• novaldi marah!

10 4 0
                                    

"Bang."

"Ya dek?" Sahutnya tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari layar ponselnya

"Besok 'kan bagi raport, abang mau ya ambilin raportnya?"

Novaldi langsung menaruh ponselnya dimeja, mulai memperhatikan adiknya itu "tumben banget."

"Biasanya juga kamu gak pernah minta abang buat ambilin raport kamu."

"Emangnya kenapa sih, ada masalah?" Tanya Novaldi

"Anu bang─" Jevanya menjeda ucapannya

"Jevanya malu bang, bertahun tahun Jevanya sekolah dan Jevanya selalu sendiri kalau ada acara bagi raport gini─"

"Terus juga Jevanya selalu ditanya sama temen temen soal orang tua dan anya milih bungkam, karena anya gak tau harus jawab apa," sambung Jevanya

"Coba kasih tau abang siapa orang yang berani nanya kayak gitu sama kamu! Biar abang kasih pelajaran orangnya!" Geram Novaldi, tangannya kini mengepal sempurna berusaha menahan emosi

"Jangan bang, biarin aja. Siapa tau mereka cuma pengen tau aja. Anya mohon sama abang, gak usah ya?"

Begini jadinya jika Jevanya bercerita sesuatu kepada abang ketiganya itu, pasti Novaldi akan berkata seperti itu.

Dari ketujuh abangnya, hanya dua orang yang mempunya sifat emosional yaitu Reyjuno dan Novaldi. Tetapi Reyjuno masih bisa dikontrol emosinya.

Sedangkan Novaldi bila dia sudah marah, tiada seorangpun yang bisa menahannya. Maka dari itu tidak ada seorangpun yang mau mencari masalah dengannya.

"Kalau ini mau kamu, abang bakal turutin abang juga mau ambilin raport kamu."

─ brother ─

"Gimana bang nilai anya?"

"Gak usah banyak tanya, pulang sekarang!"

"B-bang?"

"Udah ayo pulang!"

Disini hening, baik Jevanya dan juga Novaldi tak ada yang berniat memulai pembicaraan. Jevanya memilih tak duduk di kursi depan karena ia masih amat takut dengan abangnya itu.

Ia tak tau pasti mengapa Novaldi bisa semarah itu pada Jevanya, bahkan sampai sekarang ia sama sekali tak diizinkan untuk membuka raport miliknya.

'Apakah nilainya buruk?' Batinnya. Semoga saja tidak!

Sesampainya didalam rumah Novaldi langsung membanting raport Jevanya, membuat semua orang yang berada disana tersentak kaget.

"Ada apa bang? Kok pulang pulang langsung marah marah begitu?" Tanya Jian

"Liat sendiri kelakuan adek lo!"

Chasya mulai berjalan mengambil raport yang tadi dilempar dilantai oleh abangnya itu dan membukanya. Kaget, itulah reaksi pertama Nareza─ yang juga ikut melihat isi raport Jevanya

"Astaghfirullah dek, nilai lo beneran segini semua?"

Jevanya yang melihatnya tak memunculkan reaksi apapun karena dia sudah menduganya, kalau nilainya benar benar akan jelek.

"Maafin anya bang..."

"Anya gak usah─"

"Dia harus dihukum bang, biar dia jera," potong Novaldi cepat

"Pokoknya mulai hari ini dan seterusnya, lo gak boleh main hp, dan hp lo bakalan gue sita!"

"Di, apa ini gak terlalu kejam buat anya?" Tanya Leo, berusaha meninggikan suaranya

"Setidaknya kasihlah hukuman yang wajar ke dia!"

"Mentang mentang lo yang paling tua disini, jadi lo seenaknya aja gitu ngatur ngatur?" Kata Novaldi, nyolot

"Inget ya baik baik, gue juga abangnya anya! Jadi gue juga berhak dong ngasih hukuman apa aja ke dia!"

"Nih anya terima hukuman abang," final Jevanya yang langsung menaruh ponselnya diatas meja dengan kasar

"Maaf cuma gara gara ini, kalian jadi ribut."

Brother ft. Treasure [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang