14.Debat

73 8 0
                                    

This my first story'

Happy reading

"Bun, aku udah kenyang"ujar Asya saat Sisil ingin menyuapinya lagi.

"Baru tiga suapan loh, masa langsung kenyang"ucap Sisil pada putrinya. Bagaimana mau cepat sembuh kalau makan saja susah.

"Hambar Bun"

Memang rasa bubur itu terasa pahit di mulut Asya, karena ia juga masih sakit otomatis rasa makanan akan terasa hambar. Sekarang hanya ia dan Sisil yang berada di sini,vArya pergi bekerja dan Aksa? Ya, pasti masih sekolah.

Dia masih belum diperbolehkan untuk pulang, mengingat kondisinya yang masih lemas. Sungguh dia tak suka dengan tempat ini, makanannya tidak enak dan bau obat yang sangat menyengat di penciumannya.

"Bun, mau pulangg"rengek Asya pada Sisil dengan menampilkan mimik wajah memohon.

"Nanti ya, kalau udah diizinin sama dokter"ucap Sisil lembut, salah satu tangannya menyodorkan air putih pada Asya, Setelah Asya mengambil alih air itu Sisil langsung memberikan beberapa obat pil.

"Obat lagi, obat lagi"batin Asya dengan kesal ,jujur ia tidak suka dengan aroma dan rasa obat itu hingga membuatnya ingin muntah.

Setelah Asya minum obat, ia berbaring kembali untuk istirahat. Ia memejamkan matanya.

"LUVI KU SAYANG, APA KABARMU"

Teriakan yang berasal dari Mala membuat nya kembali membuka mata, ia terkejut dengan kedatangan Mala, Aksa dan para curut si El dan Nabil.

"Jangan teriak-teriak, La"ujar Sisil pada Mala, sedangkan sang empu hanya menyengir malu. Mereka bergantian untuk bersalaman kepada Sisil.

"Aksa, Bunda titip Asya ya. Bunda mau pulang beberes rumah"ucap Sisil pada Aksa. Pembantu di rumahnya sedang pulang kampung jadi dia yang ambil alih pekerjaan rumah untuk sementara.

"Ba...."

"Udah Tan, El aja yang jagain Luvi kalau sama Aksa nanti Luvi bakal di cengkram"potong El, ia melirik Aksa seolah menyindirnya dengan kejadian tempo lalu saat Aksa mencengkram Salsa dengan kuat.

Aksa menatap tajam El "enggak kok Bun, nanti Aksa aja yang jagain. Bunda pulang aja dulu"ujar Aksa

Sedangkan Sisil hanya terkekeh melihat tingkah El yang baginya Lucu.

"Bunda pulang dulu ya"Sisil pamit pada anaknya tak lupa ia mengecup kening Asya dengan sayang. "Sa, nanti kalau ada apa-apa telpon bunda ya"ujar Sisil beralih pada Aksa.

"Iya Bun"

Setelah kepergian Sisil hanya terdengar suara El dan Aksa yang berdebat.

"Yee, emang bener kok"cibir El mengejek Aksa.

"Heh, orang dia yang deketin gue"sewot Aksa

"Ck,sok seleb Lo tampang muka kek gitu aja swombong"ucap El dengan menekankan kata'sombong' si El cari gara-gara banget ya?

"Apa Lo bilang!"ucap Aksa tak terima dengan perkataan El.

"S-o-m-b-o-n-g"ejek El,ia sengaja mengeja nya agar Aksa semakin kesal. Entah kenapa membuat Aksa kesal sangat lah seru.

"Lo..."

"DIEM BANGSAT!"teriak Mala muak dengan perdebatan gajelas antara Aksa dan El, padahal itu kejadian sudah berlalu tapi masih aja di bahas.

Semua langsung Kicep saat mendengar teriakan Mala, seolah takut akan membangunkan Gorila. Bisa habis mereka kalau Gorila sudah ngamuk.

"Duduk gak Lo berdua!"ucap Mala menatap garang mereka. Sedangkan Nabil hanya geleng kepala melihat itu,ia santai duduk di sofa yang tersedia.

Asya yang melihat itu tersenyum tipis. Seketika ruangan yang ia inap tak lagi terasa sepi karena kedatangan Temannya.

"EH, LUVI SENYUM COK"heboh El saat menyadari Asya yang tersenyum tipis dan seketika senyum Asya pudar digantikan dengan ekspresi datar.

"Dih, gitu aja heboh"cibir Mala

"Yaa, heboh lah orang senyum Luvi manis, gak kek senyum Lo yang kayak senyum monyet"balas El dengan wajah rese.

"Kurang ajar Lo!"Mala mengepalkan tangannya bersiap untuk memukul El. Enak saja senyumnya di katain kayak monyet, orang manis gini.

"Wihh, Damai-damai"ucap El takut, bisa bonyok wajah gantengnya kalau dipukul Mala.

El segera duduk di sofa yang di tempati oleh Nabil. Sudah cukup ia membuat Mala marah nanti bisa bonyok wajahnya.

Bugh

"Diem-diem aja Lo"ucap El menepuk punggung Nabil dengan keras.

"Sakit bego!"ia mengusap punggungnya yang teras sakit karena dipukul El

"Santai, itu gak bakal buat Lo jantungan. Ya gak Vi?"ucap El, sedangkan Asya hanya mengangguk mengiyakan.

Aksa hanya menatap sinis El. Ia memilih duduk di samping kasur Asya tak lupa dengan tatapan lembut dan senyum manis. Aksa mengusap lembut rambut hitam milik Asya.

Dan Asya hanya menatap heran Aksa.

"Ni, anak kenapa dah"batin Asya heran dengan sikap Aksa.

"Mau buah?"tanya Aksa lembut, tangannya beralih memegang satu buah jeruk yang ia ambil di atas nakas.

"Boleh"

Aksa segera mengupas jeruk yang tampak segar untuk sang gadis.Saat ia ingin menyuapi Asya, tiba-tiba saja....

"Biar gue aja"titah Asya mengambil Alih jeruk yang sudah di kupas oleh Aksa.vDan Aksa menatap lesuh saat Asya tak mau makan disuapin oleh dirinya.

"Suapin gue aja Sa, mulut gue mau kok nerima suapan dari Lo"ucap El kembali membuka suara.

"Jijik banget gue nyuapin Lo"sahut Aksa, ya kali dia nyuapin El.

"Dih"

Tak ada lagi percakapan yang ada malah keheningan, Nabil dan El sudah sibuk main Game sedangkan Mala sibuk dengan hp nya sendiri entah apa yang gadis itu buka dan Aksa? Cowok itu malah nyengir tak jelas pada Asya

Asya yang melihat itu sama sekali tak ia perdulikan, ia pun sibuk dengan hp nya membaca cerita wattpad yang masih belum End. Dia juga bosan jadi dia memutuskan untuk baca aja.

"AAAAAAAA, cantik banget"batin Aksa, ia terpesona dengan kecantikan gadis yang ia tatap

....
Gaje ya?
Typo bertebaran 🙏
Penulisan masih berantakan ✍️

See you 👋
Next?☝️

ASYAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang