Dian yang melihat sang anak membuka mata berjalan menghampiri, akhirnya setelah dua hari sang putra tidak sadarkan diri kini netranya telah terbuka.

"Akhirnya putra bunda bangun!" Ucap Dian penuh syukur, tangannya mengusap pucuk rambut sang anak yang lepek, lalu beralih mengusap air mata di pelupuk mata sang anak.

"Ada yang sakit?" Tanya Dian, Rayyan menggeleng pelan. Jujur, dirinya tidak merasakan sakit sekarang, tak tahu nanti.

Aryan turut menghampiri sang putra, di susul dengan Zayyan, raut khawatir terlihat jelas di wajah mereka, namun juga rasa kecewa tidak bisa di pungkiri.

"Bagaimana bisa kau melakukan hal itu Ray?, apakah kau lupa dengan kondisi tubuhmu? Seharusnya kau menjaga kondisi tubuhmu, bukan malah memperparah!" Aryan meluapkan segala isi hatinya pada sang anak, padahal ia juga tahu bahwa Rayyan baru saja membuka mata.

"Apa maksudnya?" Bingung Rayyan, ia bertanya dengan suara lirih, seingatnya ia tidak pernah melakukan hal yang aneh.

"Bagaimana bisa kau mengajak adikmu bermain sepeda sedangkan cuaca hari itu sangat panas? Utamakan kondisi tubuhmu Ray, ayah tidak mau kondisimu semakin memburuk." Peringat Aryan.

Rayyan tidak habis pikir sekarang, bagaimana bisa keluarganya menyimpulkan semua itu, "Bukan aku tapi..." ucapan Rayyan tertahan, maniknya bertatapan dengan milik sang adik, ia tahu sekarang adiknya tengah ketakutan soal kejadian yang ia alami.

"....maaf." hanya kata itu yang bisa Rayyan ucapkan sekarang, jika seperti ini ia tidak tahu lagi harus berucap seperti apa.

"Baiklah, lain kali jaga kondisi tubuhmu, ayah tidak ingin kejadian ini terulang kembali, jika terjadi lagi, ayah tidak tahu harus berbuat apa pada tubuhmu." Ucap Aryan.

Amira hanya menatap tanpa minat, mana ia tahu akan berakibat seperti ini, beruntung kakaknya yang jahat itu tidak memberi tahu ayahnya.

"Lebih baik kamu istirahat saja!" Pinta Zayyan, sebenarnya ia tak tega melihat sang adik yang harus mendapatkan ceramah panjang lebar dari sang ayah, namun jika tidak seperti ini, ia khawatir adiknya ini akan mengulangi kesalahan yang sama, sudah cukup dirinya di buat senam jantung beberapa hari yang lalu, tapi untuk ke depannya tidak lagi, mulai sekarang ia harus lebih protektif untuk menjaga sang kembaran agar kejadian serupa tidak akan terulang lagi.

Tanpa menjawab ucapan sang kembaran, Rayyan memutuskan untuk kembali tertidur, rasanya sakit saat keluarganya tidak mengerti akan situasinya, padahal ia hanya ingin hubungannya dan sang adik membaik, ia sebenarnya juga tidak mengira bahwa akan menjadi seperti ini, namun mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi.

Melihat sang anak kembali tertidur, Dian memutuskan untuk memanggil dokter untuk mengetahui kondisi sang anak, apa lagi anaknya itu telah tertidur cukup lama, karena biasanya anaknya tidak pernah seperti ini.

Entah lah, mungkin keluarganya yang kurang mengenal Rayyan, atau Rayyan yang tidak mengenal mereka.

Dan aku pun tak mengenal kalian......








Di sini aku mau jelasin, alur yang aku buat di cerita ini alur maju, jadi kecil kemungkinan ada adegan flashback, kalau pun ada mungkin nggk banyak....

Dan soal alasan kenapa si adik (pr) yang tampoleble kayak benci bgt sama Rayyan itu mungkin udah aku jelasin di beberapa paragraf atau mungkin ada di salah satu dialog (tapi lupa chapter berapa), tapi nggk terlalu jelas banget, karena aku di sini hanya terpaku pada 2 tokoh yaitu Rayyan sama Zayyan, so kalo ada yang tanya alasannya mungkin kalian bisa baca ulang.....

Biasalah ya, namanya juga anak-anak, jadi terpengaruh oleh lingkungan tempat dia tinggal (soalnya anak tetanggaku juga gitu, tapi aku nggk kok✌️🙂), jangan terlalu sayang sama Amira, dia anak baik kok....😊

Sedikit penjelasan dari saya sebagai istri jungkook yang di tinggal wamil, sekian terima kasih 🫶🥰

Vote and coment juseyo.....

DAPET AYANG GEPENG BARU🤧

DAPET AYANG GEPENG BARU🤧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
the twins sick figure (END) Where stories live. Discover now