ELENA {10}

6 2 0
                                    

Keheningan dikediaman baru elena setelah mereka mulai menerka nerka dimana keberadaan bi ina.

Terdengar ketukan dipintu utama, membuat mereka mengalihkan fokus mereka, shaka yg pergi membuka pintu, melihat siapa yg datang, tapi tidak ia temukan siapapun hanya satu buah kotak berukuran sedang tergeletak dilantai teras

Sambil membenarkan sesuatu ditelinga nya shaka masuk, kembali bergabung dengan elena, evano, suami dan anak dari bi ina.

"siapa mas?" tanya elena pelan, shaka menggeleng lalu membuka kotak itu terdapat sebuah alat yg tidak lain adalah untuk perekam suara

Mereka saling memandang satu dengan yg lain, sebelum shaka menekan salah satu tombol yg ada disana

"Tolong lepaskan saya, saya tidak tahu apa apa, saya mohon jangan sakiti saya hiks!!! Saya hanya bekerja dirumah tuan halmusd jadi tolong lepaskan saya" ucap seorang wanita dengan lirih, dan tidak salah lagi itu suara bi ina

Beberapa detik tidak ada suara hingga sampai akhirnya DOOOR!! satu tembakan terdengar dengan diiringi rintihan bi ina, lalu tembakan kedua dan ketiga terdengar hingga tak ada lagi suara bi ina terdengar

"ibuuuuuu" histeris anak perempuan bi ina yg sepertinya seumuran evano

"Bi ina" lirih Elena yg juga sudah menangis dengan terus membekap mulutnya sendiri

Evano dan shaka menghela nafas berat, suami dan anak bi ina sudah menangis menyesakan ditempatnya

Evano membawa elena kepelukannya, sementara shaka pergi ke kamarnya

30 menit berlalu, suasana masih sama mereka cukup terkejut dengan apa yg baru mereka dengar, mendengar rintihan bi ina sebelum meregang nyawa masih teruss terngiang dibenak mereka berlima

"pak, untuk apa yg terjadi dengan bi ina, kami benar benar minta maaf, sungguh itu diluar kendali kami, saat itu bi ina hanya berpamitan untuk pulang menengok bapak dan mba nya, tapi kejadiannya seperti ini, kami benar benar minta maaf dan turut berduka cita atas meninggalnya bi ina" Tutur evano

"tidak apa apa den, ini sudah suratan dari gusti Allah, insya Allah kami akan ikhlas menerima semuanya, hanya kalau boleh saya minta tolong, tolong cari tau dimana keberadaan jenazah istri saya, saya ingin dia dimakamkan dengan layak nantinya" jawab suami bi ina yg sangat jelas masih begitu kehilangan

"pasti pak, kami akan mencari tau semuanya, termasuk siapa yg sudah sangat keji melakukan ini" timpal evano

Sementara shaka meminta elena untuk menandatangani sebuah kertas yg tidak lain adalah check dengan nominal 50.000.000 tertera disana
Elena menurut dan menandatanginya sebagai ahli waris dari elbara halmusd

"pak, mbak, ini mohon diterima, memang berapapun nominalnya tidak akan bisa menggantikan posisi bi ina, tidak juga bisa mengembalikan beliau, tapi tolong diterima anggap ini sebagai bentuk terimakasih kami, untuk pengabdian dan kebaikan bi ina selama ini" kini shaka yg berbicara

15 menit berlalu, suami dan anak bi ina pamit untuk pulang, padahal elena evano dan shaka sudah menawarkan mereka untuk menginap saja malam ini tapi mereka menolak,.

Seperginya mereka, evano menghampiri sepupunya yg duduk terpaku dengan tatapan kosong

"Udah malem, sana istirahat" ucap evano pelan

"kira kira siapa yg udah tega bunuh bi ina" justru kata kata itu yg keluar dari mulut bergetar elena

"udah malem el, kita pikirin itu nanti, sekarang kamu ke kamar terus istirahat ya" bukan evano, ini shaka yg bicara

"tapi belanjaan kita belum diberesin" jawab elena yg baru teringat bahwa semua belanjaan mereka masih dibagasi mobil shaka

"nanti biar gw sama mas shaka yg urus, mending sekarang lo istirahat" titah evano yg dari wajahnya sudah tidak ingin dibantah, apalagi elena hanya menurut

ELENAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant