Chapter 1

14.5K 654 8
                                    

Happy Reading

Elina sedang berada di cafe bersama Celin sepupunya, tanpa Elena sadari dia sedang dihasut oleh Celin untuk menceraikan Axel suaminya alasannya supaya Elina lebih bebas jika sudah bercerai dengan Axel.

"Baiklah aku akan menceraikan, Axel," ujar Elina sambil meminum strawberry matcha milk yang dia pesan tadi.

"Keputusan bagus, Elina," kata Celin sambil tersenyum sinis.

"Aku pulang dulu ya, Lin," pamit Elina.

"Iya, kamu hati-hati dijalan," jawab Celin.

Elina mengemudi mobilnya menuju kantor Axel untuk mengutarakan niatnya ingin bercerai dia tahu tidak semudah itu menggugat cerai Axel, tetapi dia optimis pasti bisa. setelah perjalanan lima belas menit akhirnya dia sampai dikantor Axel, dia langsung menuju ruangan suaminya dan tidak ada yang berani melarangnya atau Axel akan marah jika ada yang melarang istrinya.

"Apakah kau punya waktu untuk berbicara?" tanya Elina.

"Tentu saja ada." Axel berdiri dari kursinya berjalan menuju Elina dan menuntun istrinya duduk di sofa yang ada diruangannya.

"Mau bicara apa Sayang?" tanya Axel.

"Aku mau bercerai," jawab Elina sambil menunduk.

"Tidak!" tolak Axel dengan tegas.

"Aku ingin bebas, Xel," ungkap Elina.

"Aku bilang tidak ya tidak," jawab Axel dengan mengeraskan rahangnya.

"Aku tidak mau tahu aku akan bilang ke papa untuk menyiapkan berkas perceraian kita," ujar Elina lalu keluar dari ruangan Axel.

Didalam mobil Elina menangis, dadanya sesak sekali entah mengapa Elina menyesal mengatakan cerai kepada Axel tadi, tapi semua sudah terjadi, sekarang tujuannya adalah ke mansion keluarganya meminta papanya mengurus berkas perceraiannya dengan Axel.

Elina sudah sampai di mansion keluarganya dan langsung menuju ruang kerja papanya, saat Elina masuk ternyata ada dua kakak laki-lakinya disana Nando dan Lexi sedang berbincang dengan ayahnya.

"Pa, aku ingin bicara," ujar Elina kepada Kenan ayahnya.

"Kenapa?" tanya Kenan.

"Aku ingin bebas, Pa," jawab Elina.

"Apakah kamu yakin?" tanya Kenan kepada Elina karena dia sendari tadi menatap mata anaknya yang berkaca-kaca.

"Yakin, Pa," jawab Elina sambil menunduk.

"Sini duduk dulu." Kenan menuntun Elina untuk duduk dii sofa tempat kakak-kakaknya duduk.

"Axel sangat mencintai Sayang, dia bisa memberikan apa saja kepada kamu, dia akan menuruti semua keinginan kamu, apakah kamu tidak mencintai dia sama sekali?" tanya Kenan kepada putrinya.

"Coba kamu renungkan dulu baru kamu ambil keputusan," ujar Kenan sambil mengusap rambut putrinya

Elin pergi ke kamarnya untuk merenungkan keputusannya ingin bercerai atau tidak, tetapi tiba-tiba dia ingin makan nasi goreng di restoran yang biasa dia datangi bersama Axel. Elina mengambil kunci mobil dan langsung menuju restoran tersebut dan langsung memesan nasi goreng yang dia inginkan tetapi, waktu dia makan ada pembicaraan di meja belakangnya yang menarik perhatiannya.

"Bagaimana apakah dia akan menceraikan, Axel," ujar perempuan yang memakai baju biru.

Tbc

Jangan lupa vote and coment

Elina's Second Life Where stories live. Discover now