Chapter 2: Akademi Kuoh

140 6 0
                                    

Chapter 2.

"Apakah Senpai membutuhkan bantuan?"

Lantas saja Ryuma terkejut, saat mendengar bahwa ada suara yang tengah berbicara kepadanya. Ia menoleh kebelakang, dan alangkah terkejutnya ia saat menyadari sosok yang tengah berbicara kepadanya tersebut.

Ryuma dapat melihat, bahwa ada seorang murid perempuan yang tengah berdiri dihadapannya. Gadis itu mempunyai rambut pendek berwarna putih, raut wajahnya yang datar dan tubuhnya yang mungil. Orang yang tidak tahu, mungkin mengira bahwa gadis itu masih berada di rentang umur yang masih berada di 12 tahun.

 Orang yang tidak tahu, mungkin mengira bahwa gadis itu masih berada di rentang umur yang masih berada di 12 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh itu, tentu. Jika Nona tidak keberatan."

Ryuma membalas dengan suara yang sedikit lembut, ia sangat bersyukur bahwa akan ada seseorang yang datang untuk membantu dirinya. Gadis itu perlahan menganggukkan kepalanya dan mulai berjalan pelan, meninggalkan Ryuma yang tengah berdiri mematung.

"Ikuti aku, Senpai."

Gadis itu berkata dengan suara yang datar, yang mampu membuat Ryuma kembali tersadar dari lamunannya sendiri. Tanpa banyak basa-basi lagi, pada akhirnya ia berjalan mengikuti gadis berambut putih didepannya itu.

(Short Timeskip)

Setelah menghabiskan beberapa waktu dalam perjalanan, pada akhirnya Ryuma dan gadis berambut putih itu sampai didepan gedung yang berukuran cukup besar. Setelah melihat gedung besar yang sekarang ada dihadapannya itu, membuat Ryuma sangat terkejut.

Bagaimana gadis kecil ini mengetahui tempat tujuannya? Bahkan sebelumnya ia tidak mengatakan apapun kepada gadis itu, terlebih lagi mengatakan tujuannya. Ia saat ini telah berpikiran, bahwa gadis berambut putih ini bukanlah murid sembarangan, barangkali gadis ini mempunyai kelebihan untuk membaca pikiran orang lain? Tentu saja tidak ada yang tahu, selain diri gadis itu sendiri.

"Terimakasih sudah membantu ku, Nona."

Ryuma mengucapkan terimakasih kepada gadis berambut putih itu, sebab sudah mengantarkannya menuju gedung OSIS, yang selama ini dirinya cari-cari. Sedangkan gadis itu hanya memberikan anggukan pelan, sebelum pada akhirnya berjalan pergi meninggalkan Ryuma sendirian.

"Hmmm... Sekarang apa yang aku lakukan?"

Ryuma berkata dengan lirih, saat menatap gedung yang telah berdiri dihadapannya dengan sangat kokoh. Semua dokumen sudah dirinya bawa, sekarang hanya menunggu tindakan darinya. Masalahnya sekarang, ia tidak melihat satupun orang yang berlalu lalang disekitar gedung OSIS, gedung itu sangat sepi, seolah-olah tidak ada orang didalamnya.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"

Namun pada saat Ryuma sedang larut dalam pemikirannya sendiri, tiba-tiba saja ada suara yang membuat dirinya kembali terkejut. Namun kali ini suara itu berasal dari arah sampingnya, daripada arah belakangnya.

Ryuma lantas saja menoleh ke sumber suara tersebut, dan mendapati bahwa ada dua orang yang tidak dikenalnya. Kedua orang itu tengah berdiri dengan raut wajahnya yang datar, serta tatapan matanya yang tajam.

Unholy Insurgency : The God's SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang