Chapter 11

7.8K 386 13
                                    

Happy Reading :)

Sudah satu minggu semenjak kejadian itu, luka Elina juga sudah sembuh dan sekarang Elina sedang berkemas intuk besok berangkat liburan ke Bali, padahal Axel sudah menyuruh Elina untuk diam dan membiarkan maid yang mengemasi barang-barang mereka, tapi Elina tidak mau dan ingin mengemasi sendiri.

"Mau pamit ke ayah dulu?" tanya Axel kepada Elina.

"Mau-mau ayo ke rumah ayah," jawab Elina

Elina dan Axel berangkat ke rumah ayah Kenan. Kali ini mereka membawa supir karena Axel sedang malas menyetir.

Sesampainya di rumah ayah Kenan Elina melihat Celin yang menempel Abang pertamanya Nando.

"Abang," Panggil Elina tersenyum kearah Elina.

"Sini Dek, kamu udah sarapan?" tanya Nando dan dijawab gelengan oleh Elina.

"Belum Bang, aku memang berniat sarapan disini," ujar Elina sambil tersenyum manis.

"Ekhem." suara Celin membuat kakak beradik itu mengalihkan pandangan kepada Celin.

"Kamu apa kabar Lin?" tanya Celin kepada Elina.

"Aku baik Cel, bagaimana dengan kamu?" jawab Elina sekaligus bertanya kepada Celin.

Celin menjawab baik-baik saja, Elina tau Celin akan berperan sebagai wanita baik hati dan Elina mengikuti alur drama yang dibuat Celin dengan baik.

"Bang, Ayah mana?" tanya Elina kepada Nando.

"Diruang kerja Dek," jawab Nando.

"Ishh pasti belum sarapan, aku mau antar sarapan ke Ayah dulu," pamit Elina kepada Axel dan Nando.

Elina membawakan sarapan ke ruang kerja Kenan, karena dia tau ayahnya itu cukup gila dalam berkerja hingga terkadang lupa makan, mungkin jika di kehidupan dulu dia tidak perduli bahkan terkesan acuh, tapi tidak dengan sekarang dia dia tidak mau menyesal lagi.

Setibanya Elina di ruang kerja Kenan dia mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masuk," sahut ayah Kenan dari dalam.

"Ayah, kenapa pagi-pagi sudah di ruang kerja? pasti belum sarapan kan? aishh kan nanti sakit gimana, kerja boleh tapi jangan gini Elina gak suka," ujar Elina mengomeli Kenan.

Sedangkan Kenan terkekeh karena tatapan tajam putrinya terlihat menggemaskan, sudah sejak lama putrinya tidak bersikap seperti ini.

"Iya Dek, ayah janji tidak mengulangi nya lagi," jawab Kenan.

"Ini Elina bawain sarapan buat ayah, mau disuapin Elina gak? " tanya Elina.

"Mau dong, siapa yang gak mau disuapin tuan putri cantik," jawab Kenan.

Elina mulai menyuapi ayahnya dengan hati-hati, setelah selesai Elina tiba-tiba mengingat perbuatannya kepada ayahnya dulu sering membentak dan membantah ayahnya, tanpa sadar Elina meneteskan air mata dan membuat Kenan panik kenapa anaknya menangis.

"Dek, kenapa?" tanya Kenan menaruh piring yang dipegang Elina ke meja lalu membawa Elina kepelukannya.

"Maafin sikap Elina yang dulu, Elina sering melawan ayah, Elina sering membantah dan gak nurut sama ayah, Elina menyesal, maafin Elina," jawab Elina semakin menangis.

"Dek, sebelum kamu minta maaf ayah sudah maafin kamu kok," jawab Kenan.

"Elina bodoh sekali ya ayah," ujar Elina.

"Heyy, anak ayah pintar kok jangan bilang gitu dong," jawab Kenan sambil menenangkan anaknya.

Elina meneruskan tangisannya di pelukan Kenan dan semakin mempererat pelukan yang dia inginkan.

"Udah jangan nangis nanti kamu pusing Dek," ujar Kenan.

"Udah pusing ayah," jawab Elina.

Kenan terkekeh dengan jawaban apa adanya dari putrinya.

"Elina mengantuk ayah," gumam Elina.

Elina tertidur dipangkuan sang ayah dengan Kenan yang mengusap-usap rambut Elina.

Tbc

Hay hay hay

Assalamu'alaikum semua gimana nih kesan chapter ini?

Jangan lupa vote
Komen juga jika mau lanjut

See you next chapter :)

Elina's Second Life حيث تعيش القصص. اكتشف الآن