Chapter 12 : Sayap Yang Terhukum ... Telah Kembali (Part 2)

64 2 0
                                    

Chapter 12.

Sayap Yang Terhukum ... Telah Kembali (Part 2)

------------------------------------------------------------------

Kemudian, Gabriel membawa Azrallik untuk terbang menuju Surga, karena sayap pemuda berambut hitam tersebut telah mengalami kerusakan yang sangat fatal karena sudah terlalu lama terkekang oleh rantai-rantai yang mempunyai kekuatan untuk menahan setiap kekuatannya. Selama perjalanan untuk naik keatas Surga, Gabriel tidak henti-hentinya menitikkan air mata ketika melihat Azrallik yang tidak henti-hentinya berdoa dan meminta ampunan kepada Tuhannya, menghiraukan setiap apapun yang ada disekitarnya, seluruh fokusnya hanya tertuju kepada Tuhannya saja.

Tidak lama setelah itu, mereka berdua sampai didepan sebuah gerbang yang terbuat dari emas dan permadani permadani yang terlihat begitu sangat cantik dan indah, gerbang tersebut berukuran sangat besar sekali, dan disamping kiri dan kanannya, nampak beberapa orang yang mengenakan baju zirah yang terbuat dari emas, tengah berdiri untuk memastikan tidak ada tamu yang tidak diundang yang akan berkunjung dan berbuat kekacauan.

Mereka semua tidak lain adalah Brave Saint, seorang manusia yang dihidupkan kembali menjadi seorang Malaikat, kekuatan mereka berbasis cahaya, sama seperti Malaikat pada umumnya, mereka adalah penduduk Surga yang pertama, sekaligus penjaga gerbang Surga. Mereka mempunyai kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh, meskipun jauh lebih lemah dibandingkan Ras Malaikat murni yang secara langsung diciptakan oleh Tuhan itu sendiri, mereka, Brave Saint tidak akan tinggal di bumi lagi, melainkan mereka akan tinggal di Surga pertama.

Kedatangan Gabriel tentunya membuat mereka semua langsung membungkukkan badannya, untuk memberikan penghormatan kepada salah satu Malaikat Agung yang begitu sangat terhormat diseluruh penjuru Surga. Namun, mereka juga menyimpan rasa kebingungan sekaligus keheranan, karena mereka menyadari, ada sesosok pemuda yang juga datang bersama dengan Gabriel.

Sosok tersebut adalah seorang pemuda berambut hitam yang belum pernah sekalipun mereka semua lihat, tubuh pemuda tersebut terlihat penuh dengan luka-luka yang disetiap luka-luka tersebut, mengalir aliran darah yang berwarna keemasan. Pakaian pemuda tersebut berupa sebuah jubah berwarna hitam pekat yang sudah sobek sana-sini, raut wajahnya nampak begitu sangat menyesal dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir keluar dari kedua matanya yang terpejam.

Mereka semua juga sadar, bahwa pemuda tersebut sepertinya bukanlah berasal dari Surga, karena memang mereka belum pernah melihat pemuda tersebut ataupun mengetahui tentangnya, wajar saja mereka sama sekali tidak mengetahui akan siapa sebenarnya pemuda misterius berambut hitam tersebut, karena mereka pada dasarnya bukanlah penduduk asli Surga. Pada awalnya, mereka semua menduga bahwa pemuda tersebut adalah sesosok manusia yang akan dihidupkan kembali untuk menjadi Brave Saint, sama seperti mereka, karena mereka sama sekali tidak bisa melihat sayap yang terdapat pada bagian punggung pemuda tersebut, yang berarti bahwa pemuda tersebut adalah seorang manusia biasa.

Berbeda dari hari-hari yang biasanya, Gabriel sama sekali tidak terlalu memperdulikan orang-orang Brave Saint yang tengah memberikan penghormatan kepadanya, gadis cantik nan rupawan tersebut terus melanjutkan terbangnya untuk sampai ke Surga yang lebih tinggi, untuk mencari seseorang yang begitu sangat berarti. Dengan menggunakan kesepuluh sayapnya, tidak membutuhkan waktu lama lagi, Gabriel bersama dengan Azrallik sudah berada di Surga kedua, dimana menjadi tempat dimana para Malaikat mengobservasi bintang-bintang.

Kedatangan Gabriel sontak saja langsung disambut dengan penuh hormat oleh seluruh Malaikat-malaikat yang berada disana, namun sama seperti sebelumnya, ia tidak terlalu memperdulikan mereka semua, karena saat ini, ada sesuatu hal yang jauh lebih penting yang harus ia selesaikan. Sesekali, ia melirik kearah Azrallik yang tengah ia peluk menggunakan kedua tangannya, dan mendapati bahwa pemuda berambut hitam tersebut masih melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, dia nampak tengah berdoa sembari terus memejamkan kedua matanya, diiringi dengan aliran air mata yang terus-menerus mengalir keluar dari kedua matanya yang tengah tertutup.

Unholy Insurgency : The God's SlayerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora