AZ || TIGA DELAPAN

Start from the beginning
                                    

Sejauh ini kelompok mereka paling unggul. Kalau begini kan dia jadi ikut ambis dapat juara pertama, walaupun hanya permainan.

Galaksi memberikan tongkat estafet pada Bintang.

Tak lama Bintang sampai dan memberikannya pada Levin.

"Ayo, Le lo bisa," teriak Azello.

Azello mengernyit saat Levin berlari macam siput. Membuat Azello jadi gemas ingin segera membawa tongkat itu. Atau jangan-jangan Levin juga memiliki asma sama seperti dirinya, tapi di tingkat yang lebih parah?

"Pak kalau Levin meninggoy gimana?" Azello berbicara dengan Pak Erlan yang kebetulan tepat di sebelahnya.

"Jangan bicara ngawur, mungkin memang dasarnya begitu."

Pak Erlan santai merangkul Azello.

"Udah keliatan engap gitu Pak."

Azello melirik kelompok sebelah yang sudah sampai dan lanjut ke garis finish.

"Lebih baik kamu khawatirkan diri sendiri, kalau perlu tidak usah ikut lari."

"Pak Erlan jangan matahin semangat gitu dong," protes Azello. Dia heran sejak beberapa hari lalu, kenapa rasanya para guru sok kenal padanya dan seakan ikut melarangnya melakukan hal yang normal dilakukan. Seperti tidak perlu ikut piket, dan sekarang malah menyuruhnya jangan ikut lari.

Akhirnya Levin tiba, tanpa basa-basi Azello berlari kencang, berusaha menjadi orang yang finish pertama.

"Yey, hah, hah, m-menang!"

Bahkan yang lain pun melongo melihat Azello yang bisa dengan cepat menyusul padahal jaraknya jauh sekali.

Azello terengah-engah, dia hampir berteriak saat tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya karena memang tak ada siapa-siapa di garis finish ini. Ternyata Johnson lagi, Azello heran kenapa pria ini ada dimana-mana?

Johnson menyemprotkan inhaler ke mulut Azello.

"Sudah lebih baik Tuan Muda?"

"Om muncul darimana?"

Johnson diam, saat itu juga Galaksi dan Levin datang.

"Lo nggak papa?"

"Kamu nggak papa?"

Tanya Galaksi dan Levin bersamaan.

"Santai aja."

Johnson tak habis pikir dengan tuan mudanya yang masih bisa santai begitu. Tadinya Johnson hanya menunggu di luar sekolah, tapi firasatnya berkata harus masuk dan benar saja.

"Pokoknya lo duduk aja."

Galaksi menarik Azello duduk di pinggir.

"Masa cuma duduk doang?"

"Sambil makan ini," kata Galaksi memberikan beberapa lolipop.

Azello sampai melongo dibuatnya. Dia akan protes tapi melihat raut wajah Galaksi, ia urungkan.

"Kenapa juga kambuh lagi sih?" kesal Azello masih menyesuaikan nafasnya.

"Mau saya belikan minum?" tawar Johnson.

"Beliin batagor aja."

Tak lama kemudian, Johnson datang dengan membawa piring.

"Kenapa nggak pake plastik Om? Aneh-aneh aja."

"Biar lebih mudah memakannya."

Setelah itu Johnson pergi entah kemana.

Lalu kembali lagi dengan membawa kursi dan... payung?

AZELLO [END]Where stories live. Discover now