slow feeling

237 7 0
                                    

Tak terasa sudah dua jam ella menghadiri agenda itu dengan keseruan mendengar beberapa nasehat dan inspirasi serta menjawab sesi tanya jawab, rasanya membuat ella menjadi lebih hidup lebih merasa dewasa karena memberikan contoh yang baik bagi para pelajar diluar sana.

"gimana janji dengan dokter william?" tanya ella seraya menyelesaikan sesi selfie nya untuk ia upload di media sosial pribadinya

"nah sudah kukabari,kata beliau kita hanya perlu keruangan nya saja, dan kau sendiri apa sudah selesai?"

Ella mengangguk, "kita bisa pergi sekarang agar tidak terlalu terlambat menemui galen"

"kau merindukannya gadis nakal?" goda shella seraya tertawa

"shibal, aku hanya profesional saja tidak lebih" sahut ella kesal

"alah tidak baik mengumpat menggunakan logat korea"

"sementang kau orang korea, apakah hanya kau saja yang pantas menggunakan logat shibal?" ucap ella, menurutnya berbicara mandari dan bahasa korea itu membutuhkan teknik berbicara dan nada yang keluar langsung dari mulut pada biasanya nada berbicara itu dikeluarkan dari hidung jadi menurut ella itu sesuatu yang menarik.

"maeu ilgwanseong eobsneun pabo" sahut shella menggunakan logat khas nya seraya keluar dari ruangan tanpa aba-aba

"hei hei sibal apa yang kau katakan" ucap ella yang langsung mengejar shella.

17:00

"halo dok selamat sore" sapa shella saat telah memasuki ruangan dokter william, dokter william pun tersenyum dan menjabat tangan shella "sore juga nona shella, sudah sekian lama anda tidak kemari ada masalah pada ella?" tanya sang dokter melihat kearah ella seraya tersenyum.

"tidak ada hal yang serius dokter, hanya saja semalam aku demam yah seperti kejadian setahun lalu itu" sahut ella apa adanya

"masih bergetar dan sesak nafas?"

Ella hanya mengangguk mendengar pertanyaan dari dokter william "dulu, aku menyarankan obat untuk mu, tapi kau menolak" sahut dokter william seraya duduk di kursi nya

"aku hanya ingin bisa bangkit dari trauma ku dengan usahaku sendiri dok, bukannya dengan kebergantungan ku pada obat-obatan" sahut ella menundukkan pandangannya "aku yakin dengan diriku sendiri yang mampu"

Dokter william tersenyum "kau memang mampu aku tau ella,tapi kau jangan heran jika kejadian itu akan terjadi lagi padamu untuk kedepannya, itu sangat menyakitkan bagi mental mu, maka dari itu aku sempat menyarankan obat"

dokter william pun segera mengetik sesuatu di komputernya "kau masih memiliki anxiety disorder ella dan aku harap kau bisa mengontrol nya dengan baik" ucap dokter william

"Seperti yang kau katakan, pertama Tarik Napas Dalam-Dalam, kedua Fokus pada Kegiatan yang Dijalani, ketiga sering Olahraga, keempat Menghindari Konsumsi Alkohol dan Kafein dan yang terakhir sering Mengonsumsi Makanan Sehat." ucap ella mengingat terapi mandiri nya

"dan satu lagi ada tambahan"

"apa itu dok?" tanya ella penasaran

"kau harus berani, berani untuk melawan semua trauma mu, jika kau takut mau sebanyak apapun usaha dan obat yang kau komsumsi itu tidak akan mempan, kau mengerti ella?"

Ella hanya mengangguk seraya memainkan jari jemari nya tak beraturan, pikiran gadis itu kosong sekarang, mengapa dunia harus memberikan mental hidup yang seperti ini?

------------------- the side --------------------

Galen sekarang tengah meneguk secangkir kopi diruangan kerja nya seraya menatap kaca yang langsung menampakkan keindahan kota swiss di sore hari, hati pria ini merasa tak tenang, entah apa yang ia fikirkan namun sejak dari tadi pria itu tampak berkali-kali menatap jam tangannya menunggu pertemuannya dengan ella.

Perlu galen akui ia terkadang terpesona dengan senyuman yang gadis itu lemparkan padanya,namun titik yang membuatnya tertarik adalah ragan, sang putra yang amat mencintainya. namun aneh nya saat ia berada di kediamannya suasana tampak mencekam seperti tidak ada tanda-tanda suasana tenang dirumah nya sendiri.

Sejenak galen berfikir apakah benar kata leon jika ia harus mencari tempat tinggal baru? Agar tidak terus terikat dengan kenangannya bersama sang mantan istri, tapi rasanya semua itu menguras tenaga nya.

"galen kau kan ha-

"apakah kita akan pergi sekarang?" tanya galen spontan saat leon memasuki ruangannya. Leon lantas tertawa puas "oh mengapa pak galen? oh tuan rocly? Apakah anda tidak sabar untuk bertemu nyonya ziell?" goda leon

galen membuang muka nya beralih menatap keindahan sore hari di kota swiss itu daripada menatap muka leon yang membuatnya merasa kesal "aku hanya penasaran dengan apa yang akan ia ceritakan dan kau ceritakan tidak lebih."

Leon pun merangkul pundak galen "hei selain sebagai manager aku juga seorang sahabatmu bukan? Kau tak ingin mendengar nasehat dariku?"

"baiklah aku akan mencoba mendengarkan nasehatmu kali ini teman"

"kau itu harus mencari hidup yang baru bagi anakmu dan bagi dirimu sendiri galen. jika kau mengatakan bahwa itu membuat mu lelah membuatmu letih, maka kau harus menemukan seseorang pilihan dari hatimu agar kau tidak terlalu letih galen"

"jadi, aku harus bagaimana leon? Apakah aku juga harus mengganti rumah yang baru untuk diriku? Jika aku melakukannya maka ella tidak akan tinggal lagi dirumah ku yang baru karena ia ingin memecahkan masalah arana"

"kau mulai tertarik padanya?"

Galen terdiam sejenak lalu menjawab "bukan tertarik, tetapi aku hanya seperti terkejut karena gadis itu langsung mendapat hati ragan-

"dan kini mulai mendapatkan hatimu?" potong leon menaikkan sebelah alisnya

Galen hanya terdiam dan meneguk secangkir kopi nya hingga habis "dia mengalami trauma leon, dia tidak bisa dipaksa"

"dia mencari seseorang yang menjadi obat bagi trauma nya dan kau mencari seseorang yang bisa menyembuhkan sakitmu dimasalalu bukan? Bukankah kalian itu seperti saling membutuhkan?"

"shella juga cerita sedikit padaku tentang ella yang mengalami trauma dan tidak ingin bergantung pada obat-obatan, dia adalah gadis yang kuat gadis pemberani" ucap galen dengan tatapan kosong "tapi sampai sekarang aku tidak mengetahui segelap apa trauma yang dihadapi gadis malang itu"

"kau ingin mencari tahu?" tanya leon memberi saran, galen hanya terdiam tanpa memberi persetujuan

"belajar dulu untuk bisa mencintainya, dengan begitu kau baru bisa mendengar seluruh masalah dan keluh kesahnya, kau harus menjadi rumah dan tempat gadis itu berani terbuka padamu"

jatuh cinta itu memang menyenangkan,tetapi satu hal yang harus kita ingat, people come and go (manusia itu datang dan pergi). Setiap masa ada orangnya. Jadi galen selalu memantapkan dihatinya bahwa lelaki hanya jatuh cinta sekali dan sisanya menjalani hidup.

Namun sebenarnya bukan seperti itu. jika berpondasi seperti itu akan membuat kita terlarut dan berlarut dalam kesedihan itu disepanjang hidup kita, hidup memang sekali tetapi bukan berarti semua yang kita alami itu harus sekali.

Mari bahagia untuk berkali-kali dan mari menyelesaikan masalah berkali-kali, walau hidup cuman sekali, namun ada berkali-kali cara kita untuk berusaha menikmati kehidupan.

needed man's and little sweet princessحيث تعيش القصص. اكتشف الآن