TST 19| Berakhir di sini?

Start from the beginning
                                    

Samar-samar bau aspal basah pun mulai tercium, memberikan sensasi tersendiri bagi setiap orang. Nara semakin fokus melihat bulir yang kian membesar seiring detik berganti menit.

•••

Laut membuka maniknya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk. Mata sayunya menatap tanpa harap ke arah pintu yang tertutup rapat. Degub jantungnya kembali berpacu dua kali lipat, rasanya dadanya sangat sesak.

Begitu pun dengan air mata yang mulai membendung di pelupuk mata. Entah sakit keberapa lagi yang harus Laut alami selama hidupnya.

Laut tidak pernah berpikir jika ia membenci keluarganya, tetapi hal-hal kecil yang Laut lakukan sering membuat keluarganya memperlakukan lelaki itu tanpa belas kasih.

Sebenci itu, Aldan dan Darmono padanya?

Kapan kedua manusia itu akan berhenti menyiksanya dengan sangat kejam?

Kapan keluarganya akan memerlakukan dirinya dengan adil? Dengan penuh kasih sayang di dalamnya?

Kapan secuil kebahagian akan menjemputnya?

Sedangkan setitik bahagianya saja sudah direnggut oleh keluarganya sendiri. Waktunya untuk Nara, waktunya untuk bertemu teman-teman. Satu minggu bukanlah waktu yang singkat, hari-hari yang dijalani dengan penuh ke-abu-abu-an akan terasa sangat lama. Apalagi hanya hidup di ruangan sempit dengan cahaya remang-remang.

Laut tahu, semua orang punya ujiannya masing-masing, namun, bagi Laut ini sudah berada diambang ketidaksanggupan. Harus jadi manusia apalagi agar Laut bisa diterima kehadirannya di dalam keluarganya sendiri?

Rasa sakitnya jauh berkali-kali lipat dibandingkan sakit hati karena cinta. Sungguh, batin lelaki itu sangat lelah, fisiknya pun sama.

•••

Jaegan mengulum senyum lebar ketika kembali menginjakkan kakinya di kota halamannya. Akhirnya setelah beberapa waktu menjauh dari hiruk piruk kotanya —lebih tepatnya karena paksaan orangtuanya— ia kembali ke sana, dengan segala kerinduan yang membuncah pada teman-temannya.

Bukan langsung masuk ke dalam rumah untuk istirahat, Jaegan justru langsung mengambil benda pipih yang tersimpan di saku celananya.

Buru-buru ia menuju aplikasi hijau, dan menuju room chat Semesta.

Asta Sumber Cuann🤗😘

Taa
Woii!!!!
Gue udah balik
Lo di rumah kan? Bentar lagi gue ke rumah lo

Y

Iya, hanya jawaban singkat yang didapat oleh Jae. Lalu, lelaki itu beralih pada room chat Udin.

Udin Gila🐒

Din
Gue udah pulang
Ke rumah Asta yok Din

Abis dari mana lo? Dari gua?
Gue udah di rumah Asta dari kemaren

Jemput dong😁😁😁

Ogah! Lo kan bisa bawa motor
Ngapain gue jemput lo😒

Thallasophile|Senja TerakhirWhere stories live. Discover now