the hunger way

601 69 8
                                    

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

  Brak

  Enam orang yang duduk rapi di meja makan semua tertunduk merasa takut dengan hawa intimidasi sosok wanita dengan bibir Semerah darah yang memandang mereka penuh amarah.

   "Apa lagi ini? Kenapa banyak sekali rumor seperti ini atas nama kalian? Jawab aku!"

   "Aku tidak tahu ibu. Mereka membuat berita itu secara tiba-tiba," bela Theano.

   "Ya. Dan itu artinya kalian ketahuan, bodoh! Aku tidak merawat kalian untuk menjadi sumber masalah di hidupku, sialan! Sekarang apa yang akan kalian lakukan dengan berita ini ha? Sampah!"

   "Maaf ibu," lirih mereka.

   Wanita itu menghela nafas kasar, matanya serasa di sembur bara api saat membaca koran harian. Nama anak-anaknya menjadi headline utama selama beberapa hari terakhir, tidak hanya di koran saja. Di media sosial nama mereka menjadi lebih ramai dengan skandal. Banyak sekali oknum-oknum dengan akun kosong yang membagikan informasi- informasi bodong untuk memperbesar api skandal mereka.

   "Yasudah, kalian tidak ku izinkan tampil sampai masalah ini hilang. Aku tak terima pembelaan apapun, akan kucincang satu-satu para cecunguk ini. Kalian! Masuk ke kamar dan persiapkan pakaian masing-masing. Kita akan pergi ke forks sore ini."

   Keenamnya berdiri dari kursi masing-masing dan membungkuk mengucapkan salam pamit sebelum pergi beranjak dari ruang makan. Tersisa wanita itu sendiri dengan makanan yang belum habis dan koran yang sudah lecek tak bisa dibaca. Sorot matanya menggambarkan dendam dan amarah yang tak tertampung, tiap-tiap ia melihat koran di depannya itu rasanya hati pun ikut terbakar.

   Zzushhh krrkh...

   Koran-koran itu ludes terbakar dan menyisakan abu. Seutas senyum terbesit di bibir merah darahnya, " this shitty is going on my nerves. Akan ku habisi kalian satu-satu."

   Jepp

   Satu-satunya lampu yang menjadi pencahayaan mereka padam ketika kursi utama di meja makan tak lagi terlihat di telan gelapnya bayang-bayang malam. Ruangan itu terlihat seperti gudang, ditambah isi meja makan yang tersisa makanan yang mulai membusuk dengan cepat.

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✓] House of memory | NCTWhere stories live. Discover now