MENJAJAL KEJANTANAN MASSEUR IMPOR RUSIA

Start from the beginning
                                    

Ilustrasi: Edmond Wong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Edmond Wong


Kami tidak pernah membicarakan soal hubungan badan yang kami lakukan. Sebenarnya, kami ya cuma melakukannya secara natural aja…

Kejadian ini dimulai sekitar dua tahun lalu. Kami sedang liburan bersama ke Singapura karena Ko Edmond mengajak kami untuk merayakan ulang tahun ke-47-nya. Setelah minum-minum di Clarke Quay, kami naik tiga taksi dan kembali ke Marina Bay Sands, hotel tempat kami menginap. Ko Edmond menyewa empat kamar untuk kami bermalam selama di Singapura, tiga di antaranya berada di sebuah tipe apartemen berisi tiga kamar. Hanya satu kamar yang terpisah, yaitu kamarku bersama Ko Edmond. Kalian pasti mengira ini semua setting-an sehingga aku dan Ko Edmond bisa bersenggama, kan? Nyatanya tidak… Semuanya organik…

“Gua ngorok… Siapa yang ndak keberatan tidur sama gua?” tanya Ko Edmond memberi heads-up sebelum memilih kamar.

“Si Felix aja, Ko!” ucap Rendy, salah satu temanku. “Dia tidur juga ngorok!”

Ya, begitulah… Aku tidur sama Ko Edmond…

Eh, lha kok ketika kami berdua masuk ke kamar, rasanya berbeda… Seperti, kami masuk ke ranjang pernikahan kami. Begitu pintu ditutup, kami malah bercumbu.

Satu hal yang aku pikirkan saat kami pertama memadukan mulut kami… Bibir Ko Edmond lembut… Ada bekas rasa tequila di mulutnya, tetapi aroma napasnya tetap segar dan wangi. Bibirnya kenyal dan sangat nikmat diajak berciuman. Lidahnya yang kecil juga terampil dan sangat lincah bermain cinta. Rasa liurnya juga menyenangkan untuk diteguk. Kami berciuman sambil berdiri cukup lama sambil menggerayangi tubuh kami masing-masing. Berkali-kali kuraba perut ramping Ko Edmond yang ternyata punya abs yang indah dan tercetak jelas itu. Dia pandai sekali berciuman dan membaca titik-titik sensitif di tubuhku… Tangannya memainkan putingku yang terbungkus kaos itu sambil menghisap lidahku… Tanganku meremas-remas pantatnya yang semok berotot.

Ko Edmond tiba-tiba melepas ciumannya dari bibirku. Dia buka kemeja lengan panjang warna hitam yang aku pakai. Setelah terlepas sempurna, dia mengecup bibirku lagi dengan tergesa-gesa, seperti tidak rela persatuan bibir kami terlepas barang satu detik pun. Kini, tangannya berusaha melepas celana panjang yang aku pakai. Dalam hitungan kurang dari tiga puluh detik, kini tubuhku sudah polos tanpa dihalangi sehelai benang pun di depan Ko Edmond. Dia segera berlutut di depan tubuh telanjangku dan berpegangan ke pantat semokku. Dia memberiku blowjob ternikmat dalam hidupku…

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now