Chapter 8 : Janji Yang Tidak Boleh Diingkari! Aksi Seorang Malaikat Jatuh!

65 5 0
                                    

Chapter 8.

Janji Yang Tidak Boleh Diingkari! Aksi Seorang Malaikat Jatuh!

------------------------------------------------------------------

"Tapi aku sudah berjanji dengannya, Buchou!"

Ruangan yang nampak remang-remang, suasana yang terasa sunyi, yang hanya diisi oleh tiga orang saja, terasa  begitu menekan dan mencekam. Nampak jika ketiga orang tersebut adalah Rias, Issei dan juga Ryuma yang kebetulan memang tengah berkunjung ke Gedung Klub Penelitian Ghaib, untuk menemani Issei mengatakan sesuatu kepada Rias.

"Tidak! Aku tidak bisa membiarkan dirimu dekat dengannya! Kau tahu, itu sangat berbahaya!" Bentak Rias dengan tegas, menolak dengan tegas permintaan dari Issei karena ia tahu, permintaan pemuda tersebut hanya akan membawa suatu bencana dikemudian hari.

"Dengar, Issei! Iblis seperti dirimu hanya akan membawa suatu bencana pada kita semua! Seorang yang suci sama sekali tidak akan membawa kebaikan kepada kita, seharusnya kau tahu itu. Kau bukanlah manusia lagi!" Lanjut Rias dengan suaranya yang terdengar dingin dan penuh dengan ancaman, memperingatkan Issei kembali bahwa ia sudah berbeda dari yang sebelumnya, yang mana, sekarang ia adalah seorang Iblis, yang tidak bisa melakukan apapun seenaknya seperti ketika ia masih menjadi seorang manusia biasa.

Sedari awal, Ryuma hanya diam saja tanpa mengatakan sepatah katapun, karena memang ia tidak bisa membantu Issei sedikitpun, apa yang dikatakan Rias memanglah benar, seorang Iblis seharusnya tidak melanggar batasannya, apalagi, seorang yang Issei ingin temui adalah salah satu musuh terbesar Iblis, dari Faksi Gereja, yang dapat melenyapkan Iblis dengan mudah dengan kekuatan suci mereka.

"Kau akan binasa dengan sangat menyakitkan, lalu jiwamu akan dibuang ke kehampaan untuk selama-lamanya... Kamu tidak akan bisa merasakan apa yang akan kamu rasakan jika itu sampai terjadi, kan?" Ucap Rias sembari menatap tajam kearah Issei, memberikan suatu peringatan keras kepada pemuda tersebut akan konsekuensi apa yang harus ia tanggung jika ia sampai melakukan apa yang telah ia larang kepadanya.

"Kamu mungkin merasa jika ini seperti pemaksaan... Tapi... Ini untuk kebaikanmu sendiri. Jadi, tolong camkan itu..." Lanjut Rias dengan suaranya yang mulai melunak, kemudian ia langsung berjalan pergi meninggalkan Issei yang tengah mematung dengan wajahnya yang terlihat tertekan, memikirkan apa yang harus ia lakukan kedepannya.

Perasaannya bercampur aduk, antara menyesal, karena ia tidak bisa menunaikan janjinya kepada temannya yang begitu berarti, dan marah karena Rias sama sekali tidak boleh membiarkannya bertemu lagi dengan temannya tersebut, ia tahu bahwa temannya tersebut adalah sosok yang berkemungkinan membahayakannya, tetapi, sosok tersebut telah menjadi temannya, apalagi ia sudah berjanji kepadanya untuk bertemu kembali.

Dengan kedua matanya yang tajam, Ryuma memperhatikan gerak-gerik Issei yang nampak tengah berpikir keras akan apa yang akan ia lakukan, mematuhi perintah ketuanya, atau bertemu dengan temannya tanpa sepengetahuan Rias, semuanya ada ditangan Issei, entah pilihan apa yang akan dipilih oleh pemuda tersebut, yang jelas, itu semua berada diluar tanggungjawabnya, sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya, meskipun, jika kejadian akan memburuk, ia akan hadir untuk menawarkan bantuan kepadanya.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Didalam Gedung Klub Penelitian Ghaib, nampak Ryuma yang tengah duduk bersantai pada sebuah sofa berwarna merah bersama dengan Kiba yang juga tengah duduk tepat disampingnya. Didepannya, nampak Issei yang tengah berbincang-bincang dengan Rias mengenai masalah yang baru-baru ini terjadi terhadapnya, apalagi jika bukan karena temannya, teman yang sepertinya sangat berharga baginya.

Unholy Insurgency : The God's SlayerWhere stories live. Discover now