• makan bakso

10 4 0
                                    

Bukannya pulang, Leo justru membelokkan mobilnya ketempat jualan bakso lesehan yang berada tak jauh dari perumahan mereka.

Menurut Leo, hujan hujan begini tuh enaknya makan yang anget anget, apalagi bakso.

Mereka berdelapan sudah mencari tempat duduk yang pas dan terlindung dari hujan, walaupun masih kena cipratan sedikit sih.

"Bang, kenapa gak ke resto aja coba?" Tanya Chasya tiba tiba

"Kasian anya 'kan jadi kedinginan."

"Sayang duitnya chas, mending ditabung," jawab Leo dengan santai

"Apa yang dibilang bang Leo itu ada benarnya, bang! Lagipula gue gak masalah kok mau makan dimana aja, asalkan porsinya seperti biasa aja."

Entah kenapa wajahnya Leo langsung kayak gimana gitu pas denger Jevanya bicara kek gitu, kayak pengen nonjok aja.

"Yah, lo mah bisa aja," Leo menggelengkan kepalanya

"Iya, iya, seperti biasa, dua kali lipat 'kan?"

Jevanya mengangguk cepat, namun sepertinya Haidar sudah ingin mencecar Jevanya dengan perkataannya.

"Bukan adek gue sumpah, ditempat rame kayak gini aja masih minta porsi tambahan. Apalagi kalau di resto? Lima kali lipat mungkin."

"Ih bang idar, gak gitu konsepnya! Gue juga masih punya malu tau!" Cerocos Jevanya, tak terima dengan perkataan yang dilontarkan oleh abangnya itu

Bisa bisanya dia buka kartu Jevanya ditempat kayak begini. Walaupun disini jumlah populasinya gak banyak, tapi tetep aja Jevanya malu!

Dan dalam watu yang bersamaan juga, orang orang yang berada disana langsung memperhatikan kedepalannya─ mungkin lebih tepatnya memperhatikan Jevanya dengan tatapan aneh tanpa sebab.

Seperti tatapan ingin menertawakan, namun tak jadi.

Buru buru Jevanya menutupi wajahnya menggunakan tangan kirinya lalu melahap bakso dengan tergesa seraya merutuki Haidar didalam pikirannya.

'Gak disana, gak disini, kerjaannya bikin malu adiknya mulu, Haidar sialan emang!'

Brother ft. Treasure [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang