turning to red

324 43 14
                                    


•••
⚠️ Trigger warning!

⚠️ Contain disturbing scene ( bullying, insecurity, mention death, suicidal, Violence, etc.)

( Cr

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

( Cr. Pinterest )

Tangisan kencang dan teriakan memohon maaf yang memilukan tak menghentikan sosok ibu itu memukuli kaki anaknya dengan sebatang rotan, tidak berhenti bila luka sabetan itu bukan lagi memerah melainkan mengeluarkan darah, bahkan ia menambah kekuatan layangan tangannya.

Pukulan terakhir menjadi yang paling kuat hingga menumbangkan bocah laki-laki itu. Ibu itu melempar rotan bekasnya memukuli sang anak.

"Karena kau Lilian jadi tidak bisa mengikuti lomba menari di pack utama! Kau tahu itu adalah kesempatannya untuk masuk kesana!"

Bocah laki-laki itu menangis kencang karena berusaha menahan sakit di kakinya yang tak bisa digerakkan sebab ngilu.

"Aku anakmu. Dia jatuh karena ulahnya sendiri, aku tidak bersamanya Bu," bela anak itu.

Sang ibu dengan geram menampar wajah bocah itu hingga terhuyung kencang.

"Aku tak Sudi memiliki anak laki-laki tapi omega sepertimu! Moon goddess pasti mengutukku dengan dirimu! Jangan berani kau menyebut dirimu anakku! Anakku hanya Lilian!"

Sang ibu pergi dari sana membiarkan bocah laki-laki itu menangis dalam kesendirian. Berbanding terbalik dengan anak perempuan yang duduk manis di meja makan menunggu ibunya menyiapkan makan. Matanya mencuri-curi pandang kearah jendela luar dimana bocah laki-laki itu menangis menahan sakit. Tatapannya kosong, dulu sempat terisi rasa kasihan dan iba namun semakin ia besar rasa itu hilang entah kemana.

"Meskipun aku hanya anak angkat. Orang tuamu lebih menyukaiku, sadarlah Jemi. Sebaiknya kau memang tak pernah lahir kan?"

"Bukankah menyakitkan hidup dalam penderitaan? Mati saja. Itu jauh lebih baik," ucap Lilian pongah.

Jemimah kecil tak memiliki keberanian untuk membalas. Lilian hanya akan terus menukar fakta dan membuatnya dihukum habis-habisan oleh ayah dan ibunya. Bocah itu tumbuh menjadi pribadi yang tidak tersentuh, orang yang bertemu dengannya selalu memanggilnya boneka keramik dekil yang pecah. Itu panggilan yang menggambarkan betapa tidak terurusnya dia dan tubuhnya yang penuh bekas luka.

Orang-orang dengan gamblang akan memanggilnya omega paling jelek yang pernah mereka temui. Anak-anak kecil di pack kecil asalnya sering melemparinya dengan apapun. Ingin membalas pun jemimah sudah kehilangan ingatan kapan dia mengeluarkan protes dari bibirnya. Satu-satunya yang sering mendengar suaranya adalah white, soulwolf miliknya. Seumur hidup menurutnya tidak ada yang lebih berharga daripada white. Meskipun pada awalnya, soulwolf-nya juga tidak menerima kenyataan bersatu dengan omega laki-laki.

[✓] House of memory | NCTWhere stories live. Discover now