Untitled part

262 23 6
                                    


...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

" aku bertemu dengannya."

Kedua pasang kaki kekar yang saling bersebelahan menikmati kesunyian dalam berisiknya air sungai yang mengalir deras. Segalanya sangat sunyi, hanya alam yang menikmati kebisingan air dan kicauan burung-burung dalam sangkar. Satu-satunya hal bising yang mengganggu keduanya adalah betapa heningnya isi kepala mereka sekarang. Perdamaian membawa dua alpha penguasa wilayah utara dan selatan menjadi dekat satu sama lain.

" dia... Tidak ubahnya tetap cantik dan indah seperti apa yang aku bayangkan. Hanya keindahannya sekarang bukan lagi ditujukan untukku dan tak akan pernah ditujukan lagi untukku."

Jason menghembuskan asap pembakaran tembakau yang beberapa detik mengisi relung nafasnya lalu menjejal kembali cerutu kulit jagung yang setengahnya sudah habis. Ia hanya diam memasang telinga untuk mendengarkan keluh kesah Jayden.

"kau menyedihkan," ungkapnya.

"aku tahu. Lebih baik seperti ini, aku penasaran sekali bagaimana ia tertawa. Aku mendapatkannya, dia tertawa. Taylor, aku melihatnya tertawa begitu lepas dengan teman-temannya. Aku melihatnya tertawa lepas dengan kekasihnya-

"kau tak sakit?" sela Jason.

"sangat sakit. Rasanya hatiku digerogoti percikan api cemburu yang seharusnya tak berada disana. Namun rasa cemburuku tidak lebih sakit daripada penyesalanku. Setidaknya dia bahagia, setidaknya aku dapat mendengar tawanya, suaranya lebih lama, senyumnya lebih banyak, itu sangat cukup. Apapun ia dikehidupan selanjutnya, cintaku habis untuknya dan untuk mencintainya dimanapun kehidupannya. Aku belajar banyak dari kegagalanku, jace." Jayden tersenyum melihat foto sosok yang berperawakan serupa dengan matenya.

"sampai kau menguntitnya sepanjang kehidupannya? manusia memang berumur pendek, tapi kau tak memiliki hak untuk terus menguntitnya. Kau melanggar privasinya jay," tegur Jason.

"sudah berakhir," pungkas jayden.

Kedua alis tebal alpha selatan itu naik, "ah... dia akhirnya menikah dengan teman masa kecilnya?"

Jayden mengangguk antusias. Senyumnya lebih terlihat seperti seorang ayah yang senang melihat anaknya menikah dengan pria yang dicintai. "Taylor sangat cantik dengan suit putih bersih itu. Saat berjalan di altar dengan buket ditangannya, ataupun senyum bahagianya ketika cincin yang terpasang di jari manis."

Jason tahu temannya itu pada akhirnya akan diam menyadari segalanya. " They died so we can live. Remember that, jay..."

"....ya."

[✓] House of memory | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang