chapter 16

2K 93 0
                                    

Happy Reading:)

Axel sedang berkutat di dapur untuk membuatkan istrinya nasi goreng, sedangkan Elina sedang duduk diam di meja makan sambil memperhatikan pergerakan suaminya itu.

"Bodohnya dulu aku menyia-nyiakan dia," ujar Elina dalam hati.

Tanpa sadar Elina pun menangis karena mengingat masa lalunya yang telah menyia-nyikan Axel.

Axel yang terkejut melihat istrinya menangis pun menghampiri Elina.

"Kenapa sayang, kamu sakit?" tanya Axel kepada Elina.

Elina semakin terisak sambil memeluk erat Axel.

"Maafkan aku," ujar Elina dengan suara serak.

"Minta maaf kenapa sayang, kamu gak ada salah sama aku," Axel menjawab ucapan Elina sambil mengelus rambut halus istrinya.

Elina masih menangis di dekapan Axel, entah mengapa bayangan kehidupan pertamanya dulu terus-terusan berputar di kepala Elina.

"Sudah jangan menangis terus nanti kamu sesak nafas, sekarang kamu makan ya." Axel berjalan menuju dapur dan menyiapkan nasi gorengnya tadi.

"Sekarang makan sayang keburu malam kamu telat tidur nanti," ujar Axel sambil menyuapkan nasi goreng ke mulut sang istri.

"Enak?" tanya Axel diangguki oleh Elina.

Elina pun menyuapi Axel dan begitu sebaliknya sampai nasi gorengnya habis, setelah itu mereka berdua menuju kamarnya untuk beristirahat.

***

Disisi lain seorang wanita sedang berbicara dengan anak buah ayahnya untuk menyusun rencana selanjutnya.

"Bagaimana pun juga rencana awal kita harus segara dilaksanakan, aku sudah muak melihat dia bahagia," ujar wanita itu.

"T...api nona tau kan siapa yang akan kita hadapi?" tanya pria itu dengan gugup.

"Aku tidak perduli siapa dia dan siapa yang ada di belakangnya, aku harus membalaskan dendam ini," jawab wanita tersebut.

"Baik nona akan segera kami laksanakan." pria itu menunduk hormat lalu pergi dari ruangan itu.

"Elina, akan aku balas semua yang telah kau lakukan padaku." wanita itu berbicara sambil melemparkan pisau ke foto Elina.

Elina tiba-tiba terbangun dari tidurnya entah mengapa perasaannya tidak tenang sekarang, kepalanya pun menjadi sangat pusing, Elina berlari ke kamar mandi karena mual juga

Huek

Beberapa kali dia mencoba memuntahkan sesuatu tapi tidak ada yang keluar padahal dia sangat mual sekali.

Axel yang merasa Elina tidak ada disisinya dan mendengar orang muntah di kamar mandi, dia langsung berlari ke kamar mandi dan sudah melihat tubuh istrinya sudah meluruh di lantai.

"Kenapa sayang?" tanya Axel sembari menggendong Elina.

"Mual," lirih Elina sembari menangis pelan.

"Mau aku panggilkan dokter?" tanya Axel lagi.

"Besok saja,"  jawab Elina.

"Ya sudah sekarang kamu tidur." Axel memeluk Elina tidak terlalu erat karena takut istrinya sesak nafas.

Elina tertidur meskipun berkali-kali terbangun entah karena apa, sampai pagi pun Elina terbangun duluan dari pada suaminya.

Elina bersiap-siap turun kebawah dia hanya cuci muka saja tidak mandi karena masih kurang enak badan.

Saat turun kebawah Elina melihat para pelayan sedang memasak untuk sarapan.

"Silla, boleh aku minta jus alpukat?" tanya Elina.

"Tentu saja boleh nyonya, mau apa lagi nyonya?" tanya Silla kepada nyonyanya.

"Roti bakar boleh deh Sill, langsung kasih selain coklat ya," ujar Elina sembari tersenyum menatap Silla.

Silla yang ditatap seperti itu merasa gemas dengan majikannya itu, entah mengapa semakin hari nyonyanya semakin manis dan menggemaskan, dia jadi tau mengapa tuannya sangat mencintai wanita di depannya ini.

Tbc

Assalamu'alaikum hallo semua apa kabar? Gimana nih kesan di chapter inii? Jangan lupa vote and comment yaaa.

Kalau ada typo komen sajaaa

See you next part

Elina's Second Life Where stories live. Discover now