Ella sudah menemukan—"

"Ga! Ella akan aku pertemukan dengan pria baik, tidak dengan pria tidak jelas yang dia temui kelak!" potong Darka.

Delin menggeleng samar. Benar, Ella akan kesulitan saat besar nanti jika papanya seperti Darka.

Tapi di sisi lain dia senang. Darka sangat sayang pada Ella sampai sebegitunya. Delin menghangat membayangkan masa depan.

Part khusus 36. Tidur siang atau tidur enak hanya akan ada dikaryakarsa bagi yang mau ya. Engga pun tetap bisa lanjut ke part selanjutnya. Makasih:)

Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now