Prolog

28 2 0
                                    

"Kalian berdua dinyatakan bercerai " putus sangat hakim mengakhiri gugatan cerai yang sebelumnya diajukan oleh kedua paruh baya, yang sedang duduk saling berdampingan dengan jarak agak jauh.

Hiks....

Tangis seorang gadis, yang menyaksikan kejadia yang sangat ia takuti selama ini pun terjadi.

Hazel Olivia Theodore. Kedua orang tuanya bercerai. Sebagai anak tunggal ia pasti akan merasakan kesepian, tanpa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya lagi.

Hazel perempuan itu duduk di taman depan gedung pengadilan hukum, sambil mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti. Saat acara gugatan selesai ia langsung berlari keluar, gadis itu tidak ingin melihat raut wajah sedih kedua orang tuanya. Itu hanya akan membuat hatinya semakin sakit.

Saat sedang duduk dengan pikiran yang terus mengusuik otaknya. tiba-tiba, ada seseorang yang menepuk bahunya pelan.

"Maaf Nak.... Ini semua salah ayah" kata Arlo, ayah Hazel. Dengan raut wajah sedih.

"Jangan minta maaf ke saya, minta sama Tuhan. karena, bapak udah ingkar janji sama Tuhan, Bapak udah melanggar ijab kabul saat menikahi ibu".ucap Hazel menahan air matanya agar tidak berteriak sekarang. Ia sudah banyak mengeluarkan air mata.

"Maaf" tidak ada balasan dari Hazel, Arlo menepuk punggung anaknya.

"Baiklah... Besok Ayah langsung berangkat ke Jepang untuk mengurus perusahaan Ayah. Kamu jaga diri ya Nak" ucap Arlo.

Ingin sekali Hazel menahan ayahnya untuk pergi tapi, ia tidak bisa akan lakukan.

"Seandainya Ayah nggak dengerin omongan Tante Yolan, mungkin ini semua gak akan terjadi" bisik Hazel, tapi bisa di dengar oleh ayahnya.

Hazel sangat kesal dengan situasi seperti ini, ia ingin ada yang membawanya pergi dari sini, perempuan itu tidak ingin melihat wajah sedih ayahnya, ia benci itu.

"El... Ayo kita pulang Nak" Ajak Ayana, ibu Hazel. Tiba-tiba datang dan mengenggam tangan anak semata wayangnya itu.

"Maafkan saya untuk semuanya" ucap Ayana lirih dengan raut wajah sedih, dan menundukkan kepalanya kepada Arlo, yang baru saja menjadi mantan suaminya, serta Hazel yang menyalami tangan ayahnya.

"Kami pamit.... Tuan Theodore. Assalamu'alaikum" ucap Ayana memberikan salam lalu menarik tangan anak satu-satunya itu, untuk pergi menjauh dari laki-laki yang baru saja menggugatnya, dan mengajak anaknya masuk kedalam mobil.

"Wa'alaikumsalam" jawab Arlo dengan nada sendu.

'Kamu tidak akan merasakan kesepian Nak' ucap Arlo dalam hati, dan terus memerhatikan punggung kedua perempuan yang sangat ia cinta berjalan pergi meninggalkannya dan perlahan mulai menghilang.

"Hazel... " panggil Ayana saat keduanya memasuki mobil.

"Iya ma? "

"besok lusa Ibu ada kerja di surabaya. Jadi, mulai besok kamu tinggal sendiri gak apa-apakan Nak?" Tanya Ayana. Meskipun sudah tau jawabannya, pasti anaknya ini mengizinkannya.

"Iya gak apa-apa kok bu" jawab Hazel berbohong ia sebenarnya tidak ikhlas ibunya pergi karena ia pasti akan merasakan kesepian lagi.

"Berapa hari mah?" Tanya Hazel menatap wajah ibunya.

"Gak lama kok ,cuman seminggu" Jawab Ayana.

Hazel hanya mengangguk. Toh, ia juga sering ditinggal kedua orang tuanya ke luar kota.

Saat perjalanan, Hazel hanya terus menatap kearah luar jendela dengan tatapan kosong terlalu banyak air mata yang keluar, selama dua hari berlalu ketika ia mengetahui orang tuanya akan bercerai ia terus menagis.

10/01/24

GREY (On Going) Where stories live. Discover now