32. Akhirnya Menikah

Start from the beginning
                                    

Delin kembali mengangguk.

Semua tamu yang hadir ikut bahagia. Keluarga besar Darka pun datang tanpa pandang bulu. Benar-benar keluarga kaya yang tidak hanya kaya harta.

Semuanya baik. Tidak memandang status. Di mata keluarga Darka semuanya sama. Uang dan jabatan tidak menjadi tolak ukur bersosialisasi.

Delin sungguh bahagia. Dia tidak menyesal mengandung anak Darka.

Cara Darka diawal memang tidak terpuji, sangat tidak patut di contoh tapi sekarang dia mau berubah demi Ella dan dirinya sendiri.

Jangan lupa, semua orang memiliki masa lalunya masing-masing.

Dan ke depannya dia maupun Darka akan mencoba lebih baik lagi. Demi Ella.

***

"Mau makan, kak?" Delin menatap Darka yang rebahan di samping Ella yang asyik bermain dengan mainan yang dipegangnya.

Darka sesekali menarik mainan yang seperti akan di emut Ella. "Engga, duluan aja," balasnya. "Jangan di makan, ini bukan makanan," tegurnya lembut.

Delin mendekat. "Mungkin Ella haus, kak.." dia pun naik ke atas kasur.

"Ga pake dot?" Darka bertanya sambil menatap Delin yang mulai mengatur posisi menyamping.

"Udah santai, langsung aja biar kenyang,"

Darka menatap diam tak berkedip saat Delin mengeluarkannya lalu menjejalkan p*tingnya ke mulut Ella yang langsung Ella sedot.

Darka terus memperhatikannya.

Delin menatap sang suami dengan berdebar. "Kenapa? Jangan gitu liatinnya, kak." malunya sambil menyisir rambut tipis Ella.

Darka mendekat, memeluk Delin dan Ella tanpa membuatnya sesak dan terhimpit.

"Mau kayak Ella,"

"Iih kak Darka!"

Darka hanya tersenyum tipis. Keduanya pun asyik melihat Ella yang meny*su sambil tangan tidak bisa diam, matanya pun sama, melirik mama dan papanya.

"Besok kita pulang, aku udah ga bisa banyak libur," Darka mengusap rambut Delin dengan tatapan cinta.

Darka tidak menyangkal lagi. Dia sudah berhasil menjerat Delin.

"Iya, malam ini aku siap-siap, bawa keperluan Ella seperlunya,"

Darka mengangguk. Sudah banyak barang disiapkan Denada di rumah baru mereka di kota, jadi tidak usah terlalu banyak membawa barang. 

***

"Udah, bunda yang urus. Kalian itu pengantin baru," Denada mengambil alih Ella.

"Bundakan urus, ayah.." Delin jadi tidak enak.

"Bunda giliran sama suster, yang terpenting ASI siap, jangan di kasih ke papanya!" celetuk Denada.

Delin sontak bersemu malu. Sungguh frontal ibu mertuanya itu.

"Udah resiko Delin punya dua bayi," celetuk Darka yang membuat Delin semakin tak karuan, dia pun memilih pamit untuk membereskan barang bawaan.

Darka terkekeh, melirik bundanya yang sama jahil sampai membuat Delin kabur karena malu.

"Sana! Jangan sakitin Delin! Puas-puasin berdua, Ella akan bunda urus, ayah juga selalu seneng kalau ada Ella,"

Darka mengangguk. "Makasih. Bun," ucapnya.

"Hm, Delinnya jangan lupa suruh tampung ASI,"

Darka mengangguk lalu menyusul Delin ke kamar.

"Kak, kok jadi berubah begini?" Delin menatap kamar Darka yang jadi dua kasur dan satu lagi box bayi.

"Sengaja, bunda yang atur." Darka melihat barang yang sedang Delin bereskan.

"Kita tidur terpisah?"

Darka tersenyum geli. "Kenapa? Sedih atau seneng?" tanyanya.

Delin memilih tidak menjawab.

"Kita tetep satu kasur, ini buat jaga-jaga, masa kita kerja berdua di samping Ella.."

Delin terdiam tidak paham. Bukannya Ella ada di kasur bayi?

"Kalau Ella ketiduran di kasur, kita pindah ke kasur sebelah jangan ganggu Ella. Kalau Ella haus, kamu tinggal pindah aku lanjut tidur, intinya kita ga saling mengganggu, biar ga bertengkar.. Kalau satu kasur, aku gerak bikin Ella bangunkan kasihan.."

Delin tidak ingin membahas lagi.

"Ngerti ga?" Darka mencolek pinggang Delin sampai kegelian.

"Iya,"

"Udah beresinnya nanti, kata bunda kita harus puas-puasin," Darka menggendong lalu merebahkan Delin.

"Kak, masih sore,"

"Bagus, makin panjang waktunya, kamu sama aku pasti keenakan. " bisik Darka m*sum. 

Part khusus 33. Malam Setelah Menikah hanya akan ada dikaryakarsa bagi yang mau, engga pun tetap bisa lanjut. Makasih:)




Dark Obsession (TAMAT)Where stories live. Discover now