One Last Time

197 22 1
                                    




...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



...

   Jhonny membabi buta malam ini. Rasanya seluruh latihan kerasnya sedari kecil terbalas malam ini. Ada rasa bebas ditengah hatinya yang teriris perlahan. Melihat bagaimana wanita itu kewalahan menangkis seluruh serangannya membuat Jhonny bangga pada tangan yang dulu menyakiti Theo, pada kaki yang dulu meninggalkan Theo, pada ambisi yang melukai Theo. Kini dia memvonis dirinya sendiri lebih gila dari rogue.

   Bayang-bayang Theo seakan menari indah di kepalanya. Alpha itu terjebak dalam halusinasinya, seakan ia melihat sebuah cahaya indah turun dari lubang langit-langit rumah yang berlubang. Cahaya itu seakan membawa Theo turun dan kini menemani pertarungannya dengan Eirene. Theo indah sekali saat menari mengelilingi mereka dengan cahaya yang menyiramnya itu.

  Eirene berhasil melayangkan serangan balasan saat Jhonny terlihat linglung dan tak fokus. Sihirnya berhasil melukai tubuh atas alpha itu, Jhonny terpelanting kencang hingga merubuhkan dinding tempat persembunyian Eirene. Aura hitam pekat yang terkunci jadi terbebas dan terbang kabur dari tempat Eirene. Wanita itu menjerit kesal, seluruh arwah yang ia kumpulkan kabur.

   Tersisa empat arwah lagi untuk menyempurnakan ritualnya dan kini berantakan karena alpha sialan itu! Eirene mengerahkan sihirnya untuk membuat awan gelap semakin gelap lalu menurunkannya ke tanah. Seluruh hutan menjadi gelap gulita diselimuti awan hitam, kemampuan yang terlalu menakjubkan jika digunakan untuk sekadar kejahatan. Jhonny dibawah reruntuhan pohon sana berusaha merangkak bangkit, tubunya terluka parah dengan serbuk tajam pohon yang menusuk tiap sela kulitnya.

  "ya, setidaknya aku punya si malang jemimah untuk ini semua kan?" Eirene berbalik untuk mengambil bola kaca tempat ia mengurung jemimah di alam ketakutan. Ia dengan congkak mengulurkan tangan menunggu bola kaca itu sampai ke tangannya.

  "kemana benda itu?" Namun, dia tidak mendapati apa-apa ditangannya meski menunggu beberapa saat lamanya.

  Wajah ayu nya menjadi merah padam dengan rasa geram. Cahaya merah yang semakin kuat muncul dari garis pentagram buatannya, pertanda ia hanya punya waktu sedikit untuk menyelesaikan ritualnya. Eirene mendongak, dia hampir menjerit saat melihat bagian langit yang sengaja tak ia tutupi awan untuk langsung melihat gerhana bulan menampakkan gerhana yang sebentar lagi terjadi.

   Rasa marah dan panik sejenak menguasai hatinya, tapi ketika pandangannya bergulir pada tiga tamu tak diundang yang baru sampai dan si serigala pengganggu yang kini bersusah payah berdiri tegak di depannya. Sebuah ide gila terbesit di otaknya, membuat seringai tipis cantik di wajahnya.

   'empat...' batinnya.

  Eirene tiba-tiba terkekeh dan bertepuk tangan lembut. Wanita itu dengan anggun berjalan mendekati keempat alpha tersebut. Langkahnya yang ringan tanpa beban membuat empat alpha itu menjadi semakin waspada. Mereka tahu seberapa gila seorang Eirene Monic dan tak ada yang bisa membayangkan akan sejauh apa kegilaannya.

[✓] House of memory | NCTWhere stories live. Discover now